Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Selasa, 17 Mei 2011

Akun Lama Blogger.com Akan Ditutup Juni

















Proses perbaikan layanan Blogger.com tak kunjung usai sejak dilakukan pada tanggal 11 Mei 2011. Spekulasi pun mulai bermunculan di internet. Kabar yang saat ini tengah berembus, perbaikan paling lama sepanjang sejarah Blogger.com ini terkait rencana bahwa layanan tersebut akan segera ditutup pada 25 Juni 2011.
Seperti dilansir situs Softpedia, memang benar akan dilakukan penutupan terhadap layanan Blogger pada bulan Juni mendatang. Tapi tenang dulu. Layanan Blogger yang ditutup tersebut bukanlah secara menyeluruh, melainkan akun Blogger lama yang mendaftar sebelum tahun 2007 dan sampai sekarang belum mengintegrasikan akun Blogger mereka dengan akun Google.
Sebelum Blogger diakuisisi Google, layanan tersebut memang menggunakan sistem akun sendiri sampai tahun 2006. Setelah proses akuisisi dilakukan, baru akun baru mulai diberlakukan dan pengguna diminta melakukan migrasi pada tahun 2007.
Selama empat tahun itu ternyata integrasi tidak dilakukan secara otomatis sehingga pada akhirnya Blogger memutuskan akan segera menghapus dukungan bagi akun pengguna lama. Tidak hanya akan lama yang berhenti bekerja, tetapi blog yang terkait dengan pengguna lamanya pun tentu juga akan segera dihapus jika penggunanya tidak segera bermigrasi ke sistem yang baru pada 25 Juni 2011.
Sebelumnya, Google juga menghadapi masalah yang sama di YouTube dan telah mengeluarkan peringatan serupa baru-baru ini. Mereka meminta para penggunanya untuk memiliki akun Google terlebih dahulu.
Menurut informasi yang beredar, sebelum proses penutupan akun lama Blogger dilakukan, akan ada keterangan lebih lanjut sebelum 25 Juni 2011.







In Picture: Remaja Muslim Michigan: Bangga Memeluk Islam








MANHATTAN - Saat dua pesawat menabrak gedung WTC pada 11 September silam, Christina Rountree masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Seperti sebagian besar warga Amerika lain, ia mengaku terperangah dan marah.

"Kemudian muncul di berita bahwa itu semua dilakukan oleh Muslim. Saya pun bertanya pada teman-teman Muslim saya, 'mengapa orang-orang ini berbuat atas nama Islam. Itu agama kalian bukan?"

Penasaran, ia mencari tahu sendiri tentang Islam. Ia juga bergabung dengan Asosiasi Mahasiswa Muslim.

Ujung-ujungnya, dia jatuh hati pada Islam. Ia memeluk Islam beberapa tahun kemudian. Kini, dia rajin mengikuti pertemuan Muslim dan dialog lintas agama.

Ia merasa memeluk Islam merupakan sesuatu yang diinginkan Tuhan terhadapnya. Meski, ia mengaku, itu bukan sesuatu yang diinginkan oleh ibunya. Ia bangga memeluk Islam.

Kisah Amira lain lagi. Dia lahir dalam keluarga kawin campur Muslim-Katholik. Ibunya, seorang Katholik, sangat menenggang apa yang dilakukan ayahnya, seorang Muslim, dalam beribadah. Begitu juga sebaliknya. Dalam keluarganya, ia belajar toleransi.

Menginjak dewasa, dia dibebaskan memilih agama. Islamlah yang kemudian dipilihnya. "Bukan tentang yang lain lebih buruk, tapi hati sayalah yang memilih Islam," katanya.

Sedang Wiam Alwan, 23 tahun, beruntung lahir dari keluarga Muslim. Dia bersekolah di sekolah negeri sebelum kemudian berpindah ke sekolah swasta karena alasan jilbab.

Serangan 11 September pernah membuat "sulit" hidupnya. Ia menjadi bahan ejekan teman-teman dan seolah ditempelkan stereotip teroris di keningnya. Namun, ia tak sedikitpun menyesali terlahir sebagai Muslim. "Saya tetap bangga sebagai pengangut Islam," katanya.

Hal yang sama diamini dua bersaudara Marwa dan Hani Elsharkawy. Wajah Arabnya menjadi sasaran empuk pelecehan atas nama agama. "Tak hanya di sekolah, tapi juga di jalan atau dimanapun kami berada," katanya. Namun, ia mengaku tak pernah memasukkan ke dalam hati hal-hal yang menyakitkan itu.

Aktivis pemuda Muslim Michigan, Emmad Awwad, menyatakan, apreasiasi kalangan muda Michigan terhadap Islam belakangan sangat tinggi. Beberapa malah menyatakan diri masuk Islam dengan bersyahadat.

Ia dan teman-temannya kini giat berdakwa di kalangan anak muda Muslim, memngajak mereka untuk berpikiran terbuka, mengembangkan toleransi, dan tentu saja, terus beristikamah dalam Islam.