Dahlan menuturkan ayahnya adalah seorang buruh
tani, yakni petani yang tidak punya sawah sendiri. Kadang ayah Dahlan juga
menjadi tukang kayu serabutan. Penghasilan sang ayah kerap tidak cukup untuk
hidup sebulan, tapi toh ayah Dahlan tetap bekerja keras setiap hari.
"Bapak bilang penghasilannya memang nggak
cukup untuk sebulan. Tapi kalau nggak kerja nggak akan makan sama sekali,"
ujar Dahlan yang dibalut kemeja putih ini.
Dalam menjalani masa hidup, ayahanda Dahlan
berprinsip 'jalani saja'. Dahlan juga tidak dibebani macam-macam hal oleh
ayahnya. Yang terpenting bagi sang ayah, Dahlan kecil bisa ngaji, khatam
Alquran, dan sekolah di madrasah.
Setiap hari ayah Dahlan selalu sibuk. Sebelum ke
sawah, dia selalu menyempatkan diri bersih-bersih masjid. Dan seabrek kegiatan
dijalani hingga pukul 23.00 WIB.
"Bapak saya mengajarkan untuk kerja keras dan
ikhlas," sambung pria yang pernah jadi wartawan ini.
Bagi Dahlan kecil, ayahnya adalah sosok yang
bersinar. Ketika sudah dewasa dan menjadi ayah, Dahlan meyakini bahwa anak-anak
mencatat apa yang dilakukan ayahnya dan kemudian mencontohnya. Karena itu
seorang ayah harus memberikan contoh yang baik.
"Mungkin bapaknya miskin, gagal, tapi anak
kecil akan selalu anggap bapaknya hebat dan pahlawan," ucap Dahlan.
Ganti Hati, Dahlan Tak Berani Mimpi Panjang Umur
TEMPO.CO, Jakarta - Memutuskan
operasi transplantasi hati, Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan tak
berani berharap bisa berumur panjang. Mengapa Dahlan berpikir begitu?
Kondisi organ hati Dahlan saat
itu sudah hancur. Hatinya sudah penuh dengan kanker yang ukurannya besar-besar,
2 cm, 4 cm, dan 6 cm. Bibit kanker lain jumlahnya masih puluhan.
Saking parahnya kondisi hati
Dahlan, hanya transplantasi yang bisa menyelamatkan. Itu pun tak bisa
transplantasi separuh hati dari pendonor, misalnya dari istri atau anaknya,
melainkan hati utuh. Berarti organ tubuh penting itu hanya bisa didapat dari
orang meninggal.
“Kalaupun itu bisa didapat dan
kalaupun itu nanti sukses, paling hanya bisa menambah umur lima tahun,” kata
dokter ahli di Singapura, seperti dikutip dalam blog dahlaniskan.wordpress.com,
Senin, 6 Agustus 2012.
“Tapi, tambah umur lima tahun
kan lumayan. Waktu itu nanti umur Anda kan sudah 61 tahun. Sudah lebih pantas
meninggal,” kata dokter itu. Dahlan dan dokter itu cukup akrab sehingga sekeras
apapun ucapan dokter itu tak membuatnya kecewa.
Dahlan menjelaskan transplantasi
hanya bisa memperpanjang umur lima tahun karena virus hepatitis B dan sel-sel
kanker hati sudah ikut beredar di darah. "Artinya, virus hepatitis B dan
sel-sel kanker hati saya itu sudah berada di mana-mana."
Jadi ketika ganti hati baru,
hati itu juga akan dilewati darah yang sudah membawa virus hepatitis B dan
sel-sel kanker juga virus. Maka, sel-sel tersebut otomatis hinggap lagi di hati
yang baru. Lalu, virus hepatitisnya berkembang lagi, hati menjadi sirosis lagi,
muntah darah lagi, bengkak lagi, dan kanker merajalela lagi.
Dahlan mengakui tekadnya untuk
melakukan transplantasi sempat kendur. Alasannya, biayanya mahal sekali tapi
belum tentu berhasil. Kalau pun berhasil hanya untuk lima tahun dan belum tentu
tambahan umur itu bisa dinikmati dengan baik karena kualitas hidup pascaoperasi
hati sangat rendah.
"Tapi, orang hidup itu
tidak boleh pesimistis. Tidak boleh putus asa," kata Dahlan. Dengan niat
ikhtiar, Bos Jawa Pos Grup ini memutuskan transplantasi hati. "Tapi, saya
juga tidak terlalu berharap banyak. Takut kecewa. Orang yang tidak berharap
banyak bisa lebih bahagia."
Namun kenyataan berkata lain.
Prediksi dokter meleset. Dahlan bisa hidup lebih lama dari lima tahun dalam
kondisi yang baik. Senin, 6 Agustus 2012, genap lima tahun "hidup
baru" Dahlan.
Ketawa Setengah Mati ala Dahlan Iskan
TEMPO.CO, Surabaya -- Kisah
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan seperti tak habis digali.
Setelah terbit serial buku tentang Dahlan, kini muncul lagi buku berjudul
Tertawa Setengah Mati ala Dahlan Iskan.
Seperti judulnya, buku setebal
190 halaman ini jauh dari kesan serius dan berat karena isinya hanya seputar
kisah-kisah lucu dan konyol Dahlan selama menjadi wartawan Tempo dan Jawa Pos.
Penulisnya, M. Djupri, memungut
99 buah kisah lucu yang dituangkan ke dalam buku tersebut. Djupri, wartawan
Suara Indonesia era 1988-1991, mengumpulkan peristiwa-peristiwa jenaka itu saat
korannya merger dengan Jawa Pos di Surabaya pada akhir 90-an. "Di situ
saya kenal Pak Dahlan," kata Djupri, 60 tahun, kepada Tempo, Jumat, 24
Agustus 2012.
Selama mengumpulkan kisah-kisah
lucu Dahlan, Djupri dibantu oleh teman-temannya, eks wartawan Suara Indonesia,
antara lain Toto Sonata, Amang Mawardi, dan Sugeng Irawan. "Kami diam-diam
mencatat kisah-kisah unik itu, tapi baru sekarang kepikiran untuk membukukannya,"
kata Djupri.
Di antara kisah lucu itu, kata
Djupri, ialah saat Dahlan didamprat pelanggan Jawa Pos karena korannya telat
dikirim. Dahlan, pemimpin redaksi, yang menerima omelan sang pelanggan lewat
telepon, langsung mengantarkan sendiri korannya dengan sepeda motor.
"Sampai di rumah pelanggan, Dahlan masih diomeli. Tapi dia malah
mengucapkan terima kasih," kata Djupri.
Kisah lucu lain adalah ketika
Dahlan menumpang mobil boks perusahaan ketika pergi ke Madiun. Di perjalanan,
Dahlan, yang sudah jadi bos Jawa Pos, membeli beberapa bungkus nasi pecel.
Pertanyaan dalam hati sopir boks
terjawab saat Dahlan meminta berhenti di tepi hutan Saradan menjelang dinihari.
Ia lalu memanggil-manggil nama Sarimin. Seorang pria sepantaran Dahlan
tergopoh-gopoh keluar dari rumahnya yang sederhana.
"Kowe wis mangan apa
durung? Nek durung, iki lho tak gawakne pecel (Kamu sudah makan apa belum?
Kalau belum, ini loh saya bawakan pecel)," kata Dahlan kepada Sarimin,
yang ternyata temannya menggembala kambing di Magetan semasa kecil.
Djupri mencetak bukunya sebanyak
2.000 eksemplar dan menjualnya dengan harga Rp 36 ribu. Namun toko buku yang
dititipi telah mengontak agar segera dicetak ulang karena pembelinya cukup
banyak. "Dahlan juga sudah baca. Komentar dia pendek saja: buagus,"
kata Djupri.
Jika Dahlan Iskan Curhat ke Ulama dan Kaum Duafa
TEMPO.CO , Bogor:
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan curhat mengenai jabatannya di
hadapan ratusan ulama dan 1.000 kaum duafa serta yatim piatu Bogor. Bos Jawa
Pos grup ini mengaku tidak pernah mau dan bermimpi menjadi pejabat negara
seperti sekarang.
"Tidak terbayang
akan menjadi Direktur Utama PLN apalagi Menteri BUMN seperti saat ini. Saya ini
sekolahnya tamatan madrasah yang enggak pernah belajar listrik," ungkap
Dahlan di hadapan ulama dan pejabat Bogor dalam acara santunan 1.000 anak yatim
dan kaum duafa di lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kamis, 9 Agustus 2012.
Bahkan, sejak menderita
sakit, Dahlan Iskan sudah tidak lagi mau mengurus semua ladang bisnisnya yang
berjumlah 150 perusahaan. "Saya serahkan semuanya sama anak dan saya hanya
ingin urus pesantren," ujar dia.
Namun, kata Dahlan, dia
yang biasa sibuk dengan pekerjaan tiba-tiba banyak diam. Makanya, Dahlan dikira
sedang menganggur oleh Presiden SBY. Saat dipanggil, Presiden meminta Dahlan
yang tamatan Madrasah Aliyah ini menjadi Direktur Utama PLN.
"Pak Presiden
percaya saya punya kemampuan manajemen dan mampu memperbaiki PLN. Saya terima
dan hanya meminta waktu cukup tiga tahun saja jadi Direktur PLN," kata
Dahlan.
Belum juga genap dua
tahun menjadi orang nomor satu di PLN, Dahlan menceritakan, sudah dipanggil
lagi oleh presiden dan didaulat menjadi Menteri BUMN yang memiliki keseluruhan
aset hingga Rp 3.000 triliun.
"Saya kaget,
karena mengurusi kekayaan sebanyak itu. Mungkin pak presiden berpikir lebih
aman kalau yang mengurus tamatan madrasah aliyah," ungkapnya sambil
tertawa.
Padahal, Dahlan mengaku
sempat menangis dan meminta tidak dijadikan menteri. Sebab, dengan menjadi
Direktur PLN saja Dahlan mengaku sudah cukup dan ingin menuntaskannya sebaik
mungkin. "Tapi tetap diminta dan saya sekarang jadi sibuk luar biasa,
meski dulu cuma mau urus tiga hal saja," kata Dahlan.
Sementara, penyerahan
santunan secara simbolis dilakukan Dahlan kepada satu orang perwakilan anak
yatim dan kaum duafa, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kepada dua orang anak
yatim, dan Bupati Bogor Rachmat Yasin kepada dua orang anak yatim.
Ingat Sakit Parah, Dahlan Tak Percaya Masih Hidup
TEMPO.CO, Jakarta -
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan tak percaya saat ini masih bisa
melakukan aktivitas tanpa kendala. Senin, 6 Agutus 2012, Dahlan genap lima
tahun menjalani "hidup baru", setelah operasi hati.
"Hari ini, genap
lima tahun saya "hidup baru". Allahu Akbar," tulis Dahlan di
blognya, dahlaniskan.wordpress.com.
"Kalau teringat
begitu parahnya kondisi badan saya lima tahun lalu, rasanya tidak terbayangkan
saya masih bisa hidup hari ini. Apalagi dengan kualitas hidup yang nyaris
sempurna seperti sekarang ini. Allahu Akbar!" dia menambahkan.
Tujuh tahun lalu, Dahlan
hampir kehilangan harapan hidup. Sepanjang saluran pencernaannya sudah penuh
dengan gelembung darah yang siap pecah dan akan diikuti dengan muntah darah
atau buang air darah. Kondisinya ini baru diketahui setelah dia mengalami
muntah darah.
Harapan hidup semakin
tipis setelah diketahui limpanya sudah membesar. "Sudah tiga kali lipat
lebih besar dari normal. Itu berarti limpa tersebut sudah siap meledak yang
menjadi penyebab kematian kapan saja. Apalagi status hati saya yang terkena
virus hepatitis B pun sudah meningkat menjadi sirosis, mengeras dan tidak
berbentuk hati lagi," Dahlan menjelaskan kondisinya saat itu.
Saking parahnya, Dahlan
divonis maksimal hanya bisa hidup enam bulan lagi setelah hatinya dipastikan
sudah penuh kanker. Ukuran kankernya sudah besar-besar, 2 cm, 4 cm, dan 6 cm.
Bibit-bibit kanker lain masih puluhan jumlahnya.
Dahlan sering mengeluh
kesakitan setiap kali mengenakan sepatu karena kakinya bengkak besar. Hal itu
pernah disampaikannya pada seorang dokter ahli di Singapura. “Ya ganti sepatu
saja!” ujar dokter yang pasiennya 80 persen orang dari Indonesia itu. “Tidak
ada jalan lain. Ganti sepatu. Kalau bengkaknya sudah lebih besar lagi, ganti
sepatu lagi!”
Dahlan mengaku tak
jengkel dengan ucapan dokter itu. "Saya tersenyum karena terasa ada
lucunya. Itulah cara dokter memaksa saya untuk menjalani transplantasi. Tidak
ada jalan lain lagi."
3 Keinginan Dahlan Iskan setelah Sembuh
TEMPO.CO , Bogor:
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan curhat mengenai jabatannya di
hadapan ratusan ulama dan 1.000 kaum duafa serta yatim piatu Bogor. Dahlan
mengaku hanya memiliki tiga keinginan dalam melanjutkan sisa hidupnya setelah
dia sembuh dari penyakit hati.
Menurut Dahlan, tiga
hal yang dia ingin lakukan setelah sukses menjalani transplantasi hati: menjadi
guru wartawan, menulis buku, dan mengurus pesantren. Sejak menderita sakit,
Dahlan Iskan sudah tidak lagi mau mengurus semua ladang bisnisnya yang
berjumlah 150 perusahaan.
"Saya serahkan
semuanya sama anak dan saya hanya ingin urus pesantren," ujar Dahlan di
hadapan ulama dan pejabat Bogor dalam acara santunan 1.000 anak yatim dan kaum
duafa di lapangan Tegar Beriman, Cibinong, Kamis, 9 Agustus 2012.
Namun, kata Dahlan, dia
yang biasa sibuk dengan pekerjaan tiba-tiba banyak diam. Makanya, Dahlan dikira
sedang menganggur oleh Presiden SBY. Saat dipanggil, Presiden meminta Dahlan
yang tamatan Madrasah Aliyah ini menjadi Direktur Utama PLN.
"Pak Presiden
percaya saya punya kemampuan manajemen dan mampu memperbaiki PLN. Saya terima
dan hanya meminta waktu cukup tiga tahun saja jadi Direktur PLN," kata
Dahlan.
Belum juga genap dua
tahun menjadi orang nomor satu di PLN, Dahlan menceritakan, sudah dipanggil
lagi oleh presiden dan didaulat menjadi Menteri BUMN yang memiliki keseluruhan
aset hingga Rp 3.000 triliun.
"Saya kaget,
karena mengurusi kekayaan sebanyak itu. Mungkin pak presiden berpikir lebih
aman kalau yang mengurus tamatan madrasah aliyah," ungkapnya sambil
tertawa.
Padahal, Dahlan mengaku
sempat menangis dan meminta tidak dijadikan menteri. Sebab, dengan menjadi
Direktur PLN saja Dahlan mengaku sudah cukup dan ingin menuntaskannya sebaik
mungkin. "Tapi tetap diminta dan saya sekarang jadi sibuk luar biasa,
meski dulu cuma mau urus tiga hal saja," kata Menteri Dahlan.
Komunitas Dahlan Iskan Bikin Warung Kopi
TEMPO.CO, Surabaya -
Komunitas Dahlan Iskan membuat warung kopi yang dinamai Warkop DahlanIs. Warung
itu bertempat di Jalan Dupak Bangunsari No. 41 Surabaya, atau di sebelah gedung
baru SD Muhammadiyah 11 Surabaya. Lokasi tersebut selama ini dikenal sebagai
area lokalisasi.
Mengutip situs
Dahlanis.com, Sabtu, 28 Juli 2012, peresmian warung kopi sudah dilakukan pada
Kamis, 26 Juli 2012 pukul 17.00 WIB. Selain menjadi ajang minum kopi dan
jajanan, Komunitas Dahlan Iskan juga menjadikan tempat tersebut sebagai pusat
informasi kegiatan masyarakat.
“Warung Dahlanis di
Surabaya ini adalah yang pertama, dan memungkinkan juga untuk daerah-daerah
yang lain yang telah terorganisasi dengan baik, sehingga kita bisa share
tentang konsep Warkop Dahlanis ini,” kata Immanuel Albert Daniel seperti
tertulis di situs tersebut.
Beberapa fans Dahlan
juga meminta warkop tersebut dibuka di daerahnya seperti Bogor, Bekasi, dan
Yogyakarta. “Wah, enak buat nongkrong nih,” kata Hanifa Cipon.
oleh:ALIA FATHIYAH
Mimpi Dahlan: 60 Juta Penumpang di Bandara Soetta
TEMPO.CO, Jakarta -
Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menargetkan 60 juta penumpang
dapat tertampung di Bandara Soekarno-Hatta pada 2014. Harapan tersebut
disampaikan menyusul proyek pengembangan bandara yang ground breaking-nya dilaksanakan
Kamis pekan ini, 2 Agustus 2012.
Salah satu pengembangan
yang dilakukan adalah dengan menambah satu landasan pacu di Terminal 3.
