Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Tampilkan postingan dengan label Kembali Fitri Bukan Kembali Suci?Benarkah?. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kembali Fitri Bukan Kembali Suci?Benarkah?. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Agustus 2011

Kembali Fitri Bukan Kembali Suci?Benarkah?









Berbagai iklan reklame sering mengelabui atau kasarnya 'membodohi'. Itulah yang membuat rancu masyarakat saat ini menjelang Idul Fithri. Seringkali dipahami bahwa maksud Idul Fithri adalah kembali suci, seakan-akan jika telah jalani puasa berarti kita telah keluar dari bulan Ramadhan seperti bayi yang baru lahir. Mari lihat ulasan sederhana berikut.
Makna 'Idul Fithri
Jika kita tilik dalam kamus Al Mu'jam Al Wasith, 'ied adalah suatu perkara penting atau sakit yang berulang, bisa juga sesuatu yang berulang tersebut adalah sesuatu yang dirindukan dan semacamnya. 'Ied juga berarti setiap hari yang terdapat perayaan di dalamnya. Sedangkan fithri berasal dari kata 'afthoro' yang berarti memutuskan puasa karena melakukan pembatalnya. Jadi fithri di sini dimaksudkan dengan hari setelah Ramadhan, di mana tidak berpuasa lagi. Hal ini berbeda dengan kata fithroh (fitrah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang dalam bahasa Arab bermakna sifat asli atau watak asli, atau bermakna pula tabi'at selamat yang belum tercampur 'aib (Lihat Al Mu'jam Al Wasith, hal. 727-728).
Dari sisi bahasa, 'Idul Fithri saja bukan berarti kembali suci. Apalagi jika kita melihat kembali dalam kitab-kitab fikih, tidak pernah dijumpai makna demikian.
Kapan Kembali Suci?
Ulama salaf lainnya mengatakan kepada sebagian saudaranya ketika melaksanakan shalat ‘ied di tanah lapang, “Hari ini suatu kaum telah kembali dalam keadaan sebagaimana ibu mereka melahirkan mereka.” (Dibawakan oleh Ibnu Rajab Al Hambali dalam Latho-if Al Ma’arif, hal. 373-374).
Perkataan ini seakan-akan membenarkan yang dimaksud kembali suci. Namun bukan karena kita sekedar berjumpa dengan Idul Fithri, lalu kita kembali suci. Perkataan ini dimunculkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali karena begitu banyaknya pengampunan di bulan Ramadhan dari amalan yang kita lakukan.  Mulai dari amalan puasa, shalat malam (shalat tarawih), menghidupkan lailatul qadar, juga permohonan maaf yang kita minta pada Allah. Itulah yang menyebabkan seolah-olah kita keluar dari bulan Ramadhan seperti bayi yang baru lahir. Tetapi tentu saja perkataan di atas bukan ditujukan pada orang yang tidak shalat atau shalatnya bolong-bolong di bulan Ramadhan, bukan bagi orang yang tidak puasa, bukan bagi orang yang malas shalat tarawih, bukan bagi orang yang malas menghidupkan lailatul qadar atau enggan mencari permintaan maaf atas dosa di hari-hari terakhir Ramadhan.
Renungkanlah hal ini. Jangan terlalu PD menyatakan diri kembali suci setelah Ramadhan sedangkan masih penuh kekurangan dalam beramal.
Wallahu waliyyut taufiq.
Taqobbalallahu minna wa minkum.
Semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kalian.

Panggang-Gunung Kidul, 23 Ramadhan 1432 H (23/08/2011)
ISLAM PUN PUNYA ETIKA PERGAULAN PRIA DAN WANITA
“Hm…boleh nggak ya kupinjam jacketmu yang biru itu?
“Untuk apa?”Tanyaku heran
“Mau bidik merpati!” Irfan menjawab sambil senyum simpul

“Bidik merpati koq harus pakai jacket biru.Apa hubungannya?”

“Yee..kuno akh kamu.Bukan merpati sungguhan tapi arti kiasan buat cewek yang kutaksir.Udah 2 mingguan kucoba dekatin dia dan entar malam kujanji mau apel ke dia.
Cantik lho orangnya..Kamu pasti hafal…dia kan primadona kelasmu…

“Astagfirrullah…ckckck…NGGAK BISA!”
“Koq kamu gitu ?Pinjam saja beberapa jam koq nggak mau ngasih.Jacketku kotor saat ini.”
“POKOKNYA NGGAK BISA…Aku tak mau terbawa dosa…!”Jawabku tegas

“Lho apa hubungannya jacket dengan dosa?”Irfan makin heran..

“Kalau kuberi pinjaman jacket padamu..sama saja aku ikut menfasilitasimu berbuat dosa yaitu tepatnya dirimu mau mendekati ZINA…dan itu dosa besar..”
“Maksudnya???”

“Gini lho…dalam syariat Islam itu telah digaris bawahi etika pergaulan dengan batas2xnya antara kaum laki-laki dan kaum perempuan.Coba kita pelajari bersama ya tentang beberapa hadist dan Firman_Nya yang menjelaskan tentang pergaulan secara Islami.

Islam telah berbicara secara tegas dalam menyikapi pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
Ada etika pergaulan antara laki-laki dan perempuan menurut Islam yaitu;
1..Menundukkan pandangan:
a.“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menundukkan pandanganya, dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
(QS : An Nuur [24] : 30).

b“Janganlah kamu mengikuti pandangan pertama (kepada wanita) dengan pandangan berikutnya.
Karena yang pertama itu untukmu dan yang kedua adalah ancaman/dosa."
[HR.Ahmad, Abu Daud, Tirmizy dan Hakim]

Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan penyebutan menundukkan pandangan dari pada menjaga kemaluan, maka hal ini menunjukkan pentingnya menundukkan pandangan sebagai sarana untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang dapat merasuk ke dalamnya, setelah itu barulah hati itu dapat tumbuh dan berkembang dengan diberi makanan hati yang berupa amal keta’atan sebagaimana badan yang juga butuh makanan agar dapat tumbuh dan berkembang

2. Menutup Aurat;
ALLAH berfirman dan janganlah mereka mennampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka melabuhkan kain tudung ke dadanya.
(An-Nuur: 31)

Juga Firman-NYA; Hai nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka melabuhkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali, kerana itu mereka tidak diganggu. Dan ALLAH adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(An-Nuur: 59).

Perintah menutup aurat juga berlaku bagi semua jenis. Dari Abu Daud Said al-Khudri .a. berkata: Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seseorang lelaki memandang aurat lelaki, begitu juga dengan wanita jangan melihat aurat wanita.

3. Adanya pembatas antara lelaki dengan wanita;
Kalau ada sebuah keperluan terhadap kaum yang berbeza jenis, harus disampaikan dari balik tabir pembatas. Sebagaimana firman-NYA; Dan apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (para wanita) maka mintalah dari balik hijab. (Al-Ahzaab: 53)

4. Tidak berdua-duaan Di Antara Lelaki Dan Perempuan;
Dari Ibnu Abbas .a. berkata: Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: Janganlah seorang lelaki berdua-duaan (khalwat) dengan wanita kecuali bersama mahramnya.
(Hadis Riwayat Bukhari
 dan Muslim)

Dari Jabir bin Samurah berkata; Rasulullah SAW bersabda: Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duan dengan seorang wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya.
(Hadis Riwayat Ahmad
dan Tirmidzi dengan sanad yang sahih)

5. Tidak Melunakkan Ucapan (Percakapan)
Seorang wanita dilarang melunakkan ucapannya ketika berbicara selain kepada suaminya.
Firman ALLAH SWT; Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (berkata-kata yang menggoda) sehingga berkeinginan orang yang ada penyakit di dalam hatinya tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik. (Al-Ahzaab: 32)

Berkata Imam Ibnu Kathir; Ini adalah beberapa etika yang diperintahkan oleh ALLAH kepada para isteri Rasulullah SAW serta kepada para wanita mukminah lainnya, iaitu hendaklah dia kalau berbicara dengan orang lain tanpa suara merdu, dalam pengertian janganlah seorang wanita berbicara dengan orang lain sebagaimana dia berbicara dengan suaminya. (Tafsir Ibnu Kathir 3/350)

6. Tidak Menyentuh Kaum Berlawanan Jenis;
Dari Maqil bin Yasar .a. berkata; Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi itu masih lebih baik daripada menyentuh kaum wanita yang tidak halal baginnya.
(Hadis Hasan Riwayat Thabrani dalam Mujam Kabir)

Berkata Syaikh al-Abani Rahimahullah; Dalam hadis ini terdapat ancaman keras terhadap orang-orang yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya.
(Ash-Shohihah 1/44 Rasulullah SAW tidak pernah menyentuh wanita meskipun dalam saat-saat penting seperti membaiat dan lain-lainnya.
Dari Aishah berkata; Demi ALLAH, tangan Rasulullah tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun saat membaiat.
(Hadis Riwayat Bukhari)

Inilah sebahagian etika pergaulan lelaki dan wanita selain mahram, yang mana apabila seseorang melanggar semuanya atau sebahagiannya saja akan menjadi dosa zina baginya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW; Dari Abu Hurairah .a. dari Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya ALLAH menetapkan untuk anak adam bahagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata dengan memandang, zina lisan dengan berbicara, sedangkan jiwa berkeinginan serta berangan-angan, lalu farji yang akan membenarkan atau mendustakan semuanya.
(Hadis Riwayat Bukhari, Muslim & Abu Daud)

Padahal ALLAH SWT telah melarang perbuatan zina dan segala sesuatu yang boleh mendekati kepada perbuatan zina. Sebagaimana Firman-NYA; Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk. (al-Isra: 32)

“Hm…makasich ya Fadh…udah mengingatkanku.Kamu betul2x sahabatku..tak mau membiarkanku berbuat salah..pada perbuatan yang melanggar dosa.”
“Sesama muslim itu bersaudara dan harus saling mengingatkan”jawabku bahagia.
“Betul juga ya kata Ali Bin Abdul Tholib ra…”Sahabat sejati adalah orang yang membuat kita benar BUKAN orang yang senantiasa membenarkan kita”
Dan dirimu wahai sahabatku Fadh adalah salah satunya.Terima kasih atas semuanya.Dan nggak jadi dech pinjam jacketnya…mau puasa untuk jauhi berbagai zina termasuk zina mata pada wanita”


MENJAGA AGAR RUMAH TANGGA DAPAT HIDUP BAHAGIA

Suami-istri harus bisa mempelajari kenyataan hidup bahwa kebahagiaan bahtera rumah tangga hanya bisa digapai dengan pergaulan yang baik dan lemah lembut antar keduanya. Pergaulan yang baik akan mampu menghantarkan pasangan suami intri kepada masa – masa bahagia dan kehidupan yang menyenangkan.

Seorang istri harus mampu menjaga kemuliaannya. Jangan pernah menyakiti ayah dan ibu.
Hormatilah suamimu dan hargailah ucapannya. Jaga kehormatan suamimu karena engkau adalah laksana pakaian baginya yang mampu menampakkan kebaikannya dan menutupi kekurangannya. Sambutlah kedatangannya dari pekerjaannya, yang dapat menyenangkan dengan senyum dan kasih sayang.
Jangan pernah durhaka pada suami dalam keadaan apapun, khususnya di saat ia sedang dalam kondisi sulit.
Ingatlah, wanita dikatakan sebagai golongan yang paling mudah mendapatkan surga sekaligus paling mudah mendapatkan bagian neraka.
Mudah baginya memasuki surga karena dia hanya perlu berbuat kebaikan dan taat kepada suaminya dan mudah baginya mendapat balasan neraka apabila ia mendurhakai dan menghina suaminya sendiri.
Oleh karenanya, peluang inilah yang harus kita raih dengan taat dan menghargai suami.

Keras kepala dari kedua belah pihak hanya bisa diselesaikan dengan pemutusan hubungan suami isteri dan itu sangat tidak baik untukmu. Edifikasikan keluarganya dengan semua yang baik. Hormatilah ibunya dan ketahuilah bahwa ia tetap menjadi ibunya walau ia kini telah menjadi suamimu. Allah telah mewajibkan suamimu untuk tetap taat kepada ibunya dan mencintainya dengan tulus sebagaimana kelak anak keturunanmu pun diwajibkan hal yang sama terhadapmu. Hormati pula ayahnya dan jadikanlah ia laksana ayahmu.

Anak – anakmu adalah bagian dari tubuh dan darahmu. Jadikanlah prioritas utamamu untuk dapat merawat mereka dengan penuh kasih. Jadikanlah pula mereka generasi yang bahagia dan mencintai negerinya dan keluarganya. Engkau adalah ratu di rumahmu dan kau mengendalikan kerajaan kecil di rumahmu. Karenanya siapkanlah kemampuan hingga kau mampu menanggung amanat tersebut dan kaupun kelak mendapatkan keridhoan Ilahi.

*Sedangkan suami harus dapat jadi raja di rumahnya. Cintailah isterimu dengan tulus dan jadikanlah ia sebagai ratumu. Buat ia bangga menjadi permaisuri di kerajaanmu dengan berlandaskan cinta kasih dan ketaatan kepada Allah SWT. Berikanlah dirinya makanan yang cukup dan persembahkan untuknya beragam jenis pakaian. Belikan untuknya minyak wangi karena wanita menyukai minyak wangi. Buatlah dirinya bahagia selama kau hidup dan berilah nafkah yang baik dan halal untuk isteri dan anak – anakmu.

Sesungguhnya seorang istri laksana cermin bagi suaminya dan menjadi bukti akan apa yang diusahakannya dalam mencapai kebahagiaan ataupun kesengsaraan. Engkau adalah laksana pakaian baginya yang mampu menampakkan kecantikan diri dan pribadinya serta menutupi setiap kekurangannya. Jangan terlalu keras dalam rumah tanggamu karena isteri diciptakan dari tulang rusukmu, bagian dari dirimu. Tulang rusuk berada di tempat yang terlindung sehingga isterimu pun ada untuk kau lindungi. Sebagaimana tulang rusuk yang bengkok, berwasiatlah yang baik terhadap isterimu karena jika engkau keras dalam meluruskan maka ia akan patah dan jika engkau biarkan maka selamanya ia akan bengkok.

Engkau adalah imam dan pemimpin dalam keluarga sehingga berilah contoh yang baik. Sikap lemah lembut akan mampu menggetarkan hati wanita disaat ia melakukan suatu kesalahan ataupun saat ia melakukan satu perbuatan buruk. Berikanlah apapun yang diinginkannya selama kau mampu mewujudkannya. Berikan pula padanya kesenangannya hingga ia pun akan menyenangkanmu dan membuatmu bahagia. Bila tidak demikian maka hidupmu akan hancur berantakan. Dekatkan dirimu kepadanya dan panggillah dirinya dengan panggilan yang menyenangkan. Ingatlah, sebaik apapun istri yang Allah kirimkan untukmu, kalau pikiranmu sibuk membayangkan tentang kekurangannya maka engkau akan dapati kekurangan dan keburukan sebanyak yang engkau sanggup untuk mencatatnya. Akan tetapi jika engkau menyibukkan diri melihat kelebihan dan kebaikannya, maka engkau akan dapati kebaikan sebanyak yang ada pada dirinya dan itu akan membahagiakan hidupmu. Oleh karena itu, hormatilah dirinya dan tunjukkanlah rasa kasih sayangmu yang konsisten.

Disamping itu, sayangi dan hormati orang tuanya sebagaimana orang tuamu sendiri. Kemudian jangan sekali – kali membuat ibumu marah kepadamu karena rintihannya akan langsung didengarkan oleh Allah dan kaupun akan mendapatkan hukuman – Nya

Saling menghargai Insya Allah menjadikan Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah...!!
 
 
MENCARI MAKNA TULANG RUSUK
(Muhasabah diri)
“Wahai seluruh manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (terdiri) dari lelaki dan perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal, sesungguhnya yang termulia di antara kamu adalah yang paling bertakwa (QS 49: 13).

Wahai Adam….
Dijadikan Hawa daripada tulang rusuk yang bengkok.
Untuk diluruskan oleh kaum Adam
Tetapi seandainya Adam itu sendiri tidak lurus,
Mana mungkin kayu yang bengkok menghasilkan bayang yang lurus.
Luruskanlah Hawa dengan jalan yang ditunjuk oleh Allah,
Karena mereka diciptakan begitu indah oleh Allah.
Didiklah mereka dengan panduan dari_Nya.

Duhai Adam…
Jangan coba kau menjinakkan Hawa dengan harta,
Karena nantinya mereka semakin liar.
Janganlah hiburkan mereka dengan kecantikan,
Karena nantinya mereka akan semakin derita.
Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal.
Di situlah puncak kekuatan dunia.

Tahukah Engkau wahai Adam??
Akal setipis rambutnya, tebalkanlah Hawa dengan ilmu.
Hati serapuh kaca, kuatkanlah Hawa dengan iman...
Perasaan selembut sutera, hiasilah Hawa dengan akhlak.
Suburkanlah Hawa karena dari situlah nantinya...
Mereka akan lihat nilai dan keadilan Illahi Rabbi...

Kumohon wahai Adam..
Bisikkan ke telinga kaum Hawa
bahwa kelembutan bukanlah suatu kelemahan...
Ia bukan diskriminasi Allah...
Sebaliknya di situlah kasih dan sayang Allah...

Yakinkanlah kepada hawa
Wanita yang lupa hakikat kejadiannya...
Pasti tidak akan terhibur, dan tidak akan menghiburkan...
Tanpa iman, ilmu dan akhlak..
mereka tidak akan lurus...
Bahkan akan semakin membengkok...
Itulah hakikatnya seorang hawa
Agar hawa mengenal Illahi Rabbi
Yang Maha berkuasa mencipta segalanya...

Mengertilah wahai Adam..
Bila Hawa menjadi durhaka...
Pasti dunia Adam akan menjadi huru hara....
Adam pun bukan sekadar mengharapkan ketaatan semata-mata...
Tapi binalah kepimpinan melalui bimbingan...
Pastikan sebelum Hawa bertemu Ilahi Rabbi,
Selamatkan dan sempurnakanlah dirinya...
Dekatkan dirinya kepada Allah SWT...
Niscaya akan dipermudahkanlah Allah SWT
Kepentingan dunia dan akhirat dibawah pimpinanmu...
Janganlah mengharapkan isteri semulia Fatimah Az-Zahra'
Seandainya dirimu tidak sehebat Saidina Ali..
Ingatlah wahai Adam..
Lelaki-lelaki adalah pemimpin perempuan-perempuan...
(QS. Al-Nisa' ayat 34)

Hm..pernah dengar nggak kata-kata spt MENCARI TULANG RUSUK YANG HILANG..
emang tulang rususk itu apaan ya?
Yuk kita selidiki lebih jauh tentang kata2 TULANG RUSUK tsb.

Nich ada hadist yang berbunyi:

“Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.Maka sikapilah para wanita dengan baik.”
(HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186 dari Abu Hurairah)

Ada juga nich hadist lain yang berbunyi;

Saling pesan-memesanlah untuk berbuat baik kepada perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok.
(HR. Bukhari, Muslim dan Tirmidzi dari sahabat Abu Hurairah).

Nach..hadist tsb mempunyai makna yang sangat dalam..
Ini adalah perintah untuk para suami, para ayah, saudara saudara laki laki dan lainnya untuk menghendaki kebaikan untuk kaum wanita, berbuat baik terhadap mereka , tidak mendzalimi mereka dan senantiasa memberikan ha-hak mereka serta mengarahkan mereka kepada kebaikan. Ini yang diwajibkan atas semua orang berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam, “Berbuat baiklah kepada wanita.”

Tulang rusuk yang bengkok harus dipahami dalam pengertian majazi (kiasan), dalam arti bahwa hadis tersebut memperingatkan para lelaki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana. Karena ada sifat, karakter, dan kecenderungan mereka yang tidak sama dengan lelaki, hal mana bila tidak disadari akan dapat mengantar kaum lelaki untuk bersikap tidak wajar. Mereka tidak akan mampu mengubah karakter dan sifat bawaan perempuan. Kalaupun mereka berusaha akibatnya akan fatal, sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yang bengkok.

Memahami hadist di atas seperti yang telah dikemukakan di atas, justru mengakui kepribadian perempuan yang telah menjadi kodrat (bawaan)-nya sejak lahir.

Lho..emang kenapa ya koq sampai Rosulullah wanti-wanti agar para Adam memuliakan kaum hawa?

hehehe..sebenarnya ini di tujukan banget buat kaum hawa itu sendiri dengan kata lain hal ini jangan sampai terhalangi oleh perilaku mereka yang adakalanya bersikap buruk terhadap suaminya dan kerabatnya, baik berupa perkataan maupun perbuatan karena para wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, sebagaimana dikatakan oleh Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam bahwa tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.

Sebagaimana diketahui, bahwa yang paling atas itu adalah yang setelah pangkal rusuk, itulah tulang rusuk yang paling bengkok, itu jelas. Maknanya, pasti dalam kenyataannya ada kebengkokkan dan kekurangan. Karena itulah disebutkan dalam hadits lain dalam ash-Shahihain.

“Aku tidak melihat orang orang yang kurang akal dan kurang agama yang lebih bias menghilangkan akal laki laki yang teguh daripada salah seorang diantara kalian (para wanita).” (HR. Al Bukhari no 304 dan Muslim no. 80)

Hadits Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam yang disebutkan dalam ash shahihain dari hadits Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu.
Lho koq..malah disebutkan KURANG AKAL dan KURANG AGAMA sich?
Bisa nggak diperjelas lagi?
hohoho..gini lho…

1. Makna “kurang akal” dalam sabda Nabi shalallahu ‘alayhi wasallam adalah bahwa persaksian dua wanita sebanding dengan persaksian seorang laki laki. 2. Sedangkan makna “kurang agama” dalam sabda beliau adalah bahwa wanita itu kadang selama beberapa hari dan beberapa malam tidak shalat, yaitu ketika sedang haidh dan nifas.

Nach.. Kekurangan ini merupakan ketetapan Allah pada kaum wanita sehingga wanita tidak berdosa dalam hal ini.

Jadi..kita selaku kaum hawa.nggak boleh marah donk kalau ada yang menyatakan bahwa kaum hawa itu kurang akal dan kurang agama.

Rosulullah sdr bersabda bukan karena berdasarkan nafsu tapi berdasar wahyu yang Allah berikan kepadanya, lalu beliau sampaikan kepada ummatnya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
(Qs. An-Najm:4)
 
 
KISAH PERTUNANGANKU DENGAN DIA
(KISAH PENDERITA KANKER TULANG YANG MEMPERSIAPKAN SANG MAUT MENJEMPUTNYA..
SEMOGA ADA IBRAH YANG BISA KITA PETIK..)
 
 
Hari-hari berlalu dilewati seakan sudah bertahun lamanya, namun sebenarnya baru beberapa m
inggu lalu. Ya, hanya beberapa minggu lalu. Berita itu aku sambut dengan hati yang kuusahakan untuk berlapang dada.

Benar, aku berusaha berlapang dada. Terkadang, terasa nusrah iIlahi begitu hampir saat kita benar-benar berada di tepi tebing, menunggu saat untuk menghujan jatuh ke dalam gaung. Maha Suci Allah yang mengangkat aku, meletakkan aku kembali di jalan tarbiyyah dan terus memimpin untukku melangkah dengan tabah.

Aku hanya seorang Muslimin biasa. Tiada kelebihan yang teristimewa, tidak juga punya apa-apa yang begitu menonjol. Jalan ku dgn dua kaki, melihatku juga menggunakan mata, sama seperti manusia lain yang menumpang di bumi Allah ini. Aku tidak buta, tidak juga tuli mahupun bisu. Aku bisa melihat dengan sepasang mata pinjaman Allah, aku bisa mendengar dengan sepasang telinga pinjaman Allah juga aku bisa bercakap dengan lidahku yang lembut tidak bertulang. Sama seperti manusia lain.

Aku tidak seperti Saidina Abu Bakar as-Siddiq, aku juga tidak sehebat Saidina Umar al-Khattab dalam berbakti, aku tidak seperti Saidina Uthman bin Affan, tidak juga seperti Saidina Ali
Keempat-empat ini merupakan sahabat-sahabat nabi yang begitu kuat dalam setiap langkah perjuangan memartabatkan Islam. Aku hanya seorang muslimin yang sedang mengembara di bumi Tuhan, jalanku kelak juga sama... Negeri Barzakh, insya Allah. Destinasi aku juga sama seperti kalian, Negeri Abadi. Tiada keraguan dalam perkara ini.

Sejak hari istimewa tersebut, ramai sahabat yang memuji wajahku berseri dan mereka yakin benar aku sudah mengkhitbah seseorang yang begitu istimewa seolah mendengar khabar angin bahwa aku sudah bertunangan.
Aku hanya tersenyum, tidak mengiyakan dan tidak pula menidakkan. Diam ku bukan membuka pintu-pintu persoalan yang makin banyak, tetapi diamku kerana aku belum mampu memperkenalkan insan itu. Sehingga kini, aku tetap setia dalam penantian.

Ibu bertanya persoalan yang sewajarnya aku jawab dengan penuh tatasusila.
"Hari menikah nanti akan pakai baju warna apa?"
Aku menjawab tenang.. "Warna putih, bersih..."
"Alhamdulillah, ibu akan usahakan dalam tempoh terdekat."
"Ibu, 4 meter sudah cukup untuk sepasang jubah dan sorban. Jangan berlebihan."
Ibu mengangguk perlahan.

Beberapa hari ini, aku mempelajari satu persatu... helaian demi helaian naskah yang begitu menyentuh sanubariku sebagai hamba Allah.
Malam Pertama... Sukar sekali aku ungkapkan perasaan yang bersarang, rasanya ingin aku menangis sekerasnya tetapi sudah aku ikrarkan, biarlah Allah juga yang menetapkan tarikhnya kerana aku akan sabar menanti hari bahagia tersebut. Mudah-mudahan aku terus melangkah tanpa menoleh ke belakang lagi. Mudah-mudahan ya Allah.

Sejak hari pertunangan itu, aku semakin banyak mengulang al-Quran. Aku mau sebelum tibanya hari yang aku nantikan itu, aku sudah khatam al-Quran, setidak-tidaknya nanti hatiku akan tenang dengan kalamullah yang sudah meresap ke dalam darah yang mengalir dalam tubuh. Mudah-mudahan aku tenang... As-Syifa' aku adalah al-Quran, yang setia menemani dalam resah aku menanti. Benar, aku sedang memupuk gelora hati. Rasanya mau pecah jantung menanti detik pernikahan tersebut, begini rasanya orang-orang yang mendahului.

"ya syeikh sahabatku,apakah Akhi bertunangan? Pasti hebat muslimah itu sampai akhi terpikat. cantik kah?"
Aku tersenyum, mengulum sendiri setiap rasa yang singgah. Maaf, aku masih mau merahasiakan tentang perkara itu. Cukup mereka membuat penilaian sendiri bahwa aku sudah bertunangan, kebenarannya itu antara aku dan keluarga.

"Insya Allah, 'dia' tiada rupa tetapi sangat mendekatkan ana dengan Allah. Itu yang paling utama."
Jawabanku tsb membuat beberapa orang menjauhkan diri dariku. Kata mereka, aku sembunyikan sesuatu yang perlu diberitahukan kpd mrk. Aku tersenyum lagi.

"Jangan lupa undang saya di hari menikahnya, jangan lupa!"
Aku hanya tersenyum entah sekian kalinya. Apa yang mampu aku zahirkan ialah senyuman dan terus tersenyum.
Mereka menyangka aku sedang berbahagia apabila sudah betunangkan dengan 'dia' yang mendekatkan aku dengan Allah. Sahabat juga merasa kehilanganku karena setiap waktu luangku dihabiskan masa dengan as-Syifa' ku al-Quran, tidak lain kerana aku mau kalamullah meresap dalam darahku, agar ketenangan akan menyelinap dalam setiap derap nafas ku menanti hari itu.

"Kapan Akhi menikah?"
Aku tidak memberi jawaban khusus.
"Insya Allah, apabila tiba waktunya nanti akan kuberitahu..."
Aku masih menyimpan tanggal keramat itu, bukan aku sengaja tetapi memang benar aku sendiri tidak tahu kapan tanggalnya.

"Undang saya ya?!" sahabatku tersenyum puas.
"Kalau dirimu tak datang pun saya tak berkecil hati, doakan saya sebanyak-banyak!" Itu saja pesanku.
Aku juga tidak tahu di mana mau melangsungkan pernikahanku, aduh semuanya menjadi tanda tanya sendiri. Diam dan terus berdiam membuatkan ramai insan berkecil hati.
"Insya Allah, kalian PASTI akan tahu bila sampai waktunya nanti..."

Rahasiaku adalah rahasia Allah, karena itu aku tidak mampu memberikan tanggalnya. Cuma aku ingin menyiapkan diri sebaiknya. Untung aku sudah melamar dan bertunangan dahulu tanpa menikah tidak seperti orang lain. Semuanya aku siapkan, baju menikahnya, dan aku katakan sekali lagi kepada ibu...

"Janngan berlebihan ya..."
Ibu mengangguk perlahan dan terus berlalu, hilang dari pandangan mata.
"Ya syeikh, ayo makan!"
Aku tersenyum lagi... Akhir-akhir ini aku begitu pemurah dengan senyuman.
"Tafaddal, saya puasa."
Sahabat juga semakin rajin mengusik dan mengejekku.
"Wah, sahabat kita diet ya. Maklumlah hari bahagia sudah dekat...Tanggalnya belum pastikah?
"Bukan diet, tapi saya mau mengosongkan perut. Maaf, tanggalnya belum ditetapkan lagi."

Hingga kini, aku tidak tahu kapan tanggalnya yang pasti. Maafkan aku sahabat, bersabarlah menanti hari tersebut. Aku juga menanti dengan penuh debaran, moga aku bersedia untuk hari pernikahan tersebut dan terus mengecap bahagia sepanjang alam berumahtangga kelak. Doakan aku, itu sahaja.

"innalillahi wainna ilaihi rajiun..."
"Tenangnya... Subhanallah. Allahuakbar."
"Ya Allah, tenangnya..."
"Moga Allah memberkatinya...."

Allah, itu suara sahabat-sahabat ku, teman-teman seperjuangan aku pada ibu.
Akhirnya, aku selamat dinikahkan setelah sabar dalam penantian. Sahabat ramai yang datang di majlis walimah walaupun aku tidak menjemput sendiri.
Akhirnya, mereka ketahui sosok 'dia' yang mendekatkan aku kepada Allah.Akhirnya, mereka kenali sosok 'dia' yang aku rahsiakan dari pengetahuan umum.Akhirnya, mereka sama-sama mengambil 'ibrah dari sosok 'dia' yang aku telah dikhitbahkan oleh Allah..
Dalam sadar tidak sadar...
Hampir setiap malam sebelum menjelang hari pernikahan ku... Senantiasa ada suara sayu yang menangis sendu di hening malam, dalam sujud, dalam rafa'nya pada Rabbi, dalam sembahnya pada Illahi. Sayup-sayup hatinya merintih. Air matanya mengalir deras, hanya Allah swt yang tahu.

"Ya Allah, telah Engkau tunangkan aku tidak lain dengan 'dia' yang mendekatkan dengan Engkau. Yang menyadarkan aku untuk selalu berpuasa, yang menyadarkan aku tentang dunia sementara, yang menyadarkan aku tentang alam akhirat. Engkau satukan kami dalam majlis yang Engkau ridhai, aku hamba Mu yang tak punya apa-apa selain Engkau sebagai sandaran harapan. Engkau maha mengetahui apa yang tidak aku ketahui..."

Akhirnya, sahabatku bertanya kepada ibu beberapa minggu kemudian...
"anak Ibu bertunangan dengan siapa?"
Ibu tenang menjawab... "Dengan kematian wahai anakku. Kanker tulang yang mulanya hanya pada tulang belakang sudah merebak dengan cepat pada tangan, kaki juga otaknya. Kata dokter, Adam hanya punya beberapa minggu saja sebelum kankernya membunuh."

"Allahuakbar..." Terduduk sahabat-sahabatku mendengar, air matanya tak mampu ditahan.
"Buku yang sering dibacanya itu, malam pertama..."
Ibu mengangguk, tersenyum lembut... "Ini nak, bukunya." Senaskah buku bertukar tangan, karangan Dr 'Aidh Abdullah al-Qarni tertera tajuk'Malam Pertama di Alam Kubur'.

"Ya Allah, patutlah dia selalu menangis... saya tak tahu Bu."
"Dan sejak dari hari 'khitbah' tersebut, selalu dia mau berpuasa. Katanya mahu mengosongkan perut, mudah untuk dimandikan..."

sahabat-sahabatku masih kaku. Tiada suara yang terlontar. Matanya basah menatap kalam dari diariku yang diberikan oleh ibu

" satu cincin ini aku pakai sebagai tanda aku sudah bertunang dengan MAUT. Dan aku akan sabar menanti tanggalnya dengan mendekatkan diriku kepada ALLAH. Aku tahu ibu akan tenang menghadapinya, karena ibuku bernama Ummu Sulaim, baginya anak adalah pinjaman dari ALLAH yang perlu dipulangkan apabila ALLAH meminta. Dan ibu mengambil 'ibrah bukan dari namanya (Ummu Sulaim) tapi akhlaqnya. Ummu Sulaim, seteguh dan setabah hati seorang ibu."
 



PENTING : Jika Anda merasa website ini bermanfaat, mohon do'akan supaya Allah mengampuni seluruh dosa-dosa Keluarga kami, dan memanjangkan umur keluarga kami dalam ketakwaan pada-Nya. Mohon do'akan juga supaya Allah selalu memberi Keluarga kami rezeki yang halal,melimpah,mudah dan berkah, penuh kesehatan dan waktu luang, supaya kami dapat memperbanyak amal shalih dengannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya [sesama muslim] tanpa sepengetahuan saudaranya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”
(Hadits Shahih, Riwayat Muslim No. 4912)