Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Jumat, 28 Januari 2011

Pengusaha Tahu Kediri Mulai Tinggalkan Cara Tradisional

Kediri - Salah satu alasan yang menjadikan tahu asal Kota Kediri sangat terkenal karena proses produksinya yang tradisional. Namun seiring waktu, tahu buatan Liem Ga Moy dan Kaou Loung beralih menggunakan cara yang lebih modern.

Saat ini hanya keturunan Bah Kacung yang mempertahankan cara tradisional untuk membuat tahu. Sementara yang lain beralih dengan alasan produktivitas.

Liem Djang Yen atau Bambang Suyendro, anak keturunan Liem Ga Moy mengatakan dirinya sudah meninggalkan cara tradisional dalam produksi tahu. Keputusan itu
diambilnya kisaran tahun 1978, saat dia didaulat keluarga melanjutkan usaha tersebut.

"Satu alasannya adalah produktivitas. Kalau kedelai (bahan dasar tahu) ditumbuk dengan batu, sehari mau dapat berapa kilo," ungkap Liem mengenai alasannya
beralih ke cara-cara semi modern, saat ditemui
detiksurabaya.com di lokasi produksinya, Jalan Yos Sudarso, Kota Kediri, Selasa (30/11/2010).

Liem menjelaskan, saat ini dalam pengolahan awal kedelai dihaluskannya dengan menggunakan mesin penggilingan yang digerakkan oleh tenaga diesel. Langkah
selanjutnya, semua dipertahankan cara-cara tradisional untuk mendapatkan hasil akhir yang bagus, termasuk proses penekanan sari kedelai di cetakan yang
menggunakan pemberat batu.

"Untuk tekanan di cetakan pernah saya coba pakai hidrolis, tapi hasilnya justru gak bagus. Jadi yang berubah sebenarnya hanya penggilingan kedelai, sisanya
tetap sama dengan yang dulu," ungkap Liem.

Meski saat ini proses produksi tahu sudah beralih ke semi modern, Liem berani bertaruh kualitas akhir karyanya tak berubah dibandingkan dengan yang dihasilkan
ayahnya. Ini setelah seluruh resep tetap digunakan, termasuk pewarnaan yang dijamin tak menggunakan bahan berbahaya.

Mengenai keputusan anak keturunan Bah Kacung bertahan dengan cara-cara tradisional, Liem enggan mengungkapkannya. Meski demikian dia menjamin kualitas yang dihasilkan tetap sama, dengan pembeda hanya terdapat pada rasa.

"Kalau kedelai ditumbuk mesin dan batu bedanya kan cuman kasar dan tidak, selebihnya proses produksi sama. Jadi kalau tanya bedanya apa, yang jelas hanya rasa dan kami memiliki resep masing-masing," tandas Liem.

http://surabaya.detik.com/read/2010/11/30/095842/1505409/475/pengusaha-tahu-kediri-mulai-tinggalkan-cara-tradisional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar