Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Jumat, 17 Juni 2011

Akibat Kalau Toilet Cowok dan Cewek Berdekatan














Mengatasi Rambut Rontok dengan Cara Tradisional










Rambut adalah mahkota alami keindahan seseorang dari sisi fisik yang tak ternilai harganya,terutama bagi wanita.Bagi kaum laki-laki,keberadaan rambut tersebut tidaklah berpengaruh secara riil signifikan terhadap penampilan,namun disisi lain bagaimana untuk seorang wanita?Banyak wanita maupun kaum pria yang usianya masih tergolong cukup muda sudah menderita rambut rontok.Sungguh ironis,namun itu kenyataan yang harus dihadapi.Jika sudah terlanjur seperti itu janganlan berpangku tangan dan berputus asa.kini banyak ramuan obat yang bisa digunakan untuk mencegah terjadinya rambut rontok.Jika anda memilih/meninginkan cara alami,masih banyak tips ataupun cara yang bisa menyehatkan/menjaga rambut anda serta mengobatinya dari kerontokan.Nah,ramuan di bawah ini mungkin akan sedikit membantu anda mengatasi hal tersebut,tentunya dengan cara tradisional yang bahannya mudah dicari dan tidak mengakibatkan efek negatif terhadap kesehatan.
Bahan:
- Buah Asam Jawa yang sudah tua (secukupnya)
- Air (secukupnya)

Pemakaian:
Campurkan Asam Jawa dan Air. Aduk hingga rata. Gunakan ramuan tersebut untuk mengurut kepala anda. Setelah beberapa menit proses pengurutan, cuci kepala anda dengan air bersih.Cukup dan hanya lakukan cara seperti itu dengan rutin,niscaya gejala rambut rontok anda akan segera berkurang.Berangsur-angsur rambut anda akan normal dan sehat kembali tentunya tanpa pengaruh bahan kimia.


NASA Kembangkan Pesawat Hipersonik










Tujuannya untuk mencari cara agar manusia bisa ke ruang angkasa tanpa menggunakan roket. 

NASA berencana menganggarkan US$5 juta atau sekitar Rp44 miliar per tahun dalam jangka tiga tahun ke depan untuk mengembangkan kendaraan hipersonik yang bisa terbang hingga 5 kali kecepatan suara.

Jika pesawat tersebut digunakan di penerbangan komersial, maka ia tak lagi perlu 21 jam untuk menempuh perjalanan antara New York dan Sydney. Cukup 2 jam saja. Selain itu kabarnya, teknologi tersebut nantinya akan bisa diimplementasikan pada pesawat komersil.

Namun demikian, tujuan utama proyek ini adalah untuk mencari cara bagaimana manusia bisa pergi ke ruang angkasa dan ke planet seperti Mars tanpa menggunakan roket.

Sebagai ganti roket, kendaraan itu akan menggunakan mesin yang memanfaatkan udara, seperti layaknya pesawat terbang komersial. Meski penerbangan hipersonik pernah diraih beberapa kali sebelumnya, pendekatan ini merupakan teknologi baru. Pesawat akan mampu take off dan landing layaknya pesawat penumpang, tetapi dengan tenaga yang lebih besar.

Menurut proposal NASA yang dikutip dari TG Daily, 9 November 2010, pesawat tersebut nantinya harus dapat digunakan berulang kali. Untuk itu, material baru perlu dikembangkan sehingga dapat mengatasi temperatur yang sangat tinggi.

Disebutkan, masalah utama yang menjadi hambatan dalam mengembangkan pesawat hipersonik adalah overheat. Dan berhubung pesawat akan terbang dan mendarat seperti layaknya pesawat biasa, peralihan dari kecepatan biasa ke kecepatan hipersonik dilakukan setelah pesawat meninggalkan atmosfir. Untuk itu, kontrol dan manajemen energi sangatlah penting.

