Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Sabtu, 16 Oktober 2010

BILA ANAK TERPAKSA DITINGGAL DI RUMAH

SIAPA orangtua yang tak berat meninggalkan anak di rumah tanpa pengawasan orang dewasa? Seperti pengakuan Heti, "Sebenarnya nggak tega meninggalkan anak sendirian di rumah, tetapi mau apa lagi. Saya dan suami harus kerja. Kalau tidak terpaksa nggak mungkin saya membiarkan seperti itu."

Heti (bukan nama sebenarnya) adalah ibu dari seorang anak perempuan berusia tujuh tahun. Pengalaman meninggalkan anak di rumah sementara dia bekerja di kantor berlangsung selama sekitar enam bulan ketika anaknya belum genap enam tahun.

Untung tidak pernah terjadi sesuatu yang fatal. Namun, tetap saja ketika menceritakan hal itu Heti sempat berkaca-kaca. "Pernah saya pulang terlambat karena jalanan macet. Sampai di rumah pukul 19.00 rumah dalam keadaan gelap dan anak saya menangis sendirian karena takut. Dia tidak bisa menyalakan lampu karena biasanya lampu dinyalakan kalau saya sudah pulang sekitar pukul 17.00," tutur Heti, karyawati sebuah perusahaan di Jakarta Pusat.

Dibanding anak seusianya, Heti merasa anaknya, Sari -sebut saja begitu - termasuk anak yang tidak "macam-macam" dan penuh pengertian. Tanpa diperintah Sari sudah bisa makan sendiri dari makanan yang sudah disediakan sebelum Heti berangkat kerja. Bahkan Sari selalu menaruh piring bekas makan di tempat cucian piring. "Dia juga nggak main ke mana-mana, lebih suka di rumah bikin-bikin gambar, nulis-nulis," ujar Heti tentang aktivitas anaknya selama dia tak di rumah.

Pasti Heti bukan satu-satunya orangtua yang terpaksa meninggalkan anak sendirian di rumah. Meski jumlahnya tak banyak, beberapa orangtua di kota-kota besar diketahui terpaksa melakukan hal seperti Heti. Mungkin usianya lebih besar dari Sari dan ada teman di rumah karena keluarga itu mempunyai anak lebih dari satu.

Bahkan masyarakat di Barat, fenomena ini sudah berlangsung lama. Itu sebabnya muncul tempat-tempat penitipan anak. Lebih dari itu, di negara-negara tertentu sudah ada hukum yang mengatur usia minimal anak yang bisa ditinggalkan di rumah tanpa pengawasan orang dewasa.

Persiapan

Berapa usia minimal anak bisa ditinggalkan di rumah sendirian, psikolog Shinto Adelar mengatakan, "Sulit mematoknya, tetapi buat ukuran anak kota besar barangkali usia kelas satu SMP."

Diasumsikan anak-anak usia 12 atau 13 tahun sudah mempunyai nalar yang cukup untuk menjaga keselamatan mereka serta juga bisa diharapkan untuk mandiri. Semakin muda usia anak, sebenarnya semakin berat buat dia ditinggal orangtuanya sebab secara alamiah banyak anak kecil mempunyai banyak ketakutan yang irasional. Banyak anak yang takut pada monster, pada hantu, sementara anak yang lain takut pada orang jahat. Anak-anak atau remaja umumnya lebih merasa aman setelah ayah-ibunya kembali.

Menurut Shinto yang sehari-hari adalah pengajar pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, ada sisi-sisi positif dan negatif meninggalkan anak tanpa pengawasan orang dewasa.

"Yang paling jelas, anak menjadi cepat mandiri dibanding dengan anak yang terus- menerus dibantu. Anak-anak yang biasa ditinggal orangtua menjadi terbiasa memenuhi kebutuhannya sendiri dan belajar mencari kesibukan sendiri. Ditam-bah lagi mereka menjadi terbiasa memegang tanggung jawab."

Namun sisi lainnya, kalau terus dibiarkan sendirian, akan banyak kehilangan yang terjadi. Yang paling mungkin adalah kehilangan teman ngobrol serta ketiadaan umpan balik dari orang yang lebih dewasa. "Padahal dalam masa perkembangan anak memerlukan feedback bila dia melakukan sesuatu. Untuk menanamkan nilai-nilai moral, misalnya, orangtua perlu selalu mengingatkan dengan contoh-contoh perbuatan sehari-hari," kata Shinto.

Khusus untuk anak semata wayang, dia mengingatkan tentang kemungkinan rasa kesepian yang mereka alami. Dampaknya bisa membuat mereka menjadi orang yang sangat membutuhkan orang lain sehingga tampak selalu ingin menarik perhatian. Atau ekstrem sebaliknya, "Mereka malah merasa tak lagi butuh orang lain dan justru merasa terganggu kalau ada orang lain karena mau tidak mau harus selalu toleran."

Lalu kalau anak terbiasa sendirian, kompetisi sosialnya bisa terganggu. "Anak yang tidak biasa bergaul, tidak dibiasakan bertemu dengan berbagai macam orang akan menjadi anak yang canggung. Malah bisa jadi dia akan tumbuh menjadi seorang pribadi yang tidak peka pada orang lain," kata Shinto.

Jangan merasa bersalah

Kalaupun terpaksa harus meninggalkan anak di rumah, psikolog ini mengingatkan orangtua untuk mempersiapkan segala sesuatunya sejak awal.

Masalah keselamatan merupakan prioritas yang tidak boleh diabaikan. Catat nomor-nomor telepon penting yang bisa dihubungi jika merasa perlu minta bantuan sesuatu. Peringatkan, apa-apa saja yang sebaiknya tidak boleh dilakukan, seperti menyalakan kompor, mengutak-utik listrik, dan hal lain yang potensial berbahaya.

Selama anak ditinggalkan, orangtua sebaiknya juga menyiapkan sejumlah kegiatan konstruktif agar anak terus menyibukan diri sehingga dia tidak merasa sepi. Yang paling mudah adalah memberikan pekerjaan rumah serta meminta anak untuk mengerjakan tugas sehari-hari seperti misalnya menyiapkan piring makan di meja.

"Orangtua jangan merasa bersalah seolah-olah sudah meninggalkan anak, masih juga membebani anak-anak dengan tugas-tugas. Perasaan bersalah yang sering dialami orangtua inilah yang justru sering menjadi persoalan yang merusak," ka-tanya.

Persoalan merusak yang dimaksud misalnya dalam bentuk pemberian-pemberian materi berlebihan sebagai kompensasi atas "kesalahan" terlalu sering meninggalkan anak. "Jangan mempersalahkan diri sendiri. Tetaplah berpatokan bahwa semua yang dilakukan adalah demi kepentingan dan kebaikan anak."

Tak seorang pun, baik anak maupun orangtua yang menghendaki situasi seperti itu.

BERJALAN KAKI BAGI KESEHATAN

Olahraga? Kebugaran? Bayangan akan napas yang terengah-engah dan keringat bercucuran langsung timbul begitu mendengar hal-hal tersebut. Sebenarnya banyak orang ingin tubuhnya senantiasa bugar, namun tanpa harus menjalankan latihan yang berat dan disiplin yang ketat. Belum lagi masalah peralatan dan biaya yang harus dikeluarkan jika, misalnya, melakukan jenis olahraga tertentu atau mengikuti klub olahraga.

Suatu aktivitas yang tidak terlalu berat dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya tentu akan menjadi pilihan yang menarik. Salah satunya berjalan kaki. Olahraga ini dapat dilakukan siapa saja dan tidak memerlukan banyak pernik yang merepotkan, namun bermanfaat bagi Anda yang ingin menjaga kebugaran tubuh atau membantu mengurangi berat badan.

Persiapan
Meski kelihatannya mudah dan bisa dilakukan siapa saja, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Apakah Anda termasuk orang yang terbiasa untuk duduk berjam-jam dalam waktu lama, jarang berolahraga dan sekarang telah berusia di atas 65 tahun, memiliki gangguan jantung, sedang hamil, memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, kerap merasa pusing dan gangguan-gangguan kesehatan lainnya. Jika "ya," sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter pribadi Anda.

Baiklah, berarti sekarang Anda telah siap untuk berjalan kaki. Apa saja yang Anda perlukan? Untuk pakaian sebenarnya tidak ada persyaratan khusus, yang penting nyaman dikenakan. Jika Anda merasa udara terlalu dingin, kenakan kaos berlapis, sweater tipis, atau jaket anti angin. Jika Anda berkeringat, gunakan pakaian yang menyerap keringat. Sementara untuk sepatu, jika memungkinkan gunakan yang khusus dirancang untuk berlari karena lebih nyaman dan dapat membantu meminimalkan risiko cedera.

