Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Kamis, 17 Maret 2011

2012, Indonesia Produksi 1.000 Roket

Pemerintah Indonesia berencana memproduksi seribu buah roket R122 untuk mendukung sistem pertahanan negara.

"Itu kerjasama antara BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Balitbang. Kita sepakat membangun seribu roket," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Jakarta, Kamis (17/3).

Berbicara saat menjadi saksi penandatangan nota kesepahaman Kementerian Pertahanan dan BPPT, ia mengatakan, keputusan itu didasarkan hasil uji coba roket beberapa waktu lalu yang dinilai berhasil.

Roket R122, yang memiliki jarak jelajah sejauh 15 kilometer ini, menurut Purnomo, dapat digunakan sebagai amunisi artileri, untuk "multiple launcher".

Purnomo menambahkan, proyek itu akan mulai dikerjakan pada 2012, dan dijadwalkan selesai pada 2014. Selain pembangunan seribu roket, Pemerintah juga akan mengembangkan "remote pilot vehicle", dan "area vehicle", sebagai pendukung alusista pertahanan Indonesia.

Dengan kerja sama kajian dan pengembangan teknologi pertahanan antara Kementerian Pertahanan dan BPPT, dapat memacu pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri.
Zumber: http://bit.ly/gF1gZZ

Imaan Granath: Berkenalan dengan Islam Melalui Dongeng Aladin

Persinggungan Iman Monica Granath dengan Islam, dimulai sejak masa kanak-kanak. Tepatnya, setelah ia menyukai dongeng-dongeng Timur Tengah, termasuk kisah Aladin.

"Saya selalu tertarik pada budaya yang berbeda, Saya suka bepergian dan suka belajar bahasa. Ketika saya masih kecil, saya gemar berdandan sebagai putri Arab seperti di kisah-kisah Aladin," katanya.

Menginjak remaja, ia menyadari tak semua Arab adalah Muslim. Ia bersekolah dengan beberapa orang Arab Kristen, yang semuanya begitu bangga mengenakan kalung salib besar di lehernya. Ia tersadar, keimanan bukan soal keturunan. Keyakinan adalah soal hati.

Granath kemudian belajar bahasa Arab di Universitas Stockholm. Di kampus ini, keyakinannya akan Islam semakin terpupuk.  Di usia 20 tahun, ia memutuskan menjadi mualaf.

Granath kemudian memutuskan menikah dengan seorang Muslim Palestina dari Gaza. Pasangan itu hidup di antara dua kota dan dia membuat blog tentang pengalaman mereka, baik dan buruk. Blog-nya menjadi terkenal di  Timur Tengah.

"Kami punya banyak perbedaan, menikah dengan seorang pria lain budaya membutuhkan banyak penyesuaian. Tentu saja kami berbagi beberapa ide umum tetapi apa yang ia nilai dan suka kadang-kadang sangat berbeda dari penulaian masing-masing," katanya.

Granath memakai jilbab sekarang. Meskipun penelitian terbaru dari Uppsala University yang menyatakan bahwa 50 persen publik Swedia ingin untuk melarang jilbab di sekolah dan tempat kerja, dia  tidak merasa didiskriminasikan.

Walau kadang, katanya, orangkerap menilainya berdasarkan di atas pilihannya berpakaian. "Kadang-kadang aku merasa orang mengira aku tidak pintar hanya karena mereka melihat cara saya berpakaian," katanya.

Bagi sebagaian orang, katanya, pilihan busananya merupakan bentuk kemunduran. "Tapi bagi saya itu merupakan pilihan gaya hidup sehat dan lebih spiritual, dengan kesadaran diri dan lingkungan. Saya memiliki pekerjaan sejak awal saya menjadi mualaf, tak masalah," katanya.

Ia bersyukur, mempunyai keluarga dan teman-teman yang berpikiran terbuka. "Mereka mungkin berpikir saya sedikit aneh tapi mereka masih memperlakukan saya seperti yang mereka lakukan sebelumnya. Saya pikir itu juga karena saya sendiri memiliki kepribadian yang liberal dan berpikiran terbuka, saya telah membuat banyak kompromi ketika mengunjungi keluarga saya," ujarnya.

Ia mencontohkan fkelsibilitas yang dimaksudnya. Ia memang kerap menahan diri untuk tidak berjabat tangan dengan lawan jenis. "Tetapi dalam keluarga saya, saya memeluk mereka, karena itu adalah bagaimana kita melakukannya di sini. Tapi saya tidak merayakan  Natal lagi. Itu yang membuat mereka sangat sedih."

Ketika ditanya apakah ia pernah merasa ingin menyerah ketika  menjadi seorang Muslim, ia menjawabnya dengan lelucon, Saya menyerah ketika melihat orang-orang yang good looking."

Ia menjadi  satu dari sekitar 5 ribu mualaf Swedia. Bersama Helena Benauoda, pimpinan organisasi Muslim Swedia, ia pernah dijuluki sebagai "wanita yang melawan arus"; disaat semua bergegas menjadi liberal dan sekuler, keduanya malah memilih Islam.

Secara keseluruhan, populasi Swedia berjumlah 9 juta, 300 ribu hingga 400 ribunya beragama Islam.
Zumber: http://bit.ly/i5bJEK

Striker Parah, Seharusnya 100% Gol Tetapi Tidak Gol

Ini adalah pertandingan antara Cesena vs Juventus pada 12 Maret 2011 yang hasil akhirnya 2-2.
Giaccherini mendapat peluang bagus yang harusnya 100% gol. tapi apa yang terjadi? bola melambung saat gawang juve sudah kosong. Simak videonya


Kisah Nyata Chirstian, Seekor Singa yang Luar Biasa

Benarkah hewan buas juga mempunyai loyalitas dan ingatan terhadap majikannya? kelihatannya iya. Pada tahun 70-an,seekor singa bernama Christian berhasil menggemparkan dunia dengan kisahnya. Kejadian ini nyata membuktikan bahwa seekor singa juga mempunyai perasaan yang sama seperti manusia. Mereka juga mempunyai memory, kasih sayang, cinta, rasa rindu, dan kesetiaan.

Kisah ini mengajak kita untuk lebih menghargai arti dari persahabatan yang sesungguhnya.

Christian,adalah seekor singa yang menjadi korban kejahatan pemburu gelap yang kemudian diperdagangkan di blackmarket. Sedangkan nasib ibu atau saudara Christian tidak diketahui, apakah mereka juga ikut tertangkap, mati terbunuh atau sudah terjual.

Pada tahun 1969, Anthony Bourke dan John Rendall, dua orang sahabat, terkejut ketika menemukan seekor anak singa berusia 6 bulan di toko binatang Harrods yang sedang kesepian.

Kondisi bayi singa itu sungguh menyedihkan. Si singa kecil dikurung didalam sebuah jeruji yang sangat kecil. Suara parau sang singa kecil menyentuh hati kedua pemuda ini dan lalu mereka membelinya dan memberikan nama Christian pada bayi singa itu. Mereka bertiga akhirnya tinggal disebuah rumah di London.

Mereka pun memperlakukan Christian seperti layaknya sahabat. Mereka bermain bola bersama, makan bersama, nonton bersama dan jalan-jalan bersama. Mereka menjadi tiga sosok sahabat yang tidak terpisahkan.

Sembilan bulan telah berlalu,Christian telah menjelma menjadi singa dewasa dan lingkungan rumah mereka yang kecil tidak cocok lagi untuk Christian untuk berlari-lari bebas seperti halnya waktu ia kecil dahulu. Ditambah lagi dengan tetangga yang resah dan ketakutan melihat sosok seekor singa jantan besar berlarian dilingkungan mereka.

Walaupun sedih, Anthony dan John memutuskan untuk mengembalikan Christian ke Kenya, Afrika, di bawah pengawasan ahli hewan buas untuk mengembalikan sifat alami Christian dari “sahabat manusia” menjadi hewan buas. Jika tidak, Christian tidak akan dapat bertahan di alam liar.

Selama beberapa bulan Christian di karantina di Afrika, para ahli meminimalisir kontak Christian dengan manusia terutama dengan pemiliknya. Selama itu, kata pengawas, Christian tampak murung dan sedih. Berkali-kali ia mengaum parau, mungkin memanggil kedua majikan sekaligus sahabatnya, John dan Anthony.
Meski John dan Anthony ingin menemui Christian, akan tetapi para pakar melarangnya, karena dikhawatirkan dengan keahdiran mereka berdua akan menghambat proses pengembalian insting alamiah singa sebagai hewan liar yang bebas dan ganas.

Akhirnya, Christian berhasil menemukan jati dirinya sebagai seekor singa jantan. Ia pun dilepaskan kealam bebas walaupun masih dipantau oleh para ahli. Awalnya, Christian mendapat kesulitan untuk menentukan wilayah kekuasaannya dan membuat kawanan, karena beberapa wilayah tersebut sudah dikuasai oleh singa jantan lainnya dan tentu saja para singa betina sudah dikuasai oleh para singa jantan tersebut. Christian memerlukan kawanan.

Karena seekor singa tidak akan bisa bertahan tanpa kawanan. Biasanya, dalam satu kawanan sedikitnya terdiri dari 3 ekor singa, satu jantan dua betina. Karena dalam kawanan hanya boleh dipimpin oleh satu singa jantan. Semakin kuat sang singa jantan tersebut maka akan makin banyak singa betina lainnya yang bergabung dalam kawanan tersebut. Oleh karena itu, para singa jantan muda akan keluar dari kelompok mereka lalu membentuk kelompok sendiri diwilayah lain.

Inilah masalah pertama yang harus dihadapi oleh Christian. Ia harus membentuk kelompok agar bisa bertahan hidup. Karena, singa tidak akan bisa berburu jika hanya sendirian. Perburuan yang mereka lakukan selalu dalam bentuk kerjasama kelompok yang kompak.

Para singa betina bertugas untuk mengejar dan membuat lelah si mangsa, jika mangsa sudah lelah maka sang singa jantan akan melakukan tindakan final untuk mengakhiri nyawa si mangsa dengan menggigit leher si mangsa sampai mati atau istilahnya “finishing touch”. Semakin besar jumlah singa dalam satu kawanan, maka semakin besar ukuran mangsa mereka. Seperti badak, gajah, banteng dan lain-lain.

Karena itu, John dan Anthony sangat mencemaskan keadaan Christian. Karena tidak jarang para singa jantan akan mati dalam perkelahian untuk mendapatkan atau mempertahankan wilayah atau kawanan dengan singa jantan lainnya, atau mati terbunuh oleh mangsa buruan mereka.
Jika singa jantan tidak hati-hati dan menyerang si mangsa tidak tepat pada waktunya (si mangsa belum kelelahan) maka tak ayal lagi singa jantan akan mati di banting ke batu ketika mangsanya memberontak saat lehernya digigit oleh si singa jantan, diinjak atau bahkan diserang balik oleh sang mangsa.

Akan tetapi, laporan-laporan yang mereka dapatkan dari si pengawas menunjukkan perkembangan positif yang berhasil dicapai oleh Christian. Christian berhasil mendapatkan kawanan dan bahkan ia berhasil menjadi ketua kawanan yang dalam jumlah yang besar. Perkembangan Christian ini sedikit melegakan hati John dan Anthony.

Setelah satu tahun lebih mereka berpisah, akhirnya John dan Anthony memutuskan untuk mengunjungi Christian di Afrika. Ahli singa dan pengurus hutan lindung di Afrika mengatakan bahwa Christian sudah hidup bersama singa-singa lainnya dan menjadi liar. Dan pengurus hutan lindung itu juga mengatakan kalau Christian tidak akan mengenali John Rendall dan Anthony. Mereka semua melarang mereka untuk menemui Christian, Karena singa itu tidak akan mengingat mereka lagi dan tentu saja akan mengakibatkan kematian terhadap mereka berdua.

Anthony dan John tidak perduli. Mereka percaya, ikatan persahabatan yang terjalin diantara mereka bertiga sangat dalam. Christian tidak akan menyerang mereka. Christian pasti tetap mengingat mereka berdua.Akhirnya mereka memutuskan untuk berangkat ke hutan Afrika dan mencari Christian. Salah satu orang teman mereka tertarik dengan kejadian ini dan ikut bersama mereka untuk merekam pertemuan ini.

Setelah berjam-jam pencarian, akhirnya mereka menemukan Christian di dekat daerah pegunungan. Teman John dan Anthony yang merekam kejadian ini menahan nafas tegang ketika ia melihat sesosok singa jantan besar yang berlari menuruni batu-batuan disana dan berlari kearah mereka. Hanya John dan Anthony saja yang bersikap santai dan tersenyum lebar seolah-olah menyambut teman lama mereka.

Sesuai dengan dugaan John dan Anthony, Christian tidak melupakan mereka. Christian terlihat sangat gembira melihat dua wajah manusia yang sangat ia cintai itu. Christian bergantian memeluk dan mencium wajah John dan Anthony bertubi-tubi sebagaimana kebiasaannya ketika ia kecil dahulu. Ketiga sahabat dekat itu akhirnya bertemu kembali dan mereka bercengkerama satu sama lainnya selama berjam-jam dan kemudian berpisah lagi.
Coba lihat deh video rekaman kejadian waktu mereka bertemu kembali itu..,bener-bener mengharukan.