Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Sabtu, 02 April 2011

Inilah Resep Rahasia Krabby Patty






















krabby patty
Bagi yang pernah nonton spongebob squarepants pasti tau dengan nama krabby patty, makanan paling poluler dalam film spongebob dan resep krabby patty ini paling di ingin kan oleh plankton. Ini dia resep dari krabby patty itu.
Bahan :
- 2 sendok makan bawang merah yg sudah dicacah halus
- 2 sndok makan seledri yang dicacah halus juga
- 4-6 sendok makan minyak sayur
- 1 sendok thyme
- 1 lb = skitar 1/2 kilo daging kepiting beku, bekukan dan blender
- 3/4 mangkuk tepung roti yang sudah dibumbui
- 1 sendok makan dijon mustar(beli di supermarket )
- 2 sendok makan mayones (juga 1 mangkuk untuk saus celupan)
- 2 telur, lightly beaten
- Garam dan merica secukupnya
- 3 sendok makan saus tomat (untuk saus celupan)
Petunjuk :
-Tumis bawang merah dan seledri dalam 1 sendok makan minyak sayur. Tambahkan thyme, kecilkan apinya dan masak hingga bawang kecoklatan.
-Dalam mangkuk yg besar, campurkan daging kepiting, tumis bawang dan seledri, tepung roti, mustard, mayones, telur, garam dan merica.
Aduk merata.
-Bentuk bulat dengan sekop eskrim, lalu gepengkan.
-Panaskan 3 sendok makan minyak sayur dalam teflon yg besar. Masukan 2-3 adonan dan masak hingga menguning, sekitar 2 menit satu sisinya.akan dbutuhkan beberapa sendok minyak bila siudah 2-3 kli memanggang.
-Panaskan oven hingga 400F ato 290C. Pindahkan adonan kedalam panggangan, dan panggang sekitar 10 menit. Adonan dapat ditaruh dalam oven yg hangat sekitar 30 menit, atau dipanaskan kalo mau disajikan. Campur 1 mangkok mayones dan 3 sendok makan kecap.
Zumber: http://bit.ly/gySgke

Ismail: Prosedur Pengampunan Dalam Islam Sungguh Masuk Akal

















"Saya menjadi Muslim sebab ada banyak alasan baik, namun yang terpenting, saya ingin dekat dengan Tuhan dan menerima pengampunan dan penyelamatan abadi," tulis Ismail Abu Adam di akun YouTube miliknya. Padahal jauh sebelum menyatakan itu, Ismail yang awalnya penganut Kristen taat, ingin melakukan misi penginjilan ke komunitas Muslim yang selama ini ia pikir harus diselamatkan.

"Saya lahir besar sebagai Kristen. Tetapi dasar saya adalah Katholik Roma," kata Ismail. "Saya selalu meyakini Yesus adalah Tuhan dan saya berikan hidup saya kepadanya," tuturnya.

Ismail meyakini Yesus adalah penyelamat dan ia juga mempercayai peristiwa kematian, penyaliban hingga kebangkitan Yesus. "Juga konsep dosa asal,  seratus persen semua itu saya yakini sebagai kata-kata tuhan," ungkap Ismail.

Sebagai penganut taat, ia pergi ke gereja setiap minggu dan aktif dalam kegiatan peribadatan. Bahkan ia kerap mengkotbahi teman-temanya dan mengajak mereka yang beberbeda keyakinan untuk mempercayai agama yang ia anut.

Pada awal usia 20-an, Ismail mulai tertarik melebarkan kotbah ke umat Muslim. "Saya besar, tinggal di Amerika Utara. Di sana saya sangat jarang bertemu Muslim, yang ada hanyalah kaukasia dan kristen, jadi saya ingin menyakskan Kristen bisa disebarkan ke komunitas Muslim," ujarnya.
Sebelum benar-benar turun ke lapangan dan bersentuhan langsung dengan Muslim, Ismail memutuskan mengawali dari dunia maya. Ia mencoba mencari celah bagaimana Kristen bisa disebarkan lewat media tersebut.

Ketika menelusuri internet itulah ia menemukan dan menyaksikan video yang ia anggap menarik; debat antara seorang Muslim dan penginjil. Muslim itu dari Afrika Selatan bernama Ahmad Deedat. Lewat debat, Ismael menyadari bila ia sangat paham injil. "Ia selalu menang dan mampu mematahkan serta membuat sanggahan jitu terhadap penginjil dari setiap aspek," tutur Ismael.

"Ia mematahkan argumen bahwa dosa asal itu tidak ada, bahwa Kristen bukan kata-kata Tuhan, serta menunjukkan bahwa Kristen adalah doktrin yang salah karena dibuat oleh intepretasi selip, sudah mengalami fabrikasi, modifikasi ditambah dan juga dikurangi oleh penulisnya," kata Ismail lagi.

Dedat, menurut Ismail, juga menyinggung doktrin trinitas, kebangkitan, penyaliban. "Terasa betul argumen lawan (penginjil-red) sangat lemah dan mudah dipatahkan. Harus saya akui, jujur saya tidak suka Ahmad Deedat saat itu," ungkap Ismail.

Ia bahkan frustasi dengan pembicara dari kubu Kristen. "Ia memegang gelar PhD di bidang teologi Kristen, tapi ia tak bisa mematahkan balik argumen Ahmad Deedat yang hanya bicara sendiri dan hanya didukung oleh Al Qur'an."

Saat itu Ismael berpikir Deedat tentu menggunakan Injil untuk membantah doktrin Kristen. Ia pun tergugah untuk mempelajari Kristen lebih lanjut dengan semangat kelak ia akan membantah argumen-argumen Ahmad Deedat.

Ismael mengaku tipe orang dengan pemikiran skeptis. "Saya sulit percaya dan meyakini sesuatu jadi saya perlu memelajari dan menyelediki sendiri untuk memahami dan meyakini sesuatu," ujarnya.

Saat memutuskan  untuk lebih mendalami Kristen ia memilih dari prespektif Islam. "Sebelumnya saya tak pernah melakukan itu, memelajari Kristen dari prespektif selain Kristen dan Deedat benar-benar mengonfrontasi pemahaman saya," ungkap Ismail.

Ismail pun mengkaji Injil dan doktrin Kristen dari Islam.  Ia memelajari keabadian, konsep trinitas, penyaliban Yesus, konsep juru selamat hingga kebangkitan, dosa asal. "Apakah benar injil adalah kata-kata tuhan," tuturnya.

Ketika mendalami Al Qur'an Ismail menyadari bahwa argumen Deedat ternyata benar. "Saya tiba-tiba merasa berada di jalan yang salah. Kristen bukanlah kata-kata Tuhan. Ini benar-benar sebuah tamparan keras bagi saya" kata Ismail.

"Saya telah menganut Kristen bertahun-tahun, saya lahir sebagai Kristen dan menjadi seorang Katholik selama 20 tahun, tiba-tiba semua yang saya yakini berbalik dari atas ke bawah. Tentu ini merupakan guncangan besar," tuturnya.

Saat itu belum timbul keinginan Ismail untuk menjadi Muslim. "Yang saya inginkan saat itu mengetahui secara mendasar kebenaran sesungguhnya," ungkapnya.

Islam pun mulai ia pejalari. Dari sana ia memahami Muslim hanya mempercayai satu tuhan dalam konsep bernama tauhid. Monoteisme, itulah kesimpulan yang ia peroleh dari agama Islam. "Mereka memanggil tuhan dengan Allah, mereka percaya Yesus adalah nabi, seorang messiah yang mengabarkan kebenaran saat dibangkitkan lagi, itu juga keyakinan besar yang saya anut," kata Ismail.

Lebih dalam mengkaji, Ismael menemukan konsep pengampunan dan penyelamatan Tuhan. Ia memahami pengampunan dalam Islam diperoleh dengan cara beriman kepada Tuhan, melakukan ajaran-Nya dan berbuat kebaikan sebagai wujud iman.

Ismail juga mengetahui bahwa Muslim mempercayai ada nabi setelah Isa yakni Muhammad. "Mereka meyakini itu sebagai kata-kata Tuhan dan semua ada dalam kitab yakni Al Qur'an," ujarnya. "Ini sesuatu yang baru bagi saya. Saya pernah tahu Islam, tapi tidak mendetail."

Saat itu Ismail mengaku mulai muncul rasa suka terhadap Islam. "Muslim mempercayai keberadaan Yesus. Bagi saya itu adalah sebuah tautan antara Islam dan Kristen dan itu membuat saya merasa nyaman. Saya seperti menemukan batu pijakan," tutur Ismael.

Begitu mengetahui bagaimana Muslim meyakini Tuhannnya, bagaimana Nabi diutus membawa pesan, Ismail merasa dilahirkan untuk mempercayai itu. Ia pun memutuskan pergi ke masjid. "Saat itu saya pindah ke kota kecil dan di kota itu ada sebuah masjid. Saya ketuk pintunya dan berkata saya ingin berbicara dengan seseorang tentang Islam," tutur Ismail.

Setelah itu Ismail rutin meyambangi masjid tersebut saban minggu untuk berdiskusi dengan seorang imam di sana. Sang imam memberinya buku-buku bacaan tentang Islam dan juga biografi Rasul Muhammad. saw. "Ia meladeni dan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan saya," kata Ismail.

Hingga suatu hari, sang Imam berkata kepadanya "Saya tidak ingin kamu menjadi Muslim kecuali kamu benar-benar yakin dengan agama ini." Mendengar itu Ismael lagi-lagi mengaku terkejut. "Selama saya menjadi Kristen saya selalu bertemu kotbah dan juga berkotbah untuk mengajak seseorang menjadi Kristen. Setiap Kristen selalu mencoba mempengaruhi seseorang menjadi Kristen," tuturnya. "Hampir tidak mungkin Kristen berkata, 'Saya tidak ingin kamu menjadi Kristen kecual kamu yakin dan kembalilah kepada saya jika kamu sudah yakin'."

Ismail justru tertantang dengan ucapan sang imam. Apakah ini memang jalan sesungguhnya? "Ini justru menggelitik saya untuk mengetahui apakah Islam itu memang yang benar, yang harus diyakini? Sungguh tak ada yang memaksa saya untuk menjadi Muslim," tuturnya. "Saya melihat dalam Islam terdapat kebenaran dan itu tampak jelas sebagai cara hidup yang diinginkan Tuhan bagi saya," ujarnya.

Ketika Ismail mengingat Injil kembali, justru ia menemukan fakta Yesus yang diyakini sebagai tuhan tak pernah mengklaim dirinya adalah tuhan dan menyeru pengikutnya untuk menyembahnya. Membandingkan lebih jauh lagi, dalam Al Qur'an, Ismail menemukan janji pengampunan Allah akan diberikan bagi orang yang beriman, namun di Injil, kata 'janji' itu tak ada.

"Pengampunan dan penyelamatan diberikan Allah karena Ia mencintaimu, karena engkau bertobat, beriman kepadanya dan melakukan apa yang ia kehendaki. Itu sungguh jelas dan sederhana," kata  Ismail. Sementara di Kristen, menurut Ismail, penyelamatan cukup sulit bagi pemeluknya.

"Pertama anda harus meyakini dahulu peristiwa pembunuhan kejam dan penyaliban seseorang yang tak berdosa, di mana darah ditumpahkan demi menyelamatkan dosa anda. Anda diciptakan dengan dosa asal. Tuhan menempatkan diri anda di dunia bersama dosa dalam hati atau jiwa anda. Semua itu justru tidak mencerminkan keadilan Tuhan," paparnya.

Ismail menilai pengampunan dan penyelamatan di Islam lebih masuk akal. "Pengampunan adalah milik Tuhan, pemberian Tuhan karena cinta, karena kita meminta kepada-Nya, karena kita meyakini-Nya," ujarnya. "Memang di Injil juga ada kata-kata yang mengandung kebenaran. Tetapi Islam lebih superior dan secara logika benar. Bagi saya itu sangat mengagumkan," imbuhnya.

Padahal selama ini Ismail selalu membayangkan Islam sebagai agama kekerasan, seperti menganjurkan pembunuhan. "Tapi ketika saya membaca Al Qur'an saya menemukan banyak ketenangan, kalimat mengandung kedamaian, kesunyian dan pencerahan. Karena itulah saya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.

Kini Ismael meyakini Allah adalah tuhannya dan menyerahkan seluruh hidupnya kepada-Nya. "Ia adalah raja sekaligus penyelamat saya di dunia dan akhirat. Dengan ini saya pun meyakini Yesus membenarkan ajaran Yesus sebagai seorang Muslim," ujarnya.

Saat ini Ismael mengambil disiplin Kajian Islam di perguruan tinggi. Dalam sepuluh tahun terakhir ia telah bepergian ke enam negara bermayoritas Muslim dan membaca puluhan buku-buku tentang Islam dan Perbandingan Agama. Ia bahkan sudah cukup fasih untuk berbincang dalam Bahasa Arab. Dalam akun YouTube-nya Ismail menulis, "Saya mencintai Allah karena Ia yang pertama kali mencintai saya."

zumber: http://bit.ly/h7BClr








Salah Satu Hidayah Ahui, Mimpi Beradzan di Atas Kabah

















Petunjuk Allah bisa datang dari mana saja. Khusus bagi Ahui, hidayah itu ia peroleh dari serangkaian mimpi.

Pada usia 39, adalah awal pria keturunan Tionghoa itu mengalami serangkaian peristiwa yang akhirnya membawanya ke Islam. Saat itu ia bermimpi memasuki sebuah gedung dan mengaji di dalam gedung tersebut. Tapi ia tak memandang mimpi itu istimewa. Ahui tidak tergelitik. "Saya tidak tahu mengapa bisa mendapat mimpi itu, jadi saya abaikan saja," katanya.

Selang satu bulan, Ahui kembali bermimpi. Kali ini ia menyuarakan adzan di atas kabah. Seperti mimpi pertama, ia juga tak menghiraukanya. Lagi-lagi, berjarak satu bulan dari mimpi kedua, dalam tidurnya, Ahui melihat dirinya berwudhu dan mengucapkan kalimat syahadat.

Hingga mimpi ketiga, pikiran Ahui tetap tidak terusik. Ia masih menanggap semuanya sekedar kembang tidur.

Ketika mimpi-mimpi itu datang, Ahui tengah mencoba peruntungan dalam wirausaha yang ia rintis sejak muda. Bukan mendapat untung, ia merugi hingga bangkrut. Semua harta bendanya habis dan kondisi Ahui saat itu, tuturnya, sangat menyedihkan.

Pada tahun berikut, tepatnya 1998, Istri Ahui sakit keras. Ia divonis mengidap penyakit kanker stadium 4. Selang beberapa bulan, istrinya pun meninggal.

Sebelum jatuh sakit, rupanya istri Ahui pernah pula bermimpi membawa Al Qur'an lalu kitab itu terjatuh. "Dalam mimpinya, istri saya memasuki sebuah Masjid mengikuti sebuah pengajian. Setelah keluar dari masjid itu istri saya mendapat hadiah sebuah Al-Quran. Ketika membawa Al-Quran tersebut istri saya tersnggol oleh seseorang dan Al-Quran itu jatuh hingga terbelah menjadi dua”, tuturnya.

Ahui tak bisa lagi mengabaikan rentetan peristiwa yang ia alami. Ia mencoba mengaitkan satu demi satu kejadian tersebut. Ahui sempat kebingungan, mengapa di saat kehilangan semua harta dan orang kesayangannya, ia malah mendapatkan mimpi-mimpi yang berkaitan dengan Islam.

“Saat saya mengalami kebangkrutan saya bermimpi mengenai Islam, ketika Istri saya meninggal, isti saya juga mengalami mimpi yang berkaitan dengan Islam. Saya sendiri waktu itu tidak tahu apa itu Islam”, ungkapnya.

Ahui memang tidak pernah mengenal agama dan memeluk agama sejak ia dilahirkan. Keluarganya pun setali tiga uang. Tapi, sebagai persyaratan membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP), Ahui mencatumkan agama Budha. Begitupun dengan keluarganya. “KTP kan harus ada agamanya, ya udah saya cantumkan saja agama Budha," kata Ahui.

Karena hanya agama KTP, ia pun mengaku tak pernah mengerti dan tahu bagaimana cara beribadah umat Budha. Ahui hanya mengikuti gerakan dan ritual yang dilakukan oleh umat Budha. “Saya melihatat orang membakar dupa, ya saya ikut bakar duha, orang berdoa ya saya ikut berdoa, padahal saya tak tahu bagaimana bacaan doanya”, aku Ahui.

Akhirnya Ahui terdorong untuk mencari tahu tentang Islam. Ia mendatangai ustad dan melakukan diskusi tentang Islam. Bahkan ia mendatangi pula beberapa orang yang ahli agama. Ia juga membaca sedikit-sedikit buku mengenai islam.

Setelah kurang lebih tiga tahun ia mencari tahu tentang Islam, Ahui memutuskan untuk memeluk agama tersebut pada akhir Febuari tahun 2001. Dari sinilah ia mulai menyusun hidup barunya.

