Autisme telah jadi momok yang menakutkan bagi setiap orang tua atau calon orang tua yang akan mempunyai anak. jumlah anak penderita autisme terus meningkat. banyak isu yang telah beredar mengenai penyebab autisme. yang terpenting adalah jangan menunggu sampai anak kita yang terlanjur menjadi korban, karena pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. inilah beberapa tips agar anak kita tidak menjadi korbannya.
1. Waspadai pemberian vaksin, termasuk program yang diwajibkan. Untuk membantu Anda mendapatkan detail pengetahuan mengenai vaksin yang kontroversial, Anda bisa memanfaatkan fasilitas Search Engine Internet dengan kata kunci “vaccine hoax danger”.
Atau Anda bisa membeli buku yang berjudul “Children With Starving Brain” karya Jaquelyn McCandless, diterjemahkan dan diterbitkan oleh Grasindo. Penulis buku ini adalah seorang dokter yang sangat berpengalaman dan juga nenek yang sangat perhatian terlebih bagi cucunya, Chelsey, yang terdiagnosa autis. Buku yang diciptakannya begitu sarat akan sumber informasi yang kompeten, praktis, dan mudah dipahami. Bila Anda tertarik dalam penanganan biomedis yang efektif bagi autisme, Anda memerlukan buku ini.
Ada pendapat bahwa pemberian vaksin yang mengandung Thimerosal masih tergolong aman karena atas dasar jumlah anak-anak penderita autis lebih sedikit dibandingkan yang tidak menderita autis setelah diberikan vaksin. Beberapa pihak menyimpulkan bahwa Thimerosal tidak mengakibatkan autisme, bila anak kita sehat dan tidak berbakat autisme. Tetapi diduga imunisasi dapat memicu memperberat timbulnya gangguan perilaku pada anak yang sudah mempunyai bakat autisme secara genetik sejak lahir.
Pernyataan tersebut ada benarnya bahwa bagi kebanyakan anak tidak punya “bakat” terhadap autisme. Namun perlu dipertimbangkan juga, bagaimana kita bisa tahu pasti apakah anak kita punya bakat autisme atau tidak, kalau tidak dengan cara SUDAH MENDERITANYA?! Apakah Anda mau Anda menderita autis terlebih dahulu baru diketahui bahwa, “Oh anak saya ternyata ada bakat autis”?!
Ada banyak cara melindungi anak dari berbagai penyakit tanpa harus vaksin dan bahkan jauh lebih aman dibandingkan vaksin, seperti misalnya pemberian ASI yang baik, suplementasi multivitamin dan multimineral, serta menjaga anak dari mengonsumsi makanan-minuman tidak sehat.
2. Lindungi anak Anda supaya SEMAKSIMAL MUNGKIN terhindar dari racun lingkungan seperti misalnya pestisida, herbisida, merkuri, aluminium, dan fluoride pada makanan-minuman serta produk perawatan tubuh.
3. SEMAKSIMAL MUNGKIN lindungi anak Anda dari paparan radiasi HP, Wi-Fi, dan teknologi wireless lainnya karena anak-anak sangat rentan terhadap bahaya radiasi elektromagnetik dibandingkan orang dewasa.
4. Berikan anak Anda makanan dan minuman yang kaya akan enzyme, multimineral, multivitamin, protein, dan lain-lain. Anda bisa menambahkan suplemen tertentu untuk memenuhi kebutuhan gizinya seperti misalnya dengan madu, royal jelly, bee pollen (bee pollen adalah makanan terlengkap kedua sesudah ASI), propolis, VCO, Transfer Factor, minyak ikan, dan lain-lain.
5. Menghindari susu olahan adalah KEHARUSAN bagi penderita autis. Siapapun yang tidak melakukannya dalam menangani autis sama saja dengan menipu diri sendiri karena penderita autis memiliki permasalahan kasein pada susu. Ini juga termasuk semua produk susu seperti misalnya es krim, yogurt, dan keju.
6. Selama masa terapi, hindarkan anak Anda dari gula (kecuali dari madu, gula aren, dan pemanis stevia), pemanis buatan, minuman jus buah olahan, soda, french fries, dan tepung terigu.
7. Penuhi kebutuhan anak akan vitamin D baik dari mengonsumsi minyak ikan atau terpapar sinar matahari selama 10-20 menit di antara jam 10.00 – 14.00. Vitamin D akan membantu otak anak untuk terhindar atau menaklukkan autisme. Detail info mengenai terapi matahari di kala siang bisa Anda lihat di link:
http://healindonesia.wordpress.com/2009/06/27/sinar-matahari-yang-sehat-adalah-siang-bukan-pagi/
8. Sering-seringlah berkomunikasi dengan anak Anda sejak awal dan selalu berikan sentuhan kasih karena komunikasi verbal dan sentuhan kasih dari orangtua mampu meningkatkan sistem imun anak dan meningkatkan sistem metabolismenya.
Healindonesia, Dt. Awan (Andreas Hermawan)
Link referensi:
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2008/04/24/how-jim-carrey-and-jenny-mccarthy-s-son-recovered-from-autism.aspx?aid=CD12
http://www.aap.org/advocacy/releases/Oct07autism.htm
http://articles.mercola.com/sites/articles/archive/2003/07/02/pasteurized-milk-part-three.aspx
http://www.cnn.com/2008/US/04/02/mccarthy.autsimtreatment/index.html