Sebagai informasi, pesawat hipersonik tercepat saat ini adalah X51-A Waverider yang juga dikembangkan NASA. Pesawat yang mengudara dengan bantuan pesawat B-52 bomber ini mampu mencapai kecepatan Mach 6 (sekitar 7.350 kilometer per jam) selama sekitar 3 menit.

Selain itu, NASA juga punya X43-A, pesawat hipersonik yang mampu terbang dengan kecepatan nyaris 7 kali kecepatan suara (kecepatan suara mencapai 1.236 kilometer per jam di suhu 20 derajat Celcius).

C919, Pesaing Boeing 737 dan Airbus A320











Dalam 20 tahun ke depan, negara tersebut membutuhkan lebih dari 4 ribu pesawat terbang.
Beberapa pekan terakhir, dua produsen utama pesawat jet komersil mengalami masalah. Awal bulan ini, A380, pesawat mutakhir di jajaran Airbus mengalami masalah di Singapura setelah terjadi ledakan di mesinnya saat mengudara.
Setelah itu, Boeing 787 Dreamliner yang sedang diuji coba mendarat darurat karena asap mengepul di kabin.

Ternyata, tantangan yang lebih besar bagi kedua produsen tersebut bukanlah masalah di atas. Ancaman justru datang dari Commercial Aircraft Corp., sebuah perusahaan asal China akan memproduksi pula pesawat jet komersil yang berpotensi menjadi kompetitor berat Boeing dan Airbus.

Kabarnya, C919 pesawat buatan perusahaan China yang mampu menampung 156 penumpang itu akan mengudara pada 2016 mendatang.

Meski bukan kompetitor Airbus A380 atau Boeing 787, C919 ini akan bersaing di segmen yang sama dengan Boeing 737 dan Airbus A320 yang cukup populer digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia.

Seperti dikutip dari LA Times, 17 November 2010, China merupakan pasar transportasi udara yang memiliki pertumbuhan terpesat di dunia. Diperkirakan, dalam 20 tahun ke depan, negara tersebut membutuhkan lebih dari 4 ribu pesawat terbang.

Meski kini Boeing dan Airbus cukup berpengaruh di pasar China, bukan berarti mereka bisa tetap berkuasa saat C919 hadir nantinya. Apalagi saat memproduksi pesawat, China juga mendapat dukungan dari sejumlah perusahaan teknologi penerbangan terkemuka termasuk Honeywell, GE Aviation, Eaton Corp, Parker Aerospace, CFM International, dan sejumlah produsen lain.

“Setiap generasi memiliki tonggak sejarahnya sendiri,” kata Zhang Yanzhong, Chief Engineer Commercial Aircraft Corp. “Kami sudah menyelesaikan teknologi senjata nuklir, satelit, dan eksplorasi ruang angkasa. Kini waktunya memproduksi pesawat jet besar,” ucapnya.

Namun, keberhasilan C919 masih perlu dibuktikan. Sebelum ini, Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia gagal dalam percobaan mereka memproduksi pesawat jet komersil berkapasitas besar. Tertunda-tundanya produksi Boeing 787 Dreamliner dan masalah di mesen milik Airbus A380 juga menunjukkan bahwa bahkan pemain terbesarpun mengalami kegagalan.

Akan tetapi, China tidaklah buta seputar perakitan dan pembuatan komponen untuk pesawat terbang. Sebagai informasi, perakitan akhir pesawat Airbus A320 dilakukan di Tianjin. Separuh dari 12 ribu pesawat milik Boeing, komponennya berasal dari China. Selain itu, sekitar 600 ribu tenaga kerja China bekerja di bidang kedirgantaraan. Jumlah itu sama banyak dengan jumlah pekerja dirgantara Amerika Serikat.


Mau Lihat Isi Toilet Para Astronot ????















Pohon Ini Siap Ganti Lampu Penerangan Jalan


































Peneliti tengah mencari alternatif lain dari bubuk fosfor yang digunakan untuk lampu LED.

Memanfaatkan cahaya bioluminescence, sekelompok peneliti menemukan cara baru untuk menerangi jalanan di seluruh dunia. Dengan membuat nanopartikel emas, peneliti Taiwan berhasil mengubah pohon jadi lampu penerang jalan.

Peneliti asal Academia Sinica dan National Cheng Kung University di Taipei dan Tainan tersebut tengah mencari alternatif lain dari bubuk fosfor yang digunakan untuk lampu Light Emitting Diode (LED). Zat yang dicari adalah alternatif yang lebih murah namun tidak mengandung zat berbahaya.

“Light emitting diode (LED) telah menggantikan sumber cahaya tradisional di banyak panel display dan lampu lalu-lintas di jalan-jalan di seluruh dunia,” kata Professior Shih-Hui Chang, seperti dikutip dari DailyTech, 18 November 2010.

Chang menyebutkan, banyak LED, khususnya LED berwarna putih menggunakan bubuk fosfor untuk menstimulasi berbagai panjang gelombang cahaya. “Sayangnya, bubuk fosfor sangat beracun dan harganya juga mahal,” ucapnya.

“Untuk itu, Dr. Yen-Hsun Su, menggagas ide untuk mencari metode yang lebih aman dari zat kimia, untuk menggantikan bubun fosfor,” ucap Chang.

Peneliti kemudian mengambil pohon Bacopa caroliniana dan daunnya ditaburi nanopartikel emas. Ternyata, menggunakan sinar ultraviolet, nanopartikel emas itu kemudian menghasilkan pendaran biru-ungu yang memicu pengeluaran cahaya merah di sekitar klorofil tumbuhan. Klorofil ini menyebabkan daun-daun pohon memancarkan cahaya merah.

Peneliti yakin bahwa kreasi mereka merupakan alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan pencahayaan tradisional dengan mengurangi polusi cahaya dan emisi karbon. Selain itu solusi baru ini juga mengurangi biaya untuk listrik.

“Di masa depan, bio-LED bisa digunakan untuk membuat pohon-pohon di sisi jalan menjadi terang di saat malam. Cara ini akan menghemat energi dan menyerap CO2 karena cahaya bio-LED akan menyebabkan kloroplas melakukan fotosintesis,” kata Dr. Yen-Hsun Su.

Pembangkit Listrik Tenaga Matahari Malam











Sistem sel surya generasi baru ini memiliki efisiensi secara keseluruhan mencapai 46%.

Sekelompok peneliti asal Amerika Serikat berhasil mengembangkan sel surya generasi baru. Dibanding sebelumnya, sel surya yang dikembangkan mampu membangkitkan energi meskipun di malam hari. Temuan ini menjanjikan hadirnya alternatif sumber energi terbarukan.

“Kuncinya adalah pada kemampuan untuk “memanen” radiasi inframerah dan juga cahaya yang terlihat,” kata Steven Novack, peneliti dari Idaho National Laboratory, US Department of Energy, seperti dikutip dari Upi, 22 Desember 2010.

Novack menyebutkan, hampir separuh dari energi yang tersedia di spektrum radiasi surya berada di jalur inframerah, dan inframerah dipancarkan kembali dalam bentuk panas oleh permukaan Bumi, setelah matahari tenggelam. “Artinya, sel surya itu juga bisa menangkap sejumlah energi sepanjang malam,” ucapnya.

Unit sistem yang menggunakan sel surya generasi baru ini, Novack memperkirakan, akan memiliki efisiensi secara keseluruhan mencapai 46 persen. Sebagai perbandingan, sel surya silikon yang paling efisien yang ada saat ini hanyalah mencapai efisiensi hingga 25 persen.

Selain itu, sel surya yang ada saat ini hanya bisa menghasilkan energi maksimum hanya jika pada kondisi tertentu. Sebagai contoh, jika Matahari sedang berada di posisi yang kurang pas, maka sinar matahari yang dipancarkan ke silikon sel surya itu malah dipantulkan, bukannya diserap untuk disimpan menjadi energi cadangan.

Novack mengklaim, sel surya generasi baru yang ditemukan mampu menyerap radiasi sinar Matahari dari berbagai sudut, sehingga mampu menghasilkan energi lebih banyak.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terbesar


































Sebanyak 775 ribu panel surya dengan luas 1,54km mampu menghasilkan listrik 48 megawatt.

Amerika Serikat resmi mengoperasikan pembangkit listrik tenaga matahari terbesar. Copper Mountain Solar Project, pembangkit listrik itu, mulai dikerjakan sejak sekitar setahun lalu. Kini proyek pembangunannya telah selesai.

Seperti dikutip dari Earth Techling, 4 April 2011, Copper Mountain Solar Project berada di dekat instalasi sel surya El Dorado Solar milik Sempra Generation yang lebih dulu dibangun, dan mampu memasok daya sebesar 10 Megawatt. 

Pembangunan pembangkit listrik tenaga matahari terbesar itu dimulai sejak Januari 2010. Sebanyak 350 pekerja telah memasang 775 ribu panel surya yang secara total memakan ruangan seluas 1,54 kilometer persegi di kawasan gurun pasir Nevada.

Setelah selesai dibangun, ia mampu menghasilkan energi terbarukan sebesar 48 Megawatt, dan mampu memasok listrik hingga 14 ribu rumah di California. Saat ini, energi baik dari pembangkit El Dorado dan Copper Mountain telah dijual ke Pacific Gas & Electric (PG&E) untuk masa kontrak selama 20 tahun.

Meski memegang predikat proyek pembangkit listrik tenaga surya terbesar, dalam waktu dekat proyek ini akan tampak seperti pembangkit listrik skala kecil. Soalnya, Amerika Serikat tengah membangun pembangkit listrik serupa di kawasan Phoenix, Arizona yang rencananya akan rampung akhir 2011.

Untuk tahap pertama, Mesquite Solar Complex, pembangkit listrik tenaga surya baru itu, akan menyediakan listrik sebesar 150 megawatt. Langkah berikutnya adalah meningkatkan kapasitas produksinya hingga mampu menghasilkan output total sebesar 700 megawatt.

Angkatan Laut AS Ciptakan Senjata Laser

































Laser ditembakkan dari jarak jauh ke sebuah perahu motor kecil dan menimbulkan kebakaran.
Angkatan laut Amerika Serikat tengah berupaya memperbarui armada mereka dengan senjata laser. Dalam pengujian, sebuah senjata laser masa depan yang dipasang di kapal penjelajah berhasil meledakkan sebuah perahu motor di perairan samudera Pasifik.

Uji coba ini merupakan yang pertama dilakukan di tengah laut dan menggunakan senjata yang menjadi tonggak bersejarah bagi angkatan laut negeri itu.

“Kami berhasil menciptakan efek menghancurkan pada target yang bergerak dengan kecepatan tinggi,” kata Nevin Carr, Chief of Naval Research, seperti dikutip dari Foxnews, 13 April 2011.

Uji coba itu dilakukan di lepas pantai California, menggunakan senjata laser yang dipasang di geladak kapal uji coba pertahanan angkatan laut, USS Paul Foster. Laser ditembakkan dari jarak jauh ke sebuah perahu motor kecil dan menimbulkan api yang kemudian berkobar. Namun sejumlah detail seperti kepastian jarak tembak, dirahasiakan.

“Kami menembakkan laser dalam hitungan mil, bukan sekadar yard,” ucap Carr.

Sebagai informasi, angkatan laut, angkatan darat dan angkatan bersenjata lainnya telah bekerjasama untuk membuat sebuah senjata laser yang disebut ‘directed energy’ dalam bentuk sejumlah jajaran senjata baru.

Senjata-senjata itu terdiri dari meriam yang dipasang di tank sampai ke senapan yang dipasang di pesawat atau balon tak berawak. Uji coba yang dilakukan tersebut merupakan uji coba pertama senjata laser ditembakkan di laut dan bukti bahwa senapan laser bukanlah sekadar mimpi belaka.

“Ini merupakan kali pertama sebuah sinar laser di level daya tinggi dipasang di kapal perang, dan menggunakan daya dari kapal itu untuk mengalahkan target dalam jarak tertentu di lingkungan kelautan,” kata Peter Morrison, Program Officer for the Office of Naval Research.

“Angkatan laut saat ini bergerak cepat ke arah directed energy,” ucapnya.

Mahasiswa ITB Juarai Kompetisi Robot AS








 
Robot-robot ini menggunakan prinsip kalelawar untuk bergerak. 

Syawaludin Ramatullah, Samratul Fuadi, Aslih Damaetri dan Dody Suhendra merupakan empat mahasiswa ITB yang mengharumkan Indonesia dalam kompetisi robot internasional di Amerika Serikat pada 9-10 April 2011 lalu. Dua tahun mereka habiskan untuk untuk menciptakan robot pemadam kebakaran yang dinobatkan sebagai juara.

Syawaluddin menjelaskan riset robot ini dimulai sejak akhir 2008 dan menghabiskan dana riset hingga Rp60 juta. Sedangkan dana untuk membuat robot berkaki enam seberat menghabiskan biaya Rp20 sampai 40 juta.

“Biaya membangun robot yang hitam menghabiskan biaya Rp20 juta sedangkan yang merah Rp40 juta. Yang merah memang lebih mahal karena kualitas perangkatnya lebih bagus,” ucap Syawaluddin, di Bandung, Kamis, 14 April 2011.

Kedua robot ini menggunakan prosesor Atmell sebagai micro controller atau ‘otak’ dari robot tersebut. Program-program seperti gerakan dimasukkan ke dalam prosesor tersebut.

Robot-robot ini menggunakan prinsip kelelawar untuk bergerak. Untuk sensor gerak, kedua robot tersebut memancarkan suara ultrasonik, pantulan dari suara tersebut akan diolah robot untuk mengukur jarak ruangan agar tidak menabrak.

Sedangkan untuk melacak sumber api, kedua robot tersebut dipasang sensor ultraviolet dan infrared masing-masing sebanyak lima buah. Sedangkan untuk engsel kaki bergerak, kedua robot menggunakan motor servo yang diimpor dari Singapura.

"Motor servo itu satunya mencapai Rp1,1 juta. Sedikitnya satu robot membutuhkan 22 motor servo untuk bergerak dan sebagiannya untuk cadangan. untuk motor servonya saja sudah sekitar Rp22 juta sendiri," jelas Syawaluddin.

Kusprasapta Mutijarsa, pembimbing tim robot Indonesia menjelaskan, kedua robot tersebut harus diset ulang setibanya di Amerika. Perbedaan cuaca yang signifikan antara Indonesia dengan Hartford, Connecticut, Amerika Serikat membuat sensor-sensor tersebut harus dioprek.

"Sewaktu tiba di Amerika, sensor sempat macet karena perbedaan suhu. Perbedaan suhu sedikit saja berpengaruh terhadap sensor robot untuk mencari sumber api. Untuk itu selama dua hari waktu sebelum bertanding kami melakukan setting ulang terhadap sensor dan melakukan latihan di kamar hotel," ungkap pria yang biasa disapa Sony ini.

Samratul Fuadi, mahasiswa lain dalam tim robot ITB mengaku, setibanya di Amerika Serikat, mereka sempat minder melihat robot-robot yang menjadi pesaingnya dalam kontes tersebut. Fuadi bahkan melihat kontingen dari Portugal membuat robot unik yang menggunakan iPhone sebagai prosesor dan sensornya.

"Robotnya unik dan canggih karena menggunakan iPhone tapi ternyata saat bertanding gagal menjalankan misinya. Kelebihan robot kami lebih cepat berjalan dan bergerak presisi, mungkin karena risetnya selama dua tahun," ucap Fuadi.

Zarqun, merupakan robot generasi ketiga sedangkan Yaqun merupakan robot generasi keempat yang khusus dibuat untuk mewakili Indonesia di kontes tersebut.