"Sekarang setiap jamnya, lalu lintas pesawat sebanyak 52 kali. Harapannya
bisa 75 kali," ujar Dahlan seusai rapat pimpinan BUMN di kantor PT Telkom,
Jakarta, pada Selasa, 31 Juli 2012.
Selain menambah
landasan pacu, pengembangan juga dilakukan dengan memperluas dan menambah
fasilitas di terminal tersebut. "Sekarang interior-nya sedang
dikerjakan," kata Dahlan.
Langkah lain yang
dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas penumpang adalah dengan membangun
jalur kereta api yang langsung dapat mengakses ke bandara. Rute jalur kereta
tersebut dimulai dari Stasiun Dukuh Atas, Tanah Abang, Duri, dan Tangerang.
Saat ini jalur kereta yang telah ada adalah jalur Dukuh Atas hingga Duri.
Pembangunan jalur yang dilakukan dari Duri hingga Tangerang adalah sepanjang 8
kilometer.
Waktu tempuh dari Dukuh
Atas hingga Bandara Soekarno-Hatta diperkirakan sekitar 60 menit. Jenis kereta
yang digunakan adalah economy deluxe yang berhenti di setiap stasiun.
"Daripada lewat jalan tol, naik kereta ke bandara lebih mempersingkat
waktu," katanya.
Total biaya
diperkirakan sebesar Rp 4,5 triliun. Proyek selanjutnya pada 2014 yang
dikembangkan adalah penambahan Terminal 4 dan fasilitas kereta ekspres.
Mau Hadiahi KAI dan ASDP, Dahlan Takut Kualat
TEMPO.CO , Jakarta -
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan mengaku keceplosan
dengan pernyataannya yang akan memberikan penghargaan terhadap BUMN
transportasi, PT Kereta Api Indonesia Persero (KAI) dan PT Angkutan Sungai dan
Penyeberangan Persero (ASDP).
"Saya menyesal
setelah bilang itu, takut besoknya ada kecelakaan," ujarnya seusai Rapat
Pimpinan di kantor PT Pertani, Selasa 28 Agustus 2012.
Namun ia bersyukur
setelah pernyataannya tersebut, tidak terjadi kecelakaan yang dikhawatirkan.
Penghargaan pun tetap diberikan kepada dua perseroan itu.
Acara rencananya
ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi. Akan ada dua sesi dalam acara
tersebut. Sesi pertama untuk ASDP, sedangkan berikutnya bagi KAI.
Penghargaan, kata
Dahlan, dianugerahkan terutama kepada sejumlah petugas lapangan kedua
perusahaan tersebut selama arus mudik tahun ini. "Mereka berhari-hari
tidak istirahat untk melayani masyarakat," ujarnya.
Pekan lalu, Dahlan
menyatakan apresiasinya terhadap kerja keras PT KAI dan ASDP dalam melayani
arus mudik. Ia mengaku menerima banyak pesan singkat yang memuji kinerja kedua
perusahaan itu. "SMS yang saya terima sangat mengharukan,"Dahlan
menamahkan. Sebab dalam pesan yang ia terima, masyarakat mengaku puas dengan
pelayanan karena tidak ada lagi praktik percaloan dan penumpang yang berjubel.
Mengenai berapa besar
nilai hadiah yang diberikannya dalam acara pernghargaan itu, Dahlan
menyerahkannya kepada masing-masing perusahaan. "Kami menyerahan kepada
manajemennya," katanya.
Ia menambahkan, selain
sebagai bentuk perhatian, penghargaan dapat dijadikan pemicu agar PT KAI dan PT
ASDP semakin meningkatkan kualitas. "Pelayanan di Pelabuhan dan
perkeretapian pasti bisa lebih bagus lagi," kata Dahlan.
PENTING : Jika Anda merasa website
ini bermanfaat, mohon do'akan
supaya Allah mengampuni seluruh dosa-dosa Keluarga kami, dan memanjangkan umur
keluarga kami dalam ketakwaan pada-Nya. Mohon
do'akan
juga supaya Allah selalu memberi Keluarga kami rezeki yang halal,melimpah,mudah
dan berkah, penuh kesehatan dan waktu luang, supaya kami dapat memperbanyak
amal shalih dengannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Tidak ada seorang muslim
pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya [sesama muslim] tanpa sepengetahuan
saudaranya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang
sama.” (Hadits Shahih, Riwayat
Muslim No. 4912)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar