Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Selasa, 15 Februari 2011

Perjuangan Soedirman Moentari, Mengajarkan Islam di Suriname

Kebanyakan orang Jawa Suriname tidak menguasai Bahasa Indonesia. Keturunan buruh Jawa yang diangkut Belanda ke Suriname sekitar 130 tahun lalu ini, terutama generasi tuanya, masih bisa berbahasa Jawa.

Perkenalkan: Soedirman Moentari merupakan pengecualian. Salah satu dari sedikit orang Jawa Suriname yang sangat pandai berbahasa Indonesia. Dan ia juga religius. Sebelum bertolak ke Belanda, generasi ketiga buruh kontrak Jawa ini sempat belajar Bahasa Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paramaribo.

Ketika masih tinggal di Suriname, Soedirman yang sekarang bermukim di Belanda, aktif di sebuah yayasan Islam di negara Amerika Latin itu. Pada tahun 1999 ia ke Belanda untuk naik haji, karena unruk berangkat langsung dari Suriname ke Arab Saudi banyak kesulitan.

Pulang dari Mekkah, Soedirman tidak langsung ke Suriname dan malah menetap di negeri kincir angin ini. "Rencananya dua tahun, tapi sampai sekarang saya masih di sini, " katanya sambil ketawa.

Berkat doa, tambah Soedirman, ia akhirnya bisa bekerja sebagai dosen biologi di sebuah sekolah menengah Islam di Rotterdam. Sekolah ini bernama Islamitische Schoolgemeenschap Ibn Chaldoun.

Untuk bisa mengajar bilogi di sekolah itu, insinyur peternakan jebolan Universitas Wageningen ini, harus melanjutkan studinya. "Pada 2002 saya akhirnya meraih ijazah Master of Sciense biologi di Universitas Leiden, " kata Soedirman.

Sejak di Suriname Soedirman Moentari aktif menulis mata pelajaran agama Islam dalam bahasa Belanda. Bahan-bahannya banyak ia ambil dari Indonesia. "Karena anak-anak kami di Suriname dan di Nederland (Belanda, red) nggak bisa lagi bahasa Jawa, " katanya.

Menariknya Ustaz Soedirman ini memberi khotbah di masjid Suriname dalam dua bahasa yaitu Belanda dan Jawa. Bahasa Jawa untuk generasi tua dan bahasa Belanda untuk generasi muda. Tapi meski pintar berbahasa Indonesia, Soedirman belum sempat ke Indonesia.



Berita Lainnya

MUI Siap Jelaskan Ahmadiyah ke DPR

MUI juga akan memberikan data-data yang ditemukan Tim Pencari Fakta.

Majelis Ulama Indonesia siap memenuhi panggilan Komisi VIII DPR RI untuk menjelaskan inisiden penyerangan jemaah Ahmadiyah dan pokok-pokok ajaran Ahmadiyah.

"MUI pasti datang kalau dipanggil DPR," kata Ketua MUI, Amidhan .
Menurut Amidhan, MUI juga siap menjelaskan fatwa MUI terkait menyimpangnya ajaran Ahmadiyah dari ajaran Islam. Bahkan MUI menyatakan siap menjelaskan fatwa-fatwa ulama seluruh dunia terkait Ahmadiyah.

Seperti diketahui, MUI telah mengeluarkan fatwa tahun 1980 yang menyebutkan bahwa ajaran Ahmadiyah menyimpang dari ajaran Islam. Fatwa ini lantas diperkuat tahun 2005.

Selain itu, MUI juga akan memberikan data-data yang ditemukan Tim Pencari Fakta (TPF) MUI terkait penyerangan Ahmadiyah ini. Nantinya data tersebut akan menjadi masukan penyeimbang kepada polisi dan anggota DPR agar dapat memahami kasus Cikeusik secara komprehensif.

"Kami memang mau membuat data yang objektif dan itu akan disampaikan ke DPR dan polisi sebagai alternatif. Jika digunakan untuk penyidikan, itu wewenang polisi," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar