Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Kamis, 12 Mei 2011

Saat Teman Seusianya "Bingung Identitas", Assefa Hunde Telah Temukan Islam









Assefa Hunde, 23 tahun, tampil seperti anak muda Finlandia kebanyakan. Ia memelihara kumis tipis,  berpakaian ala anak muda, dan menggunakan topi yang kerap digunakan para rapper.

Hunde lahir di akhir 1980-an di Finlandia. Dia generasi kedua keluarga Ethiopia yang ditinggal di negeri itu. Akar agama keluarganya Kristen. "Identitas utama saya  Muslim. Dalam hal lain, saya warga dunia, "berkelamin" internasional. Akar saya di Ethiopia, saya lahir di Finlandia, ya...saya warga global," katanya.

Hunde masuk Islam enam tahun. Hunde berusia 18 tahun ketika ia menerima Allah dalam hidupnya. "Saya menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman Muslim. Saya tertarik belajar, dan saya masuk Islam," ujarnya. Sederhana.

Namun makin menyelami Islam, Hunde makin jatuh hati. Apalagi ketika kemudian  ia mengikuti tasawuf, yang berfokus pada pemurnian jiwa.

Ketika teman seusianya gamang tentang identitas diri, ia tidak. "Saya mantap memilih Islam. Dia tak sekadar agama, tapi jalan hidup."

Jika semuanya berjalan dengan baik, Hunde akan masuk universitas Islam suatu hari nanti. Kemana? Ia menyebut sebuah Universitas Islam terkenal di Jazirah Arab. "Banyak siswa dari Barat telah pergi ke sana. Ketika mereka telah kembali mereka telah melakukan banyak hal yang baik dalam komunitas mereka," katanya.

Setidaknya ada 45 ribu Muslim di Finlandia. Kebanyakan dari mereka adalah Sunni. Hanya ada beberapa ribu Syiah di Finlandia. Sebagian besar adalah imigran yang tiba pada awal 1990-an. Pertama yang datanglah  adaSomalia, kemudian Irak, Kosova, dan Afghan. Namun minoritas Tatar telah menetap di Finlandia sudah di akhir abad 19.Sekarang banyak anak-anak Muslim yang berimigrasi ke Finlandia dalam beberapa dekade terakhir telah dewasa. Beberapa dari mereka telah menjadi sekuler dan terbaratkan, sementara banyak tadinya bukan Muslim, malah menjadi Muslim, seperti Hunde.

Al Zaytun

































Kemenag: Tujuan Kita ke Al Zaytun Hanya untuk Konfirmasi


Menteri Agama Suryadharma Ali kemarin bersama dengan rombongan mengunjungi Pesantren Al Zaytun. Kedatangan rombongan Kemenag di pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang tersebut untuk mengkonfirmasi kebenaran adanya kegiatan NII KW 9.

"Tujuan kita ke Ponpes Al Zaytun pun hanya untuk mengkonfirmasi apakah benar ada kegiatan NII KW 9 atau tidak. Nyatanya yang kita temukan tidak ada," kata Dirjen Bimas Islam Nazarudin Umar saat dihubungi detikcom, Rabu (12/5/2011) malam.

Dalam kunjungan tersebut, Kemenag tidak mengikutsertakan para mantan petinggi NII KW 9 yang disinyalir ada hubungan dengan Al Zaytun, termasuk Menteri Percepatan Produksi NII KW 9 Imam Supriyanto.

"Tidak, kunjung tadi hanya dari pihak Kemenag saja," imbuhnya.

Ketika ditanyai mengapa tidak melibatkan para mantan Petinggi NII KW 9, Nazarudin mengatakan bahwa tugas Kemenag hanyalah sebagai pembimbing.

"Kemenang itu kan tugasnya hanya membimbing, kalau sampai bawa-bawa orang itu namanya penyelidikan, dan itu bukan tugas kita," ujarnya.


Mantan Menteri NII: Selamatkan Al Zaytun


"Yang di atas ada ormas, parpol, pendidikan. Yang di bawah punya struktur sendiri."
Kunjungan Menteri Agama, Suryadharma Ali, ke Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, disambut baik mantan Menteri Peningkatan Produksi NII, Imam Supriyanto.

"Dengan kunjungan menteri agama, dengan keinginan pemerintah menyelamatkan lembaga pendidikan, saya justru bergembira," kata Imam saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu 11 Mei 2011.

Imam menjelaskan, tidak ada NII di Al Zaytun. Pesantren itu adalah lembaga pendidikan yang netral dan sesuai aturan formal. Tak ada materi NII yang diajarkan, kalaupun ada hanya nilai-nilainya. "Saya sudah bilang lembaganya tak masalah, bukan Al Zaytun yang dipermasalahkan, tapi pihak-pihak yang bersembunyi di balik itu," kata dia.

Imam justru berpendapat, pesantren megah itu dan murid-muridnya harus diselamatkan. "Karena saya tahu perasaan orang tua murid, karyawan yang dapat nafkah dari sana," kata dia.

Dia menegaskan, upaya membongkar borok NII bukan untuk menyerang Al Zaytun. Namun, memperkarakan oknum Panji Gumilang, yang kebetulan pimpinan pesantren itu. "Kalau [dia] perlu dana, lakukan dengan  cara-cara arif yang tidak mengganggu kehidupan sosial," kata dia.

Imam menambahkan sumber daya Al Zaytun mampu untuk melakukannya. "Saya dulu kan pegang kegiatan pertanian, peternakan. Sapi, misalnya, tingkat keberhasilan di Al Zaytun di atas rata-rata."

Bisa menghasilkan sapi unggul yang nilainya bisa Rp100 juta saat berusia satu tahun. Sperma sapi yang dihasilkan berharga sampai US$500. "Banyak cara sebetulnya, cuma manajemennya bermasalah."

Dijelaskan Imam apa yang dia lakukan dengan melaporkan perbuatan Panji Gumilang ke polisi bukan karena ingin mendiskreditkan Al Zaytun. "Sekolahnya saya ikut membangun, masa saya hancurkan. Saya bukannya dendam, kalau Panji Gumilang mau diajak biaca, bisa menerima masukan, tidak seperti ini jadinya," tambah Imam.

Setelah kunjungan Menteri Agama ke Al Zaytun, lanjut dia, Kementerian Agama dikabarkan akan membentuk tim investigasi. "Saya sudah janji dengan mereka, memberikan kontribusi berupa data dan bukti."

Sebaliknya, jika tujuan Menteri Agama datang untuk mencari keterkaitan NII di Al Zaytun, Imam menilai itu hal yang sia-sia. "Mana ada gerakan di permukaan. Strategi NII ada di atas ada di bawah, yang di atas ada ormas, parpol, pendidikan. Yang di bawah punya struktur sendiri. Tidak mungkin kelihatan, apalagi sekarang saya bicara blak-blakan."

Sebelumnya, Menteri Agama mengaku sulit mengaitkan pondok pesantren itu dengan paham radikal dan keras, termasuk gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

"Karena pendidikan di sini mengaitkan realitas kehidupan, di mana ada proses ekonomi yang terjadi. Mulai dari produksi, pengolahan, hingga penjualan," jelas Suryadharma di sela kunjungannya ke Pondok Pesantren Al Zaytun, Rabu 11 Mei 2011.

Hasil penelitian Kementerian Agama, kata dia, "Tidak ada kaitan Al Zaytun dengan NII. Jadi, ini bukan berarti membantah."



Di Balik Mewahnya Pesantren Al Zaytun

Kemegahan dan mewahnya pondok pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat mengundang decak kagum. Termasuk Menteri Agama, Suryadharma Ali yang untuk kali pertamanya berkunjung ke sana. 'Bagaikan kota di tengah hutan'.

Mengenai asal-usul kehadiran Pesantren Al Zaytun ini pernah disampaikan mantan Menteri Peningkatan Produksi NII, Imam Supriyanto. Menurut dia, yayasan Al Zaytun didirikan pada 2 Januari 1994, setelah itu dilakukan pembebasan tanah. "Pondasi pertama diletakkan tahun 1996, tahun 1999 diresmikan oleh Presiden BJ Habibie," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu 11 Mei 2011.

Dijelaskan dia, Al Zaytun adalah program dari Negara Islam Indonesia (NII) Komandemen Wilayah 9 untuk kaderisasi pendidikan formal. "Kami sudah mengukur bahwa dinamika apa yang harus dibekalkan pada anak-anak untuk menghadapi kehidupan, agar tidak phobia," kata dia.

Mengapa gedung Al Zaytun bisa demikian mewahnya? Dijelaskan Imam, dana awal pembangunan adalah obligasi senilai 350 miliar. Selanjutnya dikumpulkan dari anggota-anggota itu, dari bawah yang mencari," kata dia.

"Sekarang you itung, kalau dari uang masuk US$3500, kalau 500 anak, berapa sih yang terkumpul. Belum lagi biaya cicilan dan operasional," kata Imam. Untuk itulah diduga pengumpulan dana NII masuk ke pesantren itu.

"Lha iya, sementara Al Zaytun nggak punya bisnis yang lain. Kalau Panji Gumilang jualan kardus, besi tua, butuh berapa juta ton?"

Untuk mengungkap aliran dana Al Zaytun, tambah Imam, bisa dilakukan dengan pembuktian terbalik. "Panji Gumilang itu pengajar sekolah aliyah swasta, jadi dai di Malaysia. Pulang tahun 1988, kemudian pada 1998 sudah mengagungkan banyak orang, punya pengikut militan, punya uang ratusan miliar. Dari mana?"

Lantas mengapa pengikut NII mau menyerahkan uang berjuta-juta  pada pimpinannya. "Kalau sudah dibaiat kemudian jadi warga NII, bayangannya  jaminannya surga, nilainya ibadah. Di luar NII neraka. Itu kenapa mereka rela," kata Imam.

Tak hanya itu,  para pengikut juga dijanjikan mendapat keuntungan jika NII benar-benar berdiri sebagai sebuah negara. "Kalau suatu ketika menang dapat banyak harta, jabatan."

Dalam wawancara dengan VIVAnews sebelumnya, Panji Gumilang membantah ada keterkaitan Al Zaytun dengan NII. "Negara Islam Indonesia itu sudah selesai sejak Imam Sekarmaji Marijan Kartosoewiryo mengumandangkan proklamasinya, dengan tahun 1962 sudah selesai. Tidak ada. Selesai."

"Kemudian pembuktian, apa pendidikan masyarakat di sini, saya terangkan itu, baik murid, maupun guru maupun eksponen yayasan, maupun karyawan yang kerja di sini, seperti itu adanya. Kita terapkan toleransi, terapkan perdamaian, maka tidak terlalu sulit hidup di sini, mudah mengatasi entah itu keroyokan, entah itu pertikaian entah itu silang pendapat yang tidak bisa diselesaikan, damai-damai saja. Karena memang niatnya toleransi dan damai."


85 Mahasiswa Unpad Diduga Terjerat NII


Mahasiswa yang terjerat berasal dari kampus di Jatinangor dan Bandung.

Sudah jadi rahasia umum, bahwa mahasiswa adalah target empuk Negara Islam Indonesia (NII). Tak hanya di Malang, Jawa Timur, kelompok ini diduga menggurita di banyak universitas, baik negeri maupun swasta.

Salah satunya di Jawa Barat, NII diyakini telah menyusup di Universitas Padjadjaran. Elni Napisah, dari Departemen Akidah Crisis Centre, Forum Komunikasi Dakwah Islam Fakultas atau (FKDF) Unpad mengaku, pihaknya telah mendata mahasiswa yang diduga terjerat NII. "Data terakhir yang kami miliki, ada 85 mahasiswa terjaring NII," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com.

Dijelaskan Elni, mahasiswa yang terjerat berasal dari 20 fakultas di Unpad, di Jatinangor, Sumedang dan di Bandung. "Di Bandung marak perekrutan ini, Unpad menjadi salah satu universitas target," tambah dia.

Mahasiswa Fakultas MIPA ini mengungkapkan, berdasarkan hasil investigasi, kelompok NII mengincar mahasiswa baru. "Kalau sekarang angkatan 2010, biasanya mahasiswa baru itu bersemangat mencari Islam yang lebih dalam," tambah dia.

Celah inilah yang dimanfaatkan NII. Mereka mengajak mahasiswa baru berdiskusi, tentang pergerakan Islam dan topik-topik lain. "Tapi yang disampaikan ayat-ayat itu saja," kata dia. Setelah korban berhasil digaet, akan terus dibaiat. "Baiatnya di Bandung, di sana mereka langsung bertemu Imam. Setelah itu akan dilakukan semacam kajian tertutup di kos." Selain mahasiswa anyar, NII mengutamakan perekrutan mahasiswa yang satu daerah dengan anggota NII senior.

Berbagai iuran akan diberlakukan pada anggota yang telah dibaiat. "Setahu saya ada infak khusus, kalau tidak salah 2/3 pendapatan tiap bulan, notabene dari kiriman orang tua," kata dia.

Elni mengaku, pihaknya menerima pengaduan dari korban NII. Mahasiswa pria ini merasa terganggu dengan pendekatan mereka yang gencar. "Korban menyatakan ke luar, namun diancam, ancamannya sampai nyawa. Kami sempat susah menanganinya, tapi untung sekarang sudah baik."

FKDF jelas Elni, punya sikap tegas, mendukung segala upaya untuk memberantas NII di Unpad. Selain melakukan monitoring, juga melakukan penguatan akidah. Tak ketinggalan melakukan pendampingan kepada para korban. "Kami juga membuka call centre pengaduan korban di nomor 085295293809," tambah dia.





Eks NII Beber Kaitan Al Zaytun-NII ke Polri

Mantan Menteri Peningkatan Produksi Negara Islam Indonesia (NII), Imam Supriyanto memberikan keterangan kepada penyidik Polri terkait laporan dugaan pemalsuan dokumen yang dilakukan pimpinan Pesantren Al-Zaytun, Panji Gumilang. Dalam keterangannya, Imam juga membeberkan keterkaitan Panji Gumilang dengan gerakan NII.

"Dalam keterangan saya itu, juga ada masalah makar," kata Imam kepada VIVAnews.com, Rabu 11 Mei 2011.

Sebelumnya, Imam melaporkan Panji Gumilang ke Mabes Polri dengan tuduhan pemalsuan dokumen. Imam merasa diberhentikan secara sepihak dari kepengurusan Al-Zaytun oleh Panji Gumilang dengan cara memalsukan tanda tangan dan akta yayasan. Selasa, 10 Mei kemarin, Imam memberikan keterangannya sebagai pelapor.

Selain kepada penyidik, Imam juga menjelaskan keterkaitan Panji Gumilang dengan NII kepada tim yang ditunjuk Mabes Polri untuk menangani masalah NII. "Kita kemarin diskusi soal keterkaitan tersebut," kata dia.

Dia menceritakan, telah mengenal Panji Gumilang sejak 1988. Saat itu, Panji Gumilang menjabat sebagai Kepala Staf Komandemen Wilayah 9 NII. "Saya juga cerita bagaimana sejarah berdirinya Al-Zaytun dan bagaimana kaitannya dengan NII," kata dia.

Menurut dia, dalam diskusi itu, polisi mengatakan segera mendalami cerita yang dia sampaikan. "Yang didalami kaitan makarnya," kata dia.

Imam pun berjanji kepada Kepolisian akan menyerahkan bukti-bukti keterkaitan antara Panji Gumilang, Al-Zaytun, dan NII. "Dalam seminggu, akan saya sampaikan bukti-bukti itu. Ini inisiatif saya sendiri," kata dia.

Sejumlah pihak menuding Pesantren Al-Zaytun yang berada di Indramayu, Jawa Barat sebagai pusat pemerintahaan NII. Panji Gumilang alias Abu Maarik diduga sebagai presidennya. Namun, tudingan itu telah dibantah oleh Panji Gumilang.