Setelah masuk Islam, Ahui mengubah namanya menjadi Muhamad Abdul Ahui. Keputusannya memeluk Islam tak mendapat pertentangan dari keluarga. Sebaliknya, ia malah disambut baik, terutama oleh ibundanya. Ibu Ahui merasa bangga dengan anaknya yang telah memiliki agama dan berubah menjadi lebih baik setelah beragama Islam.

“Mendiang mama saya sangat bangga dengan keputusan saya memeluk agama Islam, mama saya merasa anaknya ini telah mengalami banyak perubahan yang lebih baik” ujarnya. Ahui yang mengaku sebelumnya memiliki sikap buruk seperti urakan, pemarah, tidak sabar berangsur-angsur berubah setelah memeluk islam.

“Temperamen saya yang sulit dikontrol, emosi dan gampang marah mulai bisa saya kendalikan," tuturnya. Ahui yang sempat benar-benar terpuruk akibat bangkrut, mencoba membuka usaha kembali.

Kini ia berdagang mie ayam di depan Masjid Lautze. Lokasi usahanya yang berada di depan masjid Lautze, membuat Ahui terbiasa mendengar surat-surat pendek dalam bacaan shalat.

Dari sanalah Ahui mulai mengenal bacaan shalat. Masih belum jauh dari mimpi, Ahu mengaku juga mengetahui sebagian bacaan shalat seperti Al-Fatihah dari mimpinya terdahulu. Ahui merasa mimpinya itu sangat nyata sehingga ia masih mengingat bacaan shalat dari mimpi tersebut.

“Lucu memang kalau tahu bagaimana saya bisa tahu bacaan shalat, saya tahu dan mengerti bacaan sahalat ya awalnya dari mimpi saya. Saya juga tidak mengerti kenapa mimpi saya itu bisa seperti benar terjadi di dunia nyata, mungkin itu hidayah untuk saya” ujarnya.

Tak ada kendala dari luar, tantangan terbesar Ahui setelah memeluk Islam justru datang dari dirinya. Ia mengaku masih berat untuk disiplin melaksanakan shalat 5 waktu. Sejak awal masuk Islam shalatnya masih bolong-bolong tak tepat waktu. Ahui hanya rutin melaksankan shalat Isya sementara untuk shalat lainnya masih terbengkalai.

Namun keinginannya untuk sunguh-sungguh memelajari Islam membuat memotivasinya untuk memperbaiki ibadah shalatnya. Akhirnya di tahun 2004 ia mulai rutin melaksanakan shalat 5 waktu. Pertama kali ia menunaikan shalat 5 waktu, ia merasa semua beban di kepalanya hilang. “Pikiran saya tenang seusai melaksanakan shalat 5 waktu. Saya merasakan kedamain dan kenikmatan hati”, ungkapnya.

Ahui tak hanya belajar dan menggali ilmu mengenai Islam untuk dirinya saja. Ahui juga berbagi ilmu dengan para mualaf yang baru masuk Islam. “Saya juga senang bila bisa berbagi kepada sesama mualaf yang ingin tahu mengenai Islam”, ucapnya.

Meski sudah sepuluh tahun Ahui memeluk agama Islam, ia merasa masih ingin terus menggali tentang ilmu islam hingga akhir hayatnya nanti. Ahui juga meyakini bahwa Islam merupakan ajaran terbaik di semesta alam ini. “Islam merupakan ajaran agama terbaik di semesta alam ini, hal ini tak bisa dipungkiri dan di bantah”, pungkasnya.
Zumber: http://bit.ly/dZjOIK

Saat Jauhi Islam, Ratna Novita Menyadari Keinginannya Jadi Muslim

















Meski dibesarkan dalam keluarga Budha, sejak kecil, orang tua Ratna Novita, 32 tahun, tidak pernah memaksa atau melarangnya untuk menganut agama tertentu. "Intinya kami sendiri yang mencari agama itu," ungkap Ratna

Ayah dan ibunya membebaskan dalam urusan satu itu. Tak heran, bila menyimak kisahnya, Ratna yang tertarik belajar Islam sempat pula beribadah di Gereja.

Perkenalan serius dengan Islam dimulai ketika duduk di bangku sekolah dasar. Sebenarnya Ratna yang melihat teman-temannya sebagian besar beragama Islam, awalnya ikut-ikutan memilih pelajaran agama Islam. Maklum, saat itu sekolah umum hanya memberikan dua pilihan pelajaran agama, Islam dan Kristen.

Sejak itu, Ratna mulai mempelajari segala hal tentang Islam, mulai kisah para nabi, bacaan Shalat, surat-surat pendek serta sejarah Islam. Lambat laun ketertarikannya dengan Islam sangat besar.

“Lingkungan sekitar yang mayoritas Muslim membuat saya tertarik dengan Islam, maka dari sana lah saya giat mempelajari segala hal mengenai Islam” ujar Ratna

Ratna tak hanya belajar di sekolah. Selepas maghrib bersama teman-temannya di kampung halaman, ia mengikuti pelajaran mengaji Al Qur'an.

Rutinitas itu ia lakoni selama enam tahun. Ratna yang keturunan Tionghoa dan tercatat beragama Budha dalam data kependudukan sipil, mengaku merasa menjadi Muslim meski belum pernah mengikrarkan syahadat.

Tapi ketika SMP, ritual Ratna mulai berganti. Ketika ia tinggal dengan kakaknya yang menganut Katholik, di sekolah ia beralih mempelajari agama tersebut. Tiap minggu ia juga ikut pergi ke gereja bersama sang kakak.

“Saat SMP saya ikut kakak, jadi saya mengikuti agama yang ia anut. Tetapi saat saya menginjakkan kaki ke gereja saya tidak merasakan kenyamanan di sana," ungkapnya.

"Saat itu saya pikir karena baru pertama kali dan masih canggung. Tetapi lama kelamaan rasa itu semakin tak bisa dipungkiri. Saya benar-benar tidak tenang di gereja” tutur anak ke-6 dari 8 bersaudara itu.

Ketidaknyamanan itu membuat Ratna berpikir ulang. Ia menyadari Katholik bukan lah agama yang ia cari selama ini. Islam-lah yang sesungguhnya ia butuhkan. Kesadaran itu mendorong Ratna untuk kembali pada Islam.

Ia pun membulatkan tekad dengan mengucap dua kalimat syahadat di salah satu masjid di kampungnya, Jawa Tengah. “Saat SD mungkin dianggap karena ikut-ikutan teman, tetapi saya merasakan hal yang lebih dari sekedar ikut-ikutan," ujarnya.

Setelah menyandang status sebagai seorang Muslim, Ratna tak hanya menjadikan Islam sebagai agama sesuai catatan sipil di KTP. Ia juga terus belajar menegenai Islam dan mencoba mengaplikasikan semua ajaran agama yang ia peroleh sebelumnya dalam kehidupan sehari-hari.

Saat menikah, Ratna memutuskan untuk menutup auratnya sesuai dengan perintah agama. Selama pernikahannya Ratna dikaruniai satu orang anak.

Meskipun saat ini ia telah berpisah dengan sang suami, namun, itu tak membuat ke-Islamannya menurun. “Awalnya saya merasa sendiri, karena saya pikir sangat jarang keturunan Cina yang menjadi seorang muslim," tuturnya.

Akhirnya ia mencoba mencari di internet mengenai keberadaan komunitas Muslim Cina dan mendapatkan satu komunitas Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) yang berkantor di Jakarta Timur. "Kini saya  mengikuti pengajian di Masjid Lautze, Pasar Baru,” tutur Ratna

“Islam adalah agama yang Damai, banyak hal-hal yang diluar akal manusia” ujar Ratna. ”Saya mengatakan demikian karena saya telah merasakannya," katanya.

Beberapa perilaku keseharian itu menurut Ratna, seperti menyisihkan uang untuk bersedekah setiap hari. Ia merasakan manfaat besar dari bersedekah, yakni pertolongan Allah yang tidak diduga-duga ketika ia tengah mengalami kesulitan.

"Intinya adalah kita harus yakin akan kebesaran Allah, karena setiap prilaku kita Allah akan membalasnya, jika kita menjadi orang baik maka Allah akan senantiasa member kebaikan pada kita” ujarnya.

Ratna kini memiliki keinginan besar untuk beribadah Haji. Ia juga berharap dapat mendirikan sebuah yayasan sosial untuk membantu orang-orang yang tidak mampu terutama dalam bidang pendidikan. “Dikampung saya masih banyak orang-orang kurang mampu, jika saya bisa membantu mereka dalam hal pendidikan, alangkah bahagianya mereka.”
Zumber: http://bit.ly/fLCYAS