Wikileaks, organisasi internasional penerbit dokumen rahasia dan pembocor rahasia perang, apa menariknya bagi penggemar sepakbola?
Wikileaks ternyata juga mengungkap cerita-cerita di balik layar sepakbola hasil laporan intelijen