Konsisten
Sebelum memulai, lakukan pemanasan secukupnya, apalagi jika selama ini Anda tidak pernah berolahraga. Lakukan peregangan (stretching) secukupnya dan mulailah dengan perlahan-lahan. Selanjutnya, postur yang baik ketika berjalan ialah tubuh tegak, tidak membungkuk ke depan atau ke belakang.

Berjalan kaki selama setengah jam per hari atau sekitar tiga jam seminggu sangat baik dan menurut situs walking.miningco.com berhubungan dengan penurunan risiko gangguan jantung. Mulailah dengan 15 menit per hari selama lima hari dan tambahlah lima menit tiap minggu hingga akhirnya mencapai 30 menit per hari. Ingat, karena dalam hal ini Anda harus membangun kebiasaan, usahakan untuk konsisten berlatih tiap hari. Jangan biarkan rasa malas membuat Anda berhenti, karena sekali berhenti biasanya Anda sukar untuk memulai lagi. Selamat berlatih.

DAGING KAMBING DAN POTENSI SEKS PRIA

Awas, jangan kebanyakan makan 'kambing', nanti sakit maag!" Mendengar kata "mah", yang terpikir langsung penyakit maag atau lambung, yang gejalanya tak mengenakkan itu. Rupanya, si penutur hanya mau melucu: berkat makan sate kambing, gulai, atau tongsengnya - apalagi dicampur "torpedo"-nya - kaum pria dijamin malam-malam akan membangunkan istrinya yang sedang tidur, Ma(h) ... Ma(h) ..., bangun Ma(h)!

Anekdot itu dilatarbelakangi asumsi bahwa daging kambing ataupun masakan olahannya bisa meningkatkan gairah pria begitu tingginya sampai ia harus membangunkan istrinya malam-malam.

Entah bagaimana ceritanya, daging kambing dipercaya mempunyai kemampuan aprodisiak. Yang jelas anggapan itu sudah lama berkembang di masyarakat. Setelah makan sate kambing setengah matang buatan Pak Gito yang keliling di kompleks perumahan atau Kang Asep di warung sate, seorang pria jadi perkasa di hadapan istrinya. Makin sip lagi, katanya, setelah makan sate lalu menenggak minuman beralkohol macam bir, sampanye, wiski, atau tuak.

Pantasan Pak Darno, yang sudah berumah tangga sepuluh tahun lebih itu, sering minta istrinya membeli sate kambing sampai belasan tusuk. Sayangnya, Bu Darno nggak mau buka mulut kalau ditanya dampak yang dirasakannya setelah sang suami melahap sate kambing. Mungkin saja Pak Darno termasuk salah satu "korban" mitos daging kambing sebagai aprodisiak. Atau, korban "kuku bima", kurang kuat bini marah. Namun, siapa tahu dia punya bukti empiris soal khasiat daging ternak ruminansia kecil ini.

Sensasi, bukan potensi
Kalau diamati, secara fisik sekerat daging kambing tak jauh beda dibandingkan dengan daging merah lainnya dari domba, sapi, dan kerbau. Dibandingkan dengan daging domba umpamanya, keduanya sama-sama bertekstur halus. Warna dagingnya pun tak terlalu berbeda meskipun daging kambing biasanya berwarna lebih pekat.

Kandungan gizinya, seperti protein, lemak, dan karbohidrat, juga tak jauh berbeda. "Komposisi gizi semua daging (merah) kurang lebih mirip-mirip. Perbedaan ada, tapi tidak terlalu jauh," jelas Dr. Muhilal dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, Bogor. Perbandingan kandungan asam lemak jenuh daging kambing dan daging sapi umpamanya, sangat sedikit perbedaannya. Begitu pula, asam lemak tak jenuhnya.

Perbedaan mencolok dengan daging ternak lain justru aromanya. Daging domba, sapi, atau kerbau beraroma amis saja, sedangkan daging kambing beraroma menyengat (orang Jawa bilang prengus). Selain itu, lemaknya lebih putih dan keras.

