Pejabat Turki dan AS Bahas Rencana
Operasional Penggulingan Rezim Bashar
Para pejabat Turki dan Amerika Serikat dikabarkan telah mengadakan
pertemuan pertama untuk membahas rencana operasional mengakhiri rezim Presiden
Suriah Bashar al-Assad pada Kamis (23/8/2012) lalu.
Menurut laporan AFP, pertemuan itu diadakan untuk mengkoordinasikan
langkah-langkah militer, intelijen dan politik atas krisis di Suriah sejak
penumpasan terhadap protes damai pada Maret 2011 yang menurut para aktivis merenggut
lebih 23.000 jiwa.
Delegasi yang terdiri atas para agen intelejen, perwira militer dan
diplomat dalam pertemuan Ankara itu dipimpin pejabat senior di Kementerian Luar
Negeri Turki Halit Cevik dan Duta Besar AS Elisabeth Jones.
Pertemuan itu berlangsung pukul 8.00 waktu GMT dan berlangsung selama
delapan jam. Tak ada pernyataan pers setelah pembicaraan tertutup tersebut.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan
bahwa pembicaraan Ankara membahas transisi atas Suriah pasca Bashar dan juga
cara-cara untuk mendukung oposisi dan menangani para pengungsi.
"Ini dirancang untuk membahas rencana kontingensi menghadapi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi," kata Nuland kepada wartawan di
Washington.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan rekan sejawatnya dari Turki
Ahmet Davutoglu telah mengumumkan rencana-rencana untuk suatu mekanisme
demikian mengakhiri rezim Presiden Bashar al-Assad pada 11 Agustus di Istanbul.
Pertemuan Kamis berlangsung beberapa hari setelah Presiden AS Barack
Obama memperingatkan Suriah bahwa jika ada usaha atau penggunaan senjata kimia,
Washington akan menjadikannya "garis merah" yang akan mengubah
perspektifnya mengenai bagaimana menanggapi konflik itu.
Serangan senjata kimia juga akan memicu arus pengungsian ke
negara-negara tetangga termasuk Turki yang sudah menampung lebih 70.000 orang
Suriah dan juga kepemimpinan pemberontak.
Mursi : Mesir Tidak Ingin Mendekat Dengan
Iran
Juru bicara presiden Mesir, Yasser Ali, mengatakan, bahwa Mesir tidak
akan mengembalikan hubungan diplomatik yang normal dalam waktu dekat dengan
Iran, ujar Ali seperti dikutip oleh Asharq Al-Aswat, London, Jumat.
Ali mengatakan bahwa kunjungan Presiden Mohamad Mursi ke Teheran,
semata-mata hanya menghadiri KTT Non-Blok, dan ini merupakan perubahan
kebijakan diplomatik. "Mesir tidak akan secara cepat akan melakukan
normalisasi hubungan dengan Teheran", ungkap Ali.
Presiden Mursi membuat posisinya menjadi sangat jelas, ketika membahas situasi di Suriah pada
pertemuan puncak para pemimpin Muslim yang diselenggarakan awal bulan ini di
Mekah, yang dihadiri oleh Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, ujar Ali.
Pada puncak, Mursi menyarankan membentuk grup kontak antara Mesir, Arab
Saudi, Iran dan Turki, guna mengatasi
krisis di Suriah. Namun, Mursi tidak akan mendukung intervensi militer terhadap
Suriah, yang mungkin terjadi, jika rezim Suriah terus bertahan dengan dukungan
dari Rusia dan China.
"Mesir menolak rezim Suriah yang tetap berkuasa dengan kekerasan
yang mengorbankan rakyatnya, tetapi pada
saat yang sama tidak menerima intervensi militer," jelas Ali.
Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi menekankan pentingnya
kunjungan Presiden Mohamad Mursi ke Teheran, dan tekad Iran melanjutkan
hubungan diplomatik dengan Mesir.
Nampaknya, Presiden Mesir, Mohamad Mursi, bertindak hati-hati terhadap
Iran, dan menahan diri, tidak mengambil langkah melakukan normalisasi hubungan
kedua negara, mengingat posisi Iran, yang memberikan dukungan terhadap rezim
Bashar al-Assad, dan telah menumpahkan begitu banyak rakyatnya. Iran terus
memberikan dukungan logistik, militer, dan pasukan, yang mendukung rezim
al-Assad. mh.
PENTING : Jika Anda merasa website
ini bermanfaat, mohon do'akan
supaya Allah mengampuni seluruh dosa-dosa Keluarga kami, dan memanjangkan umur
keluarga kami dalam ketakwaan pada-Nya. Mohon
do'akan
juga supaya Allah selalu memberi Keluarga kami rezeki yang halal,melimpah,mudah
dan berkah, penuh kesehatan dan waktu luang, supaya kami dapat memperbanyak
amal shalih dengannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Tidak ada seorang muslim
pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya [sesama muslim] tanpa sepengetahuan
saudaranya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang
sama.”
(Hadits Shahih, Riwayat Muslim No. 4912)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar