Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Kamis, 02 Juni 2011

Lisa Smith: Mantan Kru Pesawat Militer yang Terpikat pada Islam









DUBLIN - Di pengujung usia 30-an tahun, hati Lisa Smith berlabih pada Islam. "Sepanjang usia saya, baru kali ini saya menemukan sesuatu yang bermakna dalam hidup," kata lajang yang berasal dari latar belakang ateis ini. 
Pilihannya pada Islam, sungguh tak diduga kawan-kawannya di unit transportasi Angkatan Bersenjata Irlandia. Bahwa Lisa tengah memilih agama, semua temannya tahu. Ajaran Budhisme, Kristen, katholik, hingga yahudi, semua dilahap. Yang luput dari perhatian mereka, Lisa ternyata juga mempelajari Islam. 
Lisa bergabung dengan Pasukan Pertahanan Udara saat berusia 19 tahun. Ia menjadi seorang prajurit selama lima tahun sebelum bergabung dengan Korps Udara, di mana ia bekerja selama dua tahun sebagai pramugari di pesawat jet pemerintah. Dia sekarang bekerja di unit transportasi tentara.
Berasal dari latar belakang yang "tidak beragama", Lisa yakin gaya hidup pestanya adalah bagian dari pencarian untuk menemukan sesuatu yang bermakna dalam kehidupan.
"Saya tidak punya banyak landasan iman untuk mencari jawaban, misalnya untuk pertanyaan sederhana: mengapa kita ada di sini, apa tujuan kita dalam hidup aku hanya tahu bahwa kami tidak bisa di bumi ini tanpa alasan."
Lisa menghabiskan tahun-tahun pada pencarian dia untuk pemenuhan rohani, dengan membaca "semua hal". Tato di pergelangan tangannya (yang ia berencana untuk membuangnya dengan sinar laser) tertulis I am that I am, yang dipetiknya dari dialog sebuah film yang didasarkan pada tulisan-tulisan Chris Lawson dalam The Moses Code.
"Saya sudah melalui seluruh tahap spiritualitas, dan kemudian aku berpikir bahwa tidak ada Tuhan, hanya kesadaran Tuhan."
Sama seperti warga kulit putih Irlandia kebanyakan, ia juga membenci Islam. "Saat saya melihat gadis-gadis Muslim, dalam benak saya akan berkata, 'mereka ahli membuat bom'," katanya mengenang. 
namun begitu mengenal dekat salah seorang dari mereka, sudut pandangnya berubah. "Mereka tampak begitu damai dan  mereka tidak pernah khawatir tentang apapun," ujarnya. 
Ketika suatu saat ia berkesempatan membaca Alquran, ia menemukan jawabannya. "Itu petunjuk hidup yang nyata...dan saya merasa banyak pesan-pesan di dalamnya ditujukan untuk saya," ujarnya. 
Lisa menghabiskan tiga bulan berikutnya untuk mempelajari Islam. "Hampir 24 jam sehari," katanya mengibaratkan.   April 2011, ia bersyahadat. 
Ia beruntung, bosnya di Angkatan Udara memberi dukungan atas keputusannya memilih Islam. Sehari-hari, ia mengenakan pakaian dinas dengan topi menutupi rambutnya.
Dia berharap untuk meninggalkan pekerjaan dalam beberapa bulan mendatang "jika saya menemukan suami yang cocok". Ia berencana untuk mengundurkan diri  dalam dua tahun ini.

Pengamat RSIS : Analisis Efek Dari Rudal Yakhont Milik Indonesia Di Asean























Rudal Yakhont Diluncurkan dari KRI Oswald Siahaan.
Singapura (WDN/MIK) - Indonesia baru-baru ini menguji coba rudal yakhont oleh angkatan lautnya, hal ini menandai babak baru dalam kemampuan angkatan laut di Asia Tenggara. Rudal yakhont berpotensi mengubah persaingan di kawasan tersebut.

Pada 20 april 2011, TNI AL melakukan uji coba rudal yakhont buatan Rusia oleh KRI Oswald Siahaan di samudra Hindia. Menurut TNI AL, rudal tersebut menempuh jarak 250 Km hanya membutuhkan waktu 6 menit untuk mencapai target. Peluncuran ini menandai kemampuan signifikan dalam persaingan angkatan laut di Asia Tenggara.

Sebuah Kesetidak seimbangan senjata angkatan laut?
Menurut David Mussington dan John Sislin dalam sebuah laporan Review Intelijen Jane pada tahun 1995, senjata yang dapat dianggap mengganggu stabilitas di kawasan yaitu memiliki semua atau beberapa dari enam karakteristik berikut:

1. Mengakibatkan persaingan terlalu dini.
2. Memberikan suatu negara 'terobosan dalam kemampuan militernya'
3. Menyebabkan memperluas jangkauan target.
4. Tindakan pencegahan yang efektif tanpa melakukan izin kedua negara.
5. Memberikan efek penggetar mengenai persiapan militer.
6. Menciptakan permusuhan.

Berdasarkan beberapa kriteria, rudal Yakhont bisa dianggap sebagai
ketidak seimbangan persaingan persenjataan di kawasan.

Pertama, Yakhont bisa meluncur di ketinggian 5-15 meter di atas
permukaan laut. Memiliki kemampuan 2,5 kali kecepatan suara sehingga mengurangi waktu peringatan untuk kapal yang terkena target, terutama kapal perang yang belum dilengkapi untuk peringatan dini. Memang benar bahwa angkatan laut Asia Tenggara semakin lebih baik dilengkapi dengan sensor modern untuk memberikan peringatan dini dari peluncuran rudal yang akan datang dan untuk melacak rudal subsonik diatas permukaaan laut. Namun profil penerbangan Yakhont itu unik karena memiliki kemampuan mendeteksi sensor yang lebih canggih untuk melakukan target kapal perang musuh.

Kedua, meskipun Vietnam telah menggunakan Yakhont di angkatan lautnya, yaitu varian 'Bastion' untuk pertahanan pantai yang digunakan untuk mempertahanankan diri.

Namun, ketika dipasang pada sebuah kapal perang yang pada dasarnya adalah sebuah platform yang sangat mobile, menyebabkan Yakhont itu dapat diluncurkan diluar daerah pertahanan pantai suatu negara.

Sebelum yakhont dilahirkan, rudal anti kapal seperti Exocet buatan Barat dan Harpoon serta Styx buatan Rusia. Rudal-rudal tersebut sudah dipasang di kapal kapal perang Asia Tenggara yang memiliki jangkauan 200 Km.

Sebaliknya, Yakhont memiliki jangkauan maksimum 300 kilometer ketika
diluncurkan dengan kecepatan tinggi, dan kecepatan maksimum 2,5 Mach.Negara-negara diluar Asia Tenggara seperti di Pasifik Barat negara yang memiliki kemampuan setara yaitu Cina dengan kapal perang yang memiliki rudal Sunburn, dan Taiwan yang baru-baru ini telah memasang rudal Hsiung Feng III di atas kapal kapal perang tersebut.

Ketiga, kemampuan rudal Yakhont juga tidak mungkin dilakukan tindakan pencegahan yang efektif bagi sebagian besar angkatan laut Asia Tenggara.
Hanya angkatan laut Malaysia, Singapura dan Thailand memiliki kapal berkemampuan rudal anti-rudal modern (AMM). Malaysia memiliki dua frigat bersenjata dengan AMM Seawolf dan empat korvet dengan Aspide, sedangkan Singapura memiliki enam frigat bersenjata dengan AMM Aster dan enam korvet dengan-Barak 1. Thailand memiliki dua frigat dilengkapi dengan sistem Sea Sparrow dan dua korvet dengan Aspide.

Tetapi dengan Rudal Yakhont merupakan mimpi buruk bagi angkatan laut di Asia Tenggara, karena kapal perang mereka hanya dilengkapi dengan rudal groud to air yang hanya efektif untuk target yang bergerak lambat sehingga sulit mencegah rudal tersebut.

Berikutnya persaingan apa yang terjadi di Asia Tenggara?Selain masuknya rudal yakhont dalam arsenal senjata TNI AL, di kawasan Asia Tenggara terjadi persaingan pengadaan kapal selam yaitu Malaysia dengan kapal selam Scorpene dan Singapura dengan kapal selam
Vastergotland yang memiliki kemampuan AIP. Hal ini memicu persaingan kapal selam di kawasan Asia Tenggara.

Rudal Yakhont TNI AL yang miliki kemampuan lebih unggul atas rudal anti-kapal di kapal perang di kawasan Asia Tenggara.Sehingga rudal yakhont juga ditunjukan untuk mempertahankan wilayah-wilayah yang masih disengketakan antara Indonesia dan Malaysia.Dengan adanya rudal yakhont bisa menyebabkan reaksi dari angkatan laut di Asia tenggara untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, terutama
bagi angkatan laut negara-negara yang pulih dari krisis yang memicu
untuk melakukan program modernisasi angkatan laut mereka, dengan alasan untuk menyetarakan kemampuan alutsista dengan Indonesia. Di pasar senjata internasional, senjata-senjata tersebut relatif mudah ditemukan karena rudal-rudal anti kapal banyak dijual oleh Rusia dan India yaitu Sunburn dan Brahmos. Sebelumnya India juga menawarkan Brahmos ke Indonesia tetapi Indonesia menolak tawaran tersebut karena lebih memilih Yakhont buatan Rusia.

Kemudian reaksi kedua yaitu melakukan peningkatan kemampuan pencegahan dengan cara melakukan pengadaan Barak, Seawolf dan sistem Aster AMM untuk menetralisir ancaman rudal yakhont yang dimiliki Indonesia walaupun bersifat untuk mempertahankan diri.

Kemudian reaksi ketiga dengan kapal perang yang dilengkapi dengan sistem AMM anti kapal sehingga bisa mengurangi ancaman dari rudal tersebut. Mengurangi ketegangan dari "Efek Yakhont" Apapun bentuknya, reaksi ketegangan yang dilakukan rudal Yakhont akan meningkatkan persaingan senjata dalam kawasan regional khususnya angkatan laut. Rudal Yakhont berpotensi mengganggu keseimbangan angkatan laut di Asia tenggara, meskipun Indonesia nyatakan bahwa rudal tersebut hanya dipasang sebatas kapal perang kelas frigat milik TNI AL.Wilayah ini mungkin memerlukan kepercayaan antar lembaga-lembaga angkatan laut di ASEAN untuk membangun mekanisme untuk mencegah atau mengurangi persaingan senjata yang dilakukan angkatan laut ASEAN. Tapi mungkin sudah saatnya negara-negara di ASEAN untuk mengontrol angkatan laut mereka yang bertujuan untuk meningkatkan transparasi dan membantu untuk memastikan bahwa pengadaaan alutsista angkatan laut di ASEAN tidak lepas kendali.

Inilah Rudal Tercanggih di Asean Yang Hanya Dimiliki Indonesia









Rudal Yakhont/P-800/Brahmos merupakan rudal buatan rusia yang hanya digunakan oleh 3 Negara saja di dunia ini.yaitu Rusia,Indonesia dan India.di India rudal ini dinamakan Brahmos,karena India sendiri mendapatkan lisensi untuk membuat rudal ini di India.rudal yang memiliki jarak tembak 300KM dengan kecepatan 2,5 Mach atau 2 Kali Lebih kecepatan suara.rudal ini dapat ditembakkan di lewat Darat,Laut(Kapal Perang) dan Pesawat Tempur.namun rudal ini lebih condong diluncurkan lewat Kapal Perang ataupun di Darat.karena rudal in sangat berat dan terbilang besar sehingga kurang cocok jika diluncurkan di pesawat tempur.
Indonesia memiliki rudal ini sejak tahun 2007 dan bulan kemarin diadakan Uji Coba Rudal Yakhont di Selat Sunda dengan sasaran nya KRI Teluk Bayur yang sudah dihapuskan dari kekuatan TNI-AL.
tidak dijelaskan berapa rudal yang dimiliki indonesia saat ini,namun jika dilihat dari perhitungan matematis bahwa rudal ini telah dipasang di 4 KRI di indonesia dan kedepan nya akan bertambah,dan setiap KRI dipasang 4 Rudal Yakhont.
untuk kawasan Asean saat ini Rudal Yakhont yang dimiliki indonesialah yang sangat canggih di Asean untuk kelas rudal permukaan-permukaan dan permukaan-daratan.

Rudal Yakhont Melesat dari KRI Oswald Siahaan-354



Penembakkan : KRI Oswald Siahaan Melaksanakan Uji coba penembakan dengan sasaran ex KRI Teluk Bayur pada jarak 135 mil laut atau sekitar 250 km menggunakan Peluru Kendali (Rudal) Yakhont di Samudera Hindia, sebelah barat Selat Sunda. Rabu (20/04).
Rudal Yakhont akhirnya dapat meluncur setelah ditembakkan dari KRI Oswald Siahaan dengan sasaran ex KRI Teluk Bayur pada jarak 135 mil laut atau sekitar 250 km. Uji coba penembakan oleh Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) kelas Fregat Vanspeijk itu berlangsung  Rabu (20/4). Ratusan tamu undangan dan wartawan yang  onboard di KRI Surabaya-591 menyaksikan langsung momen langka tersebut. Sebagaimana diketahui, Yakhont adalah salah satu rudal strategis yang dimiliki oleh TNI AL. Sejak tahun 2005 rudal buatan Rusia ini telah memperkuat Alat Utama Sistim Persenjataan (Alutsista) TNI AL.
Serangkaian dengan uji coba penembakan rudal Yakhont, pada hari yang sama dan satu hari sebelumnya telah dilaksanakan pula uji coba penembakan rudal-rudal lainnya. Rudal Exocet MM 40 dan Rudal Penangkis Serangan Udara (PSU) Mistral diluncurkan dari KRI Sultan Hasanuddin-366 (PKR Kelas Fregat Van Speijk). Sea Cat dilepaskan oleh KRI Karel Satsuitubun-356 (PKR Kelas Fregat Van Speijk). Torpedo SUT ditembakkan oleh kapal selam  KRI Cakra-401. Sementara itu, KRI Cut Nyak Dien-375 (Perusak Kawal Kelas Korvet Parchim) memuntahkan roket anti kapal selam RBU-6000. Dua unit pesawat Cassa patroli maritim dan empat unit helikopter mendukung kesuksesan uji coba penembakan rudal-rudal tersebut.

Rangkaian uji coba penembakan rudal strategis dilaksanakan untuk mengetahui kehandalan, akurasi perkenaan sasaran serta daya hancur yang ditimbulkan. Di samping itu, kegiatan ini pun dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan unsur-unsur TNI AL dalam melaksanakan operasi tempur laut.
Panglima Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Bambang Suwarto selaku penanggung jawab jalannya latihan uji  coba penembakan rudal strategis tersebut mengakui merasa lega dengan jalannya kegiatan ini karena telah berlangsung hingga mencapai tahap zero accident.

Bertindak selaku Komandan Gugus Tugas dalam uji coba penembakan rudal  strategis yang berlangsung di Samudera Hindia, sebelah barat Selat Sunda ini adalah Komandan Guspurla Armatim Laksamana Pertama TNI Sulaeman Banjarnahor, M.Sc. BI, (Dispenarmatim).