Kalau banyak orang suka sate kambing setengah matang, sebenarnya itu lebih menyangkut selera. Nilai gizinya tak terlalu berbeda dengan yang matang betul. "Justru yang telah mengalami proses denaturasi (perubahan dari mentah menjadi masak, Red.), proses pencernaannya lebih mudah. Yang baik ya yang sedang, jangan terlalu mentah atau sampai hangus," tambah Muhilal.

Munculnya pengaruh pada kaum pria, mungkin karena faktor sugesti dari mereka yang mengkonsumsi sate kambing. "Kalau sudah terkena sugesti, akibatnya orang itu juga mengalami sugesti tadi," tutur Muhilal yang juga dibenarkan oleh dr. Handrawan Nadesul.

"Tapi apa yang dikatakan orang soal daging kambing dapat meningkatkan potensi seksual seseorang ada kemungkinan benar. Orang menyatakan begitu 'kan berdasarkan pengalaman nenek moyang. Tapi kalau kita kaji secara ilmiah harusnya 'kan diteliti dulu. Tapi data itu tidak ada, sehingga dasarnya saling percaya saja," jelas Dr. Muhilal.

Sebaliknya, ahli gizi ini kurang sependapat dengan kemungkinan keperkasaan seorang pria setelah makan sate kambing akibat energi yang diperoleh dari lemak sate. Penjual sate memang sering kali menyisipkan potongan lemak di antara potongan daging. Energi tambahan itu lebih mungkin diperoleh dari bir yang diminum bersamaan dengan makan sate kambing tadi. Menurutnya, bir merupakan sumber energi cepat tersedia bagi tubuh.

"Kalau kita makan daging 'kan perlu dicerna dulu. Lemak memerlukan waktu pencernaan setengah jam dan karbohidrat setelah dua jam, maka bir cuma perlu beberapa menit. Sedangkan untuk diserap sebagai energi, daging perlu waktu berjam-jam, sementara bir cuma dalam beberapa menit." Makanya, setelah minum bir dalam jumlah secukupnya, tidak berlebihan, seseorang bisa merasakan segar karena mendapat pasokan tenaga dari bir.

Dari segi farmakologi, bisa jadi daging kambing mengandung senyawa mirip hormon seks pria. Namun, sampai saat ini belum ditemukan dasar ilmiah untuk menyatakan daging kambing bisa meningkatkan potensi seksual kaum pria macam Pak Darno. Lagi pula, dampak yang ditimbulkannya tak bisa dalam waktu singkat.

Pada dasarnya orang yang sudah menurun potensi seksualnya tidak dapat langsung naik potensinya hanya dengan makan daging kambing ditambah bir. "Yang berperan dalam membantu meningkatkan potensi seksual itu adalah hormon," jelas dr. Handrawan Nadesul.

Yang didapat oleh mereka yang memakai makanan atau minuman aprodisiak itu bukan peningkatan potensi, tetapi lebih pada sensasi seksual. Akibat sensasi tentu saja seseorang jadi bergairah. Tetapi, potensi tetap saja segitu-segitu juga.

Sementara, kalau orang bilang sate torpedo (skrotum) juga bisa meningkatkan potensi seksual pria, mungkin ada benarnya. "'Kan di situ jelas tempatnya hormon seks jantan," jelas Muhilal. Dengan mengkonsumsinya, seseorang mendapat tambahan hormon seks sehingga ada kemungkinan potensi seksualnya meningkat.

Mesti tetap hati-hati
Meski hubungan daging kambing dan potensi seks seorang pria masih diliputi misteri, toh penelitian ilmiah untuk mengetahui pengaruh buruknya terhadap kesehatan sudah sering dilakukan. Itu pun tak selalu terbukti.

Kalau bertahun-tahun lamanya orang beranggapan daging kambing jadi biang keladi munculnya penyakit tekanan darah tinggi, maka penelitian Prof. dr. Harun Rasyid Lubis dari Univ. Sumatra Utara, Medan dan Prof. Boedi Darmojo dari Univ. Diponegoro, Semarang menunjukkan hasil berbeda. Ternyata, daging kambing bukan menjadi penyebab timbulnya tekanan darah tinggi atau hipertensi (Kompas, 24/5/1993).

