Sultan Muhammad Al-Fatih
Sebagai anak yang lahir padah tahun 1980-an, saya
nggak punya banyak pilihan dalam hiburan,internet belum masuk di kota Palembang
hingga sekitar 1997-an, paling video VHS yang bisa disewa, itupun mahal dan
nggak selalu ada, bisa dinikmati mungkin hanya oleh orang-orang kaya saja. Jadi
pilihan satu-satunya yang paling hemat tentu TV, itupun kalau beruntung bisa
lihat tetangga yang punya parabola
Sinetron belum sebanyak sekarang, kebanyakan acara di
TV adalah seri luar negeri yang dialihbahasakan,ada juga yang langsung
ditayangkan dalam bahasa aslinya dengan subtitle, dan tentu yang paling favorit
diantaranya adalah MacGyver
MacGyver diceritakan sangat cerdas, mampu mengatasi
seluruh masalah dengan apapun yang ada disekitarnya. Ia tak pernah mengandalkan
fisik, tapi otaknya jalan. Selotip, peniti, kawat dan, esbatu bisa jadi
pemantik-terkendali-waktu, apalagi kalau sudah ketemu deterjen, garam dapur dan
peralatan bengkel, MacGyver bisa menyulapnya jadi bom atau pesawat terbang.
Apa yang saya pikirkan waktu itu? "ini gueee
bangeeeet!". Jadilah semenjak itu saya fans unofficial MacGyver. Dari gaya
rambut sampai cara berpikir ditiru, dan prestasi terbesar saya adalah berhasil
membuka kunci lemari hanya dengan 2 peniti, karena stick game Nintendo waktu
itu disimpan karena terlalu seringnya main game.
Tidak hanya kunci lemari yang dibuka, tapi semua yang
disampaikan di film itu saya tiru, bahwa MacGyver tidak suka menggunakan
senjata api, melindungi wanita, sampai menyenangi Amerika dan segala yang ada
bersamanya.
Bila suatu waktu MacGyver batal ditayangkan karena
sesuatu, itu sudah cukup membuat saya lunglai seharian, harus menunggu lagi
pekan depan untuk menyaksikan aksi MacGyver dan sederet kelihaian akalnya.
Dan bila saya ditanya, siapa yang berpengaruh besar
terhadap pembentukan masa kecil saya, mungkin MacGyver itu.Itulah pembentukan
karakter,salah satunya lewat patron (contoh). Karakter dibentuk lewat cerita,
berulang-ulamg. Awalnya hanya sekedar kekaguman, kemudian jadi meniru, lalu
mendarah-daging karena dengan meniru fisik sebenarnya seseorang juga meniru
cara berpikir. Apabila cara berpikir sudah dikopi, selesai. Karakter terbentuk,Sekarang
saya sudah jadi seorang Muslim, MacGyver pun sudah berhenti tayang, saya
menemukan idola baru untuk ditiru, bahkan banyak karakter baru untuk dijadikan
sebagai patron dalam kehidupan. Nabi Muhammad tentu saja menjadi teladan utama.
Namun bila saya ditanya, siapa yang betul-betul
mempengaruhi diri saya pasca jadi seorang Muslim setelah Rasulullah Muhammad?
Saya menjawab pasti, dialah Sultan Muhammad Al-Fatih, pembebas Konstantinopel
Dari Muhammad Al-Fatih saya mempelajari keyakinan yang
teguh berdasar iman, kekuatan tekad, berani karena benar, kekerasan niat, usaha
yang tak pudar, penyerahan total pada Allah, hormat pada ulama, kasih sayang
pada keluarga, ketegasan pada tentara, dan teladan bagi yang lainnya.
Maka saat menulis tentang Muhammad Al-Fatih, tanpa
sadar kekaguman itu berubah menjadi meniru, dan akhirnya karakter Muhammad
Al-Fatih yang dituliskan itu mendarah daging dalam diri saya, membentuk saya
menjadi Muslim yang sama sepertinya insyaAllah.
Karena itu membaca, menonton, mendengar cerita itu
adalah cara termudah mentransfer karakter dalam diri seseorang
Permasalahannya, anak-anak kita yang sekarang. Mereka
punya bioskop sampai youtube yang bisa mereka akses di HP, mereka juga punya bacaan
komik sampai pornografi yang sangat mudah diakses, cerita khayalan sampai
cerita ksatria dimanapun tertebar. Hanya apa pilihan kita untuk memasukkan
karakter Islami yang kita inginkan pada mereka?
Hampir-hampir tidak ada!
Itulah keresahan saya dan tim AlFatih
Studios, bahwa anak-anak kita tidak memiliki pilihan buku yang baik,
novel yang mendidik, cerita yang tidak hanya menarik, tapi mampu membangkitkan
semangat Islami pada diri generasi pelanjut peradaban Islam
Juga orangtua mereka yang harusnya mampu mengenal
tokoh-tokoh Islam lalu memceritakannya pada anak-anak mereka. Menjadikan
tokoh-tokoh Islam ini sebagai patron bagi diri mereka sendiri yang pada
gilirannya menjadi teladan bagi anak-anak mereka
Proyek besar ini kami mulai di @alfatihstudios,
menjadikan Muhammad Al-Fatih sebagai patron bagi generasi muda, sebelum orang
lain atau agama lain mengambil anak-anak kita dengan patron dan teladan khayali
yang mereka buat.
Buku-buku kami mengenai Al-Fatih ini memang tidak
sempurna tapi setidaknya kami sudah memulainya. Kedepan, ada banyak rencana
yang kami buat untuk mengangkat tokoh-tokoh Islam bagi generasi muda, agar
karakter mereka menjadi karakter kita juga, karakter seorang Muslim layaknya Muhammad
saw.
Mari bersama mewujudkan semuanya
Akhukum
@felixsiauw
@felixsiauw
Sejarah Sultan Muhammad Al-Fatih
Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih
(bahasa Turki Ottoman: محمد ثانى Meḥmed-i sānī, bahasa Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih (الفاتح), "sang
Penakluk", dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam
bahasa Turki; 30 Maret 1432 – 3 Mei 1481) merupakan seorang sultan Turki
Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam
bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa saat berumur 21
tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang
hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi
(pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz
(pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).
Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak
kawan dan lawan kagum dengan kepemimpinannya serta taktik dan strategi
peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan
tentaranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan
keturunan Abu Bakar As-Siddiq.
Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol
(Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal
Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah
dibangun di sebelah makamnya.
Masa awal kekuasaan
Mehmed II lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, yang saat itu
merupakan Ibu Kota Utsmaniyah. Ia merupakan anak dari Sultan Murad II (1404-51)
dan Valide Sultan huma Hatun. Sultan Murad II memberikan fasilitas pendidikan
yang sangat tinggi dan mengirimkan banyak guru untuk mengajar Mehmed II secara
langsung.
Sesuai kebiasaan dalam Kekhalifahan Utsmaniyah kala itu, Mehmed
II dikirim untuk memimpin dan mencari pengalaman di sebuah kota bernama Amasya
saat ia berusia sebelas tahun. Tidak lama kemudian, tepatnya saat Mehmed II
berusia 12 tahun, ayahnya mengundurkan diri dari posisi Sultan, dan mengangkat
Mehmed II sebagai penggantinya. Pemikiran Sultan Murad II sangat terpengaruh
oleh pemikiran ulama-ulama Islam kala itu, khususnya oleh pemikiran penasihat
terdekatnya, Molla Gurani, serta Ak Semseddin, yang di kemudian hari
mendorongnya untuk menaklukkan kota Konstantinopel.
Pada tahun pertama ia berkuasa, Mehmed II langsung diserang
kekaisaran Hungaria yang melanggar perjanjian gencatan senjata. Dengan segera
Mehmed II meminta ayahnya untuk kembali menjadi Sultan dan memimpin pasukan.
Namun ayahnya menolak karena telah memutuskan untuk menjalani hidup tenang di
Barat Daya Anatolia. Mehmed II yang marah kemudian mengirimkan surat kepada
ayahnya: "Bila ayah adalah Sultannya, datanglah dan pimpinlah pasukan ayah.
Bila aku adalah Sultannya, aku memerintahkan ayah untuk datang dan memimpin
pasukanku." Murad II tergugah, datang membantu, dan memenangkan
Pertempuran Varna pada tahun 1944.
