Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Tampilkan postingan dengan label Sultan Muhammad Al-Fatih. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sultan Muhammad Al-Fatih. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 April 2015

Sultan Muhammad Al-Fatih



                                    
                                       






Sultan Muhammad Al-Fatih



Sebagai anak yang lahir padah tahun 1980-an, saya nggak punya banyak pilihan dalam hiburan,internet belum masuk di kota Palembang hingga sekitar 1997-an, paling video VHS yang bisa disewa, itupun mahal dan nggak selalu ada, bisa dinikmati mungkin hanya oleh orang-orang kaya saja. Jadi pilihan satu-satunya yang paling hemat tentu TV, itupun kalau beruntung bisa lihat tetangga yang punya parabola
Sinetron belum sebanyak sekarang, kebanyakan acara di TV adalah seri luar negeri yang dialihbahasakan,ada juga yang langsung ditayangkan dalam bahasa aslinya dengan subtitle, dan tentu yang paling favorit diantaranya adalah MacGyver
MacGyver diceritakan sangat cerdas, mampu mengatasi seluruh masalah dengan apapun yang ada disekitarnya. Ia tak pernah mengandalkan fisik, tapi otaknya jalan. Selotip, peniti, kawat dan, esbatu bisa jadi pemantik-terkendali-waktu, apalagi kalau sudah ketemu deterjen, garam dapur dan peralatan bengkel, MacGyver bisa menyulapnya jadi bom atau pesawat terbang.

Apa yang saya pikirkan waktu itu? "ini gueee bangeeeet!". Jadilah semenjak itu saya fans unofficial MacGyver. Dari gaya rambut sampai cara berpikir ditiru, dan prestasi terbesar saya adalah berhasil membuka kunci lemari hanya dengan 2 peniti, karena stick game Nintendo waktu itu disimpan karena terlalu seringnya main game.
Tidak hanya kunci lemari yang dibuka, tapi semua yang disampaikan di film itu saya tiru, bahwa MacGyver tidak suka menggunakan senjata api, melindungi wanita, sampai menyenangi Amerika dan segala yang ada bersamanya.

Bila suatu waktu MacGyver batal ditayangkan karena sesuatu, itu sudah cukup membuat saya lunglai seharian, harus menunggu lagi pekan depan untuk menyaksikan aksi MacGyver dan sederet kelihaian akalnya.

Dan bila saya ditanya, siapa yang berpengaruh besar terhadap pembentukan masa kecil saya, mungkin MacGyver itu.Itulah pembentukan karakter,salah satunya lewat patron (contoh). Karakter dibentuk lewat cerita, berulang-ulamg. Awalnya hanya sekedar kekaguman, kemudian jadi meniru, lalu mendarah-daging karena dengan meniru fisik sebenarnya seseorang juga meniru cara berpikir. Apabila cara berpikir sudah dikopi, selesai. Karakter terbentuk,Sekarang saya sudah jadi seorang Muslim, MacGyver pun sudah berhenti tayang, saya menemukan idola baru untuk ditiru, bahkan banyak karakter baru untuk dijadikan sebagai patron dalam kehidupan. Nabi Muhammad tentu saja menjadi teladan utama.

Namun bila saya ditanya, siapa yang betul-betul mempengaruhi diri saya pasca jadi seorang Muslim setelah Rasulullah Muhammad? Saya menjawab pasti, dialah Sultan Muhammad Al-Fatih, pembebas Konstantinopel
Dari Muhammad Al-Fatih saya mempelajari keyakinan yang teguh berdasar iman, kekuatan tekad, berani karena benar, kekerasan niat, usaha yang tak pudar, penyerahan total pada Allah, hormat pada ulama, kasih sayang pada keluarga, ketegasan pada tentara, dan teladan bagi yang lainnya.
Maka saat menulis tentang Muhammad Al-Fatih, tanpa sadar kekaguman itu berubah menjadi meniru, dan akhirnya karakter Muhammad Al-Fatih yang dituliskan itu mendarah daging dalam diri saya, membentuk saya menjadi Muslim yang sama sepertinya insyaAllah.