Meskipun begitu kita jangan lantas main hantam terus makan daging kambing. Soalnya, bagi mereka yang berkecenderungan mudah terserang hipertensi atau kolesterol, daging kambing dan daging-daging lain dari jenis daging merah menduduki tempat keempat sebagai makanan yang berkadar kolesterol tinggi. "Yang paling tinggi kadar kolesterolnya adalah otak, kemudian jeroan, kulit, terakhir baru daging," papar dr. Handrawan.

Yang perlu diperhatikan justru konsumsi lemaknya. Kalau sate kambing yang berlemak banyak dikonsumsi, sering kali itu menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kolesterol darah.

Sementara, bila santapan sate kambing dipadukan dengan minuman beralkohol, pengaruh buruk lainnya bakal muncul. Pasalnya, pasangan kolesterol - alkohol bisa mempersempit pembuluh darah bagian bawah tubuh, terutama yang mengaliri si "buyung". Bapak-bapak yang biasanya sehat-sehat saja, setelah makan sate kambing plus minuman keras bisa saja jadi impoten. Alkohol memang merangsang, namun setelah itu malah bikin syahwat kendur. Kerja hati, ginjal, jantung, dkk. pun jadi lebih berat.

Kalaupun dirasakan adanya efek tubuh yang menghangat dan peningkatan gairah, mungkin lantaran pengaruh bumbu-bumbunya yang cenderung pedas dan merangsang, macam cabai, cengkih, jahe, lengkuas, merica, dsb.

Jadi, kalau seseorang merasa potensi seksualnya meningkat setelah makan sate kambing dan bir, bisa saja karena sugesti akibat pandangan orang soal keampuhan daging kambing, karena dagingnya, atau karena birnya. Karenanya, tak perlu terlalu banyak berharap pada daging kambing bila Anda, kaum pria, ingin perkasa di hadapan istri tercinta. Kebugaran tubuh, kebugaran seksual, dan kondisi psikologis yang baik secara ilmiah telah terbukti mampu membuat potensi seksual seseorang, pria maupun wanita, pada kondisi optimal. (Masitoh Dumes Busanta/Als/Gde)

ANTARA MITOS DAN SENSASI

Dari dulu sampai sekarang reputasi aprodisiak di dunia belum berubah. Ia tetap digandrungi para lelaki dan suami, tapi khasiatnya tetap berada di belakang mitos. Saking kuat dan berakarnya mitos, sampai sekarang lebih banyak lelaki dan suami yang sesat dan berpetualang mencari mimpi seksualnya yang tak kunjung berakhir itu. Sebagian kaum Adam merasa sia-sia sebab mimpi dari aprodisiak itu tetap saja tinggal mimpi, karena aprodisiak mana pun cuma memberi janji.

Yang terjadi pada konsumen aprodisiak sebetulnya hanya dua sensasi. Pertama, sensasi seksual akibat adanya pengaruh aprodisiak terhadap faal tubuhnya. Padahal kerja suatu bahan aprodisiak mungkin cuma gelitik halus pada saluran kemaluan-kemih belaka (urogenital tract). Aprodisiak lainnya hanya mengubah persepsi sehingga sensasi kegiatan seksual terkesan lebih lama dan lebih menyenangkan.

Selain itu ada juga aprodisiak yang memperlaju aliran rangsangan dalam sistem saraf, sehingga pesan rangsangan seks dari dan ke otak meningkat.

Yang paling umum bahan aprodisiak bekerja dengan cara membongkar hambatan sosial maupun jiwa, sehingga orang lebih lepas mengekspresikan kinerja seksualnya. Kelepasan naluriah ini yang biasanya dibarengi oleh rasa senang seks yang meningkat (sexual enjoyment) - bisa saja terkesan sebagai kehebatan seks.

Peran bahan aprodisiak terhadap faal kemaluan pada umumnya meningkatkan jumlah darah yang mengalir ke organ tersebut. Semakin banyak darah yang mengalir ke sana, semakin bertambah mutu kesiapan seorang lelaki dan itu memberi sensasi seksual pada wanita. Ukuran maksimal ereksi dimungkinkan mencapai puncak terbesarnya. Mungkin juga ereksi menjadi lebih lama sebab stimulan saraf lebih peka dan laju, serta lebih memberikan rasa nikmat karena pesan saraf yang mengalir antarotak-kemaluan-otak bertambah lancar.

