Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Sabtu, 15 Januari 2011

Sejuta Manfaat Jengkol


Bila Anda penggemar makanan tradisional, pasti Anda mengenal benda yang berbentuk bulat gepeng, kulit tipis kecoklatan, berbau dan banyak dikonsumsi orang. Benda tersebut adalah Jengkol. Jengkol atau Jering atau Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk yang digemari di Malaysia, Thailand dan Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat yang seharinya dikonsumsi 100 ton.

Tanaman jengkol berupa pohon yang tingginya dapat mencapai 10-26 meter. Buahnya berupa polong berbentuk gepeng dan berbelit. Warna buahnya lembayung tua. Setelah tua, bentuk polong buahnya menjadi cembung dan di tempat yang mengandung biji ukurannya membesar. Tiap polong dapat berisi 5-7 biji. Bijinya berkulit ari tipis dan berwarna cokelat mengilap.

Jengkol akan membuat kehebohan saat memasaknya dan setelah diproses oleh pencernaan, yaitu menimbulkan bau yang katanya tak sedap. Penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.

Bau yang ditimbulkan dari jengkol itu sebenarnya cukup mengganggu, terutama bagi orang lain yang tidak ikut makan. Kalau yang makan, meskipun bau, setidak-tidaknya sudah menikmati kelezatan jengkol. Tetapi bagi orang lain yang tidak ikut merasakan, tetapi cuma kebagian baunya, akan merasa sangat terganggu. Apalagi dengan air seni yang dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air di WC dan kurang sempurna membilasnya, maka WC akan bau tidak enak dan mengganggu ketenangan orang lain.



Saat dicerna jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) yang dibuang ke ginjal. Di sinilah efek yang sering ditakuti oleh orang-orang, yaitu jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.

Risiko terkena jengkolan ini tidak tergantung pada banyaknya jengkol yang dikonsumsi, tetapi bergantung pada kerentanan tubuh seseorang. Orang yang rentan, mengonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Apa yang memengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat belum jelas, tapi diduga akibat faktor genetik dan lingkungan.

Dibalik bau yang ditimbulkan jengkol, ternyata terkandung manfaat yang berguna bagi kesehatan. Menurut berbagai penelitian menunjukkan bahwa jengkol juga kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, Vitamin C, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin.

Khusus untuk vitamin C terdapat kandungan 80 mg pada 100 gram biji jengkol, sedangkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari adalah 75 mg untuk wanita dewasa dan 90 mg untuk pria dewasa.

Selain itu, Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 g per 100 g bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 g per 100 g. Kebutuhan protein setiap individu tentu saja berbeda-beda. Selain untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun enzim, hormon, dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut zat pembangun.

Untuk zat besi, Jengkol mengandung 4,7 g per 100 g. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah sulit menelan.

Remaja, wanita hamil, ibu menyusui, orang dewasa, dan vegetarian adalah yang paling berisiko untuk mengalami kekurangan zat besi. Di dalam tubuh, besi sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi.

Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg/ 100 g. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh.

Keperluan kalsium terbesar adalah pada saat masa pertumbuhan, tetapi pada masa dewasa konsumsi yang cukup sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan tulang. Konsumsi kalsium yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 800 mg per hari.

Kandungan fosfor pada jengkol (166,7 mg/100 g) juga sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi. Dengan demikian, sesungguhnya banyak manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi jengkol dan ini hanya masukan saja, bukan doktrin yang mengharuskan Anda untuk percaya dan mengikuti agar mengkonsumsi jengkol, tapi hanya sekedar Anda tahu bahwa ada khasiat dibalik sayuran polong berbau ini.

Sumber : http://www.taukahkamu.com/2010/10/sejuta-manfaat-dan-khasiat-makan.html

Ternyata Bekas Asap Rokok Dapat Menyebabkan Kanker


Sudah Pasti Kita semua tahu bahwa merokok maupun menghisap asap rokok yang dihirup perokok dapat menyebabkan kanker. Tapi ternyata sebuah penelitian yang dipublis dalam jurnal Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Amerika (PNAS), bekas asap rokok pada pembungkus kursi, pakaian dan kulit dapat menyebabkan kanker.

Para ilmuwan di Berkeley, AS, telah melakukan sejumlah uji coba laboratorium dan menemukan racun pada tingkat yang cukup berbahaya pada bahan-bahan yang terkena asap. Mengusir perokok ke luar ruangan memang mengurangi asap tangan kedua, tetapi mereka tetap akan membawa bekasnya sehingga pengaruh negatif tetap terbawa.

Meskipun sejumlah pihak memandang hasil penelitian ini sebagai sesuatu yang menggelikan dan dibuat untuk menakuti masyarakat, namun ilmuwan mengatakan noda nikotin pada pakaian dan peralatan rumah tangga dapat bereaksi pada polutan dalam ruangan dan menghasilkan senyawa kimia berbahaya bernama nitrosamin khusus tembakau atau TSNA.

Penelitian menunjuikkan permukaan beracun yang terkena asam nitrat polutan dalam tingkat ‘cukup tinggi’ dari peralatan gas tertutup dan asap mobil dapat meningkatkan derajat TSNA baru sampai 10 kali lipat. TSNA dalam jumlah besar juga ditemukan pada bagian dalam truk perokok berat.

Para peneliti mengusulkan larangan merokok di rumah dan kendaraan secara menyeluruh untuk mengurangi resiko karena sisa rokok mengikuti perokok dan menyebar kemana-mana. Unsur beracun asap rokok dapat bertahan pada permukaan lama sesudah rokok dimatikan.

Anak-anak sangat rentan terhadap bahaya ini karena mereka kemungkinan akan bernafas dari jarak dekat, bahkan menjilat dan menyedotnya. Kulit anak akan menyerap nikotin ketika perokok kembali, biasanya asam nitrus muncul di udara kemudian TSNA terbentuk. Saat ini para peneliti melanjutkan penelitian untuk lebih memahami ancaman TSNA jika memang ada.

Langkah terpenting yang dapat dilakukan orangtua untuk melindungi keluarga dari bahaya asap rokok adalah membuat rumah dan kendaraan bebas asap rokok.

Sumber :http://goodnews-inside.blogspot.com/2010/11/ternyata-bekas-asap-rokok-juga-dapat.html



Cara Mengeluarkan Asap Dari Tangan


1. Ambil sebuah kotak korek api. Potong bagian kotak korek api yang digunakan untuk menyalakan api (biasanya di Indonesia berwarna coklat tua)

2. Kupas kertas yang melekat di belakang bagian berwarna coklat tersebut. Makin sedikit kertas yang tertinggal, makin bagus hasilnya.

3. Letakkan kertas coklat tersebut di atas logam berwarna mengkilap (agar lebih mudah mengidentifikasi hasil pembakaran).

4. Bakar kertas coklat tersebut di atas logam mengkilap.

5. Buang kertas hasil pembakaran. Perhatikan, ada semacam cairan/ bubuk yang berwarna seperti karat melekat pada logam.

6. Ambil cairan/ bubuk tersebut dengan jari anda. Gosokkan jari-jari anda yang digunakan untuk mengambil bubuk/ cairan tersebut. Jari anda akan mengeluarkan asap.

Efek samping : Mungkin jari-jari yang anda gunakan untuk menghasilkan asap tersebut akan berbau seperti mesiu/ kembang api.

Sumber : http://www.zonamaya.info/2011/01/mengeluarkan-asap-dari-tangan.html