Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Senin, 18 Juni 2018

Hasyim Muzadi : Israel tak Mempan Dikutuk



 Hasyim Muzadi : Israel tak Mempan Dikutuk

Umat Islam di penjuru dunia diminta agar tidak mengecam Israel saja. Imbauan itu disampaikan Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi.

Kekerasan yang dilakukan harus diblokir dengan upaya persatuan umat Muslim. “Israel Zionis tidak akan mempan dikutuk karena mereka sesungguhnya hanya tahu kepentingannya sendiri,” kata Kiai Hasyim, Jumat (23/11) malam.

Perlakuan PBB terhadap Israel, tambahnya, sangat berbeda jika berhadapan dengan negara-negara Islam. “Kalau yang dituduh melanggar HAM itu adalah negara Islam yang tidak disuka oleh zionis, langsung dihukum dan diserbu . Dan "penyerbuan" itupun atas nama hak asasi manusia,” kata mantan Ketua Umum PBNU ini.

Lebih lanjut, ia mengatakan, di Indonesia pun keadaannya kurang lebih sama. Para penggiat HAM di Indonesia, hampir tidak mungkin diharapkan untuk mengatakan Israel dan pendukungnya melanggar HAM berat secara internasional.

“Mereka para pegiat HAM Indonesia pada umumnya lebih suka meneliti bangsanya sendiri dengan tuduhan melanggar HAM berat,” katanya.

Para penggiat HAM Indonesia biasa bicara tentang konflik Sampang, Poso, Cikesik, Ciketing, Cirebon, Solo, Ambon, Papua, Lampung, Aceh, dan yang terakhir membela PKI sebagai korban.

“Mereka mempersoalkan, bukan untuk mencari penyelesaian dalam nuansa keindonesiaan, tapi hanya mencatat kemudian dilaporkan ke luar negeri, agar asing bisa menghukum Indonesia,” jelasnya.
'Atasi Israel, Hamas-Fatah Harus Bersatu'
Imbauan penting disampaikan oleh Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH Hasyim Muzadi. Mengatasi serangan Israel, sebut Kiai Hasyim, bangsa Palestina harus bersatu terlebih dahulu.
”Yang diperlukan sebenarnya pertama kali adalah persatuan Fatah dan Hamas yang selama ini terus diadu domba habis-habisan oleh Israel,” jelasnya di Jakarta, Jumat (23/11)
Selain itu, katanya, perlu kesadaran negara-negara Arab yang mau membantu Palestina dengan sungguh-sungguh dan jujur. “Karena sampai hari ini setiap negara Arab atau Islam diserang agresor, selalu saja berpangkalan di salah satu negara Islam sendiri,” jelasnya.
Pengasuh Ponpes Al Hikam Depok ini mencermati kelemahan pada Liga Arab. Lantaran mereka cenderung tampak lebih membantu kepentingan barat daripada bangsa rasnya sendiri. “PBB pun selalu tumpul ketika Israel melanggar HAM internasional,” katanya.
Perlakuan PBB terhadap Israel, tambahnya, sangat berbeda jika berhadapan dengan negara-negara Islam. “Kalau yang dituduh melanggar HAM itu adalah negara Islam yang tidak disuka oleh zionis, langsung dihukum dan diserbu . Dan "penyerbuan" itupun atas nama hak asasi manusia,” kata mantan Ketua Umum PBNU ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA

CARA MELAKSANAKAN PUASA SUNNAH 6 HARI SYAWAL



PUASA 6 HARI SYAWAL

Dari sahabat Abu Ayyub al-Anshari radhiyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

"مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ".
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian mengikutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa satu tahun.

Hadits shahih riwayat Ahmad (23580), Abd bin Humaid (228), Muslim (1164), Abu Dawud (2433), al-Tirmidzi (759), al-Nasa'i dalam al-Kubra (2862), Ibnu Majah (1716) dan Ibnu Hibban (3634).
Hadits tersebut menjadi dalil kesunnahan berpuasa 6 hari pada bulan syawal.
Puasa tersebut bisa dilakukan secara bersambung selama 6 hari, dan bisa dilakukan secara terpisah-pisah. Bisa dimulai tanggal 2 Syawal. Bisa pula hari-hari berikutnya.
Tetapi puasa yang paling baik adalah dilakukan sejak tanggal 2 Syawal dan dengan cara bersambung.
Bagi seseorang yang punya hutang puasa Ramadhan, maka apabila menggantinya pada bulan Syawal, orang tersebut mendapatkan pahala kesunnahan puasa 6 hari Syawal. Demikian keterangan dalam kitab Bughyah juz 1 hlm 747. Wallaahu a'lam.