Sensasi kedua yang ditimbulkan aprodisiak bersifat psikologis. Digiring oleh mitos, kultur, dan obsesi pribadi tentang lelaki super, kehadiran aprodisiak bagi semua pria di mana pun selalu menumbuhkan suatu kondisi yang disebut expectancy effect pada pemakainya. Artinya, jika orang berpikir bahwa dengan makan daging kambing seksnya akan kuat, maka perasaan itu akan memberinya sensasi yang begitu sehabis menyantapnya.

Perbedaan di antara bahan-bahan yang mengaku dirinya atau diproklamasikan oleh suatu kultur, tradisi, atau mitos sebagai suatu aprodisiak, terletak pada kedua sensasi di atas. Ada yang cuma memberikan sensasi seksual, ada yang sekadar sensasi expectancy effect, atau ada juga yang berefek pada kedua sensasi itu.

Daging kambing tergolong memberikan expectancy effect sebab secara ilmiah belum ditemukan zat berkhasiat yang mampu menambah libido apalagi sampai mampu meningkatkan potensi.

Berbeda ikhwalnya dengan alkohol, sebab dalam takaran rendah justru menambah banyak jumlah darah yang memasuki organ kemaluan pria sehingga memaksimalkan ereksi (Farkas & Rosen 1976). Pembuluh darah kemaluan melebar dan darah tertahan lebih lama di sana.

Namun takaran alkohol yang berlebihan justru berefek sebaliknya, karena menjadi penekan fungsi otak. Pesan seksual dari dan ke otak terhambat, sehingga pusat ereksi gagal berfungsi. Sensasi yang sama tidak terjadi pada wanita, entah dengan takaran rendah maupun tinggi.

Perbedaan peranan minum alkohol antara pria dan wanita terletak pada tujuan minumnya. Kalau wanita umumnya untuk rasa hangat dalam bergaul, rasa seksi, dan penumbuh rasa romantis. Tetapi, lelaki cenderung untuk tujuan seks.

Maka dari itu makan daging kambing dengan alkohol akan memberikan kedua sensasi yang sudah disebutkan di atas. Kita belum menghitung peran bumbu masak seperti merica, biji pala, dan semua yang menimbulkan sensasi hot. Kesan hot juga dapat dikaitkan dengan tingginya faktor SDA (Specific Dynamic Action) suatu bahan makanan. Semakin tinggi SDA suatu bahan makanan semakin memberikan rasa hot pada tubuh yang mengkonsumsinya. Rasa hot begini yang mungkin dipersepsikan sebagai bergairah secara seksual juga. Konon daging kambing disamakan dengan daging macan atau menjangan, yang dijuluki bersifat "panas" atau yang dalam ilmu Tao. Itu adalah lawan dari jenis makanan yang "dingin" atau yin.

Hamil dan Libido yang Tinggi

Jika Anda hamil ada dua kemungkinan berkaitan dengan gairah seksual Anda, meningkat atau justru menurun dengan drastis. Keduanya dipengaruhi hormon estrogen, namun penjelasan mengapa wanita yang satu bisa meningkat sedang yang lainnya menurun sangatlah psikologis dan individual sifatnya. Keharmonisan keluarga, latar belakang psikologis dan beberapa hal lainnya bisa saja menjadi sebab.

Namun bukan hal itu yang akan dibahas melainkan apakah wajar jika Anda hamil namun gairah dan keinginan untuk berhubungan intim semakin gencar, padahal banyak pendapat yang menyatakan bahwa itu bisa saja membahayakan janin.

Menurut seorang dokter kandungan, penurunan atau peningkatan gairah seksual itu adalah hal normal. Jika Anda mengalami peningkatan gairah seksual kala hamil, menurut dokter bisa dikarenakan kondisi hubungan Anda sehat dan saling memuaskan. Terlebih lagi jika trimester pertama yang menyebalkan sudah Anda lewati, tak heran jika hubungan seks justru semakin hot karena kemungkinan Anda untuk mencapai orgasme lebih mudah.

Namun terkadang masalah muncul karena pria atau pasangan Anda tidak memiliki hasrat yang sama. Kadang pria beranggapan hubungan intim akan melukai dan menekan janin, mereka jadi ekstra hati-hati dan menahan diri. Kenyataan ini tentunya tidak nyaman untuk Anda.

Yakinkan Suami anda bahwa melakukan sex saat hamil aman-aman sj selama dilakukan dgn hati-hati,ajak suami anda baca tulisan ini agar lebih yakin.