Karena itu membaca, menonton, mendengar cerita itu adalah cara termudah mentransfer karakter dalam diri seseorang
Permasalahannya, anak-anak kita yang sekarang. Mereka punya bioskop sampai youtube yang bisa mereka akses di HP, mereka juga punya bacaan komik sampai pornografi yang sangat mudah diakses, cerita khayalan sampai cerita ksatria dimanapun tertebar. Hanya apa pilihan kita untuk memasukkan karakter Islami yang kita inginkan pada mereka?
Hampir-hampir tidak ada!

Itulah keresahan saya dan tim AlFatih Studios, bahwa anak-anak kita tidak memiliki pilihan buku yang baik, novel yang mendidik, cerita yang tidak hanya menarik, tapi mampu membangkitkan semangat Islami pada diri generasi pelanjut peradaban Islam
Juga orangtua mereka yang harusnya mampu mengenal tokoh-tokoh Islam lalu memceritakannya pada anak-anak mereka. Menjadikan tokoh-tokoh Islam ini sebagai patron bagi diri mereka sendiri yang pada gilirannya menjadi teladan bagi anak-anak mereka

Proyek besar ini kami mulai di @alfatihstudios, menjadikan Muhammad Al-Fatih sebagai patron bagi generasi muda, sebelum orang lain atau agama lain mengambil anak-anak kita dengan patron dan teladan khayali yang mereka buat.
Buku-buku kami mengenai Al-Fatih ini memang tidak sempurna tapi setidaknya kami sudah memulainya. Kedepan, ada banyak rencana yang kami buat untuk mengangkat tokoh-tokoh Islam bagi generasi muda, agar karakter mereka menjadi karakter kita juga, karakter seorang Muslim layaknya Muhammad saw.
Mari bersama mewujudkan semuanya
Akhukum
@felixsiauw

Sejarah Sultan Muhammad Al-Fatih

Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: محمد ثانى Memed-i sānī, bahasa Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih (الفاتح), "sang Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam bahasa Turki; 30 Maret 1432 – 3 Mei 1481) merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepemimpinannya serta taktik dan strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tentaranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.

Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.

Masa awal kekuasaan
Mehmed II lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, yang saat itu merupakan Ibu Kota Utsmaniyah. Ia merupakan anak dari Sultan Murad II (1404-51) dan Valide Sultan huma Hatun. Sultan Murad II memberikan fasilitas pendidikan yang sangat tinggi dan mengirimkan banyak guru untuk mengajar Mehmed II secara langsung.

Sesuai kebiasaan dalam Kekhalifahan Utsmaniyah kala itu, Mehmed II dikirim untuk memimpin dan mencari pengalaman di sebuah kota bernama Amasya saat ia berusia sebelas tahun. Tidak lama kemudian, tepatnya saat Mehmed II berusia 12 tahun, ayahnya mengundurkan diri dari posisi Sultan, dan mengangkat Mehmed II sebagai penggantinya. Pemikiran Sultan Murad II sangat terpengaruh oleh pemikiran ulama-ulama Islam kala itu, khususnya oleh pemikiran penasihat terdekatnya, Molla Gurani, serta Ak Semseddin, yang di kemudian hari mendorongnya untuk menaklukkan kota Konstantinopel.

Pada tahun pertama ia berkuasa, Mehmed II langsung diserang kekaisaran Hungaria yang melanggar perjanjian gencatan senjata. Dengan segera Mehmed II meminta ayahnya untuk kembali menjadi Sultan dan memimpin pasukan. Namun ayahnya menolak karena telah memutuskan untuk menjalani hidup tenang di Barat Daya Anatolia. Mehmed II yang marah kemudian mengirimkan surat kepada ayahnya: "Bila ayah adalah Sultannya, datanglah dan pimpinlah pasukan ayah. Bila aku adalah Sultannya, aku memerintahkan ayah untuk datang dan memimpin pasukanku." Murad II tergugah, datang membantu, dan memenangkan Pertempuran Varna pada tahun 1944.

Usaha Sultan dalam menaklukkan Konstantinopel
Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah salah satu kota termasyhur dunia. Kota ini tercatat dalam tinta emas sejarah Islam khususnya pada masa Kesultanan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Kota ini didirikan tahun 330 M oleh Maharaja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis, membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan di masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga telah beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada perang Khandaq.

Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H pada zaman Mu'awiyah bin Abi Sufyan Radhiallahu 'Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah, beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk pada zaman Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H, usaha menawan Konstantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus), tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.

Awal kurun ke-8 Hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi napas baru kepada usaha umat Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat pada zaman Sultan Yildirim Bayazid saat dia mengepung kota itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk.

Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan napas baru.Hasrat dan kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan Konstantinopel.Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di pihak umat Islam.Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada zaman anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah Utsmaniyyah.

Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota tersebut.Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian pribadinya.Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para 'ulama terulung pada zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh Muhammad bin Isma'il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah mengirim beberapa orang 'ulama untuk mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia mengirim Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan izin kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika membantah perintah gurunya.

Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh Al-Kurani. Peristiwa ini sangat berkesan pada diri Amir Muhammad, lantas setelah itu dia terus menghapal Al-Qur'an dalam waktu yang singkat. Di samping itu, Asy-Syeikh Ak Samsettin (Syamsuddin) merupakan murabbi Sultan Muhammad Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur'an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.

Syeikh Ak Samsettin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di dalam hadits pembukaan Konstantinopel. Ketika naik tahta, Sultan Muhammad segera menemui Syeikh Semsettin untuk menyiapkan bala tentara untuk penaklukan Konstantinopel. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari. Persiapan pun dilakukan. Sultan berhasil menghimpun sebanyak 250 ribu tentara. Para mujahid lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam.

Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur'an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentara dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Penaklukan di Asia
Setelah penaklukan Konstantinopel, Mehmed II mengalihkan perhatiannya kepada Anatolia. Mehmed II berusaha untuk membuat suatu kekuatan politik di Anatolia dengan menaklukkan negara Turki bernama Beyliks dan Kekaisaran Trebizond yang berbudaya Yunani. Untuk itu, ia telah beraliansi dengan Kerajaan Krimea. Sebelumnya Anatolia sudah disatukan oleh Bayezid I 50 tahun sebelum apa yang dilakukan oleh Mehmed II. Akan tetapi, pada pertempuran Ankara, Anatolia kembali terpecah belah. Penaklukan Anatolia atas Kesultanan Utsmaniyah membuat kesultanan ini menjadi semakin menekan Eropa.



Kutipan atas Mehmed II

    "Konstantinopel akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara" (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam)
    "Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah yang akan futuh (jaya) terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (Konstantinopel)" (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam)
    "Aku mendengar baginda Rasulullah SAW mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan di bawah tembok tersebut dan aku juga ingin mendengar derapan tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda" (Abu Ayyub al-Anshari ra. kepada panglima Bani Umayyah)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia


====
You might also like:
SOLAS
====
                                    
                                       

Nasehat Buya Yahya
Silaturahmi jasad yang tidak dibarengi silaturahmi hati hanya akan tambah merusak hati. Alangkah banyak orang bersilaturahmi jasad dan di saat berpisah justru mendapatkan bahan baru untuk menggunjing, menbenci dan mendengkinya buah dari yang dilihat saat bertemu.




Rosululloh SAW Bersabda yang artinya:
"Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya".
(HR. Imam Muslim)

Habib Umar bin Hafidz:"jadikanlah televisi,handphone,internet dan alat-alat lainya sebagai pelayan dan pembantu untuk agamamu ,jika tidak,alat-alat itu akan menghancurkan dirimu sedangkan engkau akan tertawa karena tidak menyadarinya,ia akan merusak hatimu,akalmu,akhlakmu,dan fikiranmu,tanpa engkau menyadarinya,engkau tertawa bahagia padahal alat-alat itu telah merusak hal-hal paling berharga yang kau miliki".

Sayangilah Ibu dan Bapak kita Sampai Akhir Hayat Mereka     

You might also like:
TERJEMAHAN  ALQUR’AN 30 JUZ
3.     SURAT 4. AN NISAA'
5.     SURAT 6. AL AN'AAM
6.     SURAT 7. AL A'RAAF

                                    
                                       

PENTING : jika Anda merasa website ini bermanfaat, mohon do'akan supaya Allah mengampuni seluruh dosa-dosa Keluarga kami, dan memanjangkan umur keluarga kami dalam ketakwaan pada-Nya. Mohon do'akan juga supaya Allah selalu memberi Keluarga kami rezeki yang halal,melimpah,mudah dan berkah, penuh kesehatan dan waktu luang, supaya kami dapat memperbanyak amal shalih dengannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya [sesama muslim] tanpa sepengetahuan saudaranya,
melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”
(Hadits Shahih, Riwayat Muslim No. 4912)