Usaha Sultan dalam menaklukkan Konstantinopel
Istanbul atau yang dulu dikenal sebagai Konstantinopel, adalah
salah satu kota termasyhur dunia. Kota ini tercatat dalam tinta emas sejarah
Islam khususnya pada masa Kesultanan Utsmaniyah, ketika meluaskan wilayah
sekaligus melebarkan pengaruh Islam di banyak negara. Kota ini didirikan tahun
330 M oleh Maharaja Bizantium yakni Constantine I. Kedudukannya yang strategis,
membuatnya punya tempat istimewa ketika umat Islam memulai pertumbuhan di masa
Kekaisaran Bizantium. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga telah
beberapa kali memberikan kabar gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan
umat Islam seperti dinyatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada
perang Khandaq.
Para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan
Konstantinopel. Usaha pertama dilancarkan tahun 44 H pada zaman Mu'awiyah bin
Abi Sufyan Radhiallahu 'Anhu. Akan tetapi, usaha itu gagal. Upaya yang sama
juga dilakukan pada zaman Khilafah Umayyah. Di zaman pemerintahan Abbasiyyah,
beberapa usaha diteruskan tetapi masih menemui kegagalan termasuk pada zaman
Khalifah Harun al-Rasyid tahun 190 H. Setelah kejatuhan Baghdad tahun 656 H,
usaha menawan Konstantinopel diteruskan oleh kerajaan-kerajaan kecil di Asia
Timur (Anatolia) terutama Kerajaan Seljuk. Pemimpinnya, Alp Arselan (455-465
H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos (Romanus IV/Armanus),
tahun 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di
bawah pengaruh Islam Seljuk.
Awal kurun ke-8 Hijriyah, Daulah Utsmaniyah mengadakan
kesepakatan bersama Seljuk. Kerjasama ini memberi napas baru kepada usaha umat
Islam untuk menguasai Konstantinopel. Usaha pertama dibuat pada zaman Sultan
Yildirim Bayazid saat dia mengepung kota itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang
ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar Bizantium
menyerahkan Konstantinopel secara aman kepada umat Islam. Akan tetapi, usahanya
menemui kegagalan karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol
di bawah pimpinan Timur Lenk.
Selepas Daulah Utsmaniyyah mencapai perkembangan yang lebih maju
dan terarah, semangat jihad hidup kembali dengan napas baru.Hasrat dan
kesungguhan itu telah mendorong Sultan Murad II (824-863 H/1421-1451 M) untuk
meneruskan usaha menaklukkan Konstantinopel.Beberapa usaha berhasil dibuat
untuk mengepung kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di
pihak umat Islam.Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan
barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada zaman
anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7 Daulah
Utsmaniyyah.
Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati usaha
ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan beliau mengkaji usaha-usaha yang
pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan
keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik
tahta pada tahun 855 H/1451 M, dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi
untuk menawan kota tersebut.Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada
ketinggian pribadinya.Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para 'ulama
terulung pada zamannya. Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II, Asy-Syeikh
Muhammad bin Isma'il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir Muhammad (Al-Fatih).
Sultan Murad II telah mengirim beberapa orang 'ulama untuk mengajar anaknya
sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh Amir Muhammad. Lalu, dia mengirim
Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan izin kepadanya untuk memukul Amir Muhammad
jika membantah perintah gurunya.
Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang
diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh Asy-Syeikh
Al-Kurani. Peristiwa ini sangat berkesan pada diri Amir Muhammad, lantas
setelah itu dia terus menghapal Al-Qur'an dalam waktu yang singkat. Di samping
itu, Asy-Syeikh Ak Samsettin (Syamsuddin) merupakan murabbi Sultan Muhammad
Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti
Al-Qur'an, hadits, fiqih, bahasa (Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak,
sejarah, ilmu peperangan dan sebagainya.
Syeikh Ak Samsettin lantas meyakinkan Amir Muhammad bahwa dia
adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di
dalam hadits pembukaan Konstantinopel. Ketika naik tahta, Sultan Muhammad
segera menemui Syeikh Semsettin untuk menyiapkan bala tentara untuk penaklukan
Konstantinopel. Peperangan itu memakan waktu selama 54 hari. Persiapan pun
dilakukan. Sultan berhasil menghimpun sebanyak 250 ribu tentara. Para mujahid
lantas diberikan latihan intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan
Islam.
Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan Sultan
Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal
857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan Al-Fatih lebih dahulu
berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat
dan harapan kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Dia juga membacakan
ayat-ayat Al-Qur'an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang
tinggi pada bala tentara dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian
dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.
Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran
ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!"
terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota
itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha
keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak
shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal
857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan.
Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid
sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota
Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah
Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di
kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.
Penaklukan di Asia
Setelah penaklukan Konstantinopel, Mehmed II mengalihkan
perhatiannya kepada Anatolia. Mehmed II berusaha untuk membuat suatu kekuatan
politik di Anatolia dengan menaklukkan negara Turki bernama Beyliks dan
Kekaisaran Trebizond yang berbudaya Yunani. Untuk itu, ia telah beraliansi
dengan Kerajaan Krimea. Sebelumnya Anatolia sudah disatukan oleh Bayezid I 50
tahun sebelum apa yang dilakukan oleh Mehmed II. Akan tetapi, pada pertempuran
Ankara, Anatolia kembali terpecah belah. Penaklukan Anatolia atas Kesultanan
Utsmaniyah membuat kesultanan ini menjadi semakin menekan Eropa.
Kutipan atas Mehmed II
"Konstantinopel
akan ditaklukkan oleh tentara Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja dan
tentaranya adalah sebaik-baik tentara" (Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi
Wasallam)
"Abdullah bin
Amru bin Al-Ash berkata, "bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah
SAW untuk menulis, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah yang akan
futuh (jaya) terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW
menjawab, "Kota Heraklius terlebih dahulu (Konstantinopel)" (Nabi
Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam)
"Aku mendengar
baginda Rasulullah SAW mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan di bawah
tembok tersebut dan aku juga ingin mendengar derapan tapak kaki kuda yang
membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentara seperti
yang telah diisyaratkan oleh baginda" (Abu Ayyub al-Anshari ra. kepada
panglima Bani Umayyah)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia
====
You might also like:
====
Nasehat Buya Yahya
Silaturahmi
jasad yang tidak dibarengi silaturahmi hati hanya akan tambah merusak hati. Alangkah
banyak orang bersilaturahmi jasad dan di saat berpisah justru mendapatkan bahan
baru untuk menggunjing, menbenci dan mendengkinya buah dari yang dilihat saat
bertemu.
Rosululloh
SAW Bersabda yang artinya:
"Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya". (HR. Imam Muslim)
"Barangsiapa yang menunjukkan suatu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan orang yang melakukannya". (HR. Imam Muslim)
Habib Umar bin Hafidz:"jadikanlah televisi,handphone,internet dan alat-alat lainya sebagai pelayan dan pembantu untuk agamamu ,jika tidak,alat-alat itu akan menghancurkan dirimu sedangkan engkau akan tertawa karena tidak menyadarinya,ia akan merusak hatimu,akalmu,akhlakmu,dan fikiranmu,tanpa engkau menyadarinya,engkau tertawa bahagia padahal alat-alat itu telah merusak hal-hal paling berharga yang kau miliki".
Sayangilah Ibu dan Bapak kita Sampai Akhir Hayat Mereka
You might also like:
TERJEMAHAN ALQUR’AN 30 JUZ
13.
SURAT 31. LUQMAN - SURAT 32. AS SAJDAH - SURAT 33. AL AHZAB - SURAT 34. SABA' - SURAT 35. FATHIR
23.
SURAT 101. AL QAARI'AH - SURAT 102. AT TAKAATSUR - SURAT 103. AL 'ASHR - SURAT 104. AL HUMAZAH - SURAT 105. AL FIIL - SURAT 106. QURAISY - SURAT 107. AL MAA'UUN - SURAT 108. AL KAUTSAR - SURAT 109. AL KAAFIRUUN - SURAT 110. AN NASHR - SURAT 111. AL LAHAB
PENTING : jika Anda merasa website ini bermanfaat, mohon do'akan supaya Allah
mengampuni seluruh dosa-dosa Keluarga kami, dan memanjangkan umur keluarga kami
dalam ketakwaan pada-Nya. Mohon do'akan juga supaya Allah selalu memberi Keluarga kami rezeki
yang halal,melimpah,mudah dan berkah, penuh kesehatan dan waktu luang, supaya
kami dapat memperbanyak amal shalih dengannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan
bagi saudaranya [sesama muslim] tanpa sepengetahuan saudaranya,
melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”
melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.”
(Hadits Shahih, Riwayat Muslim No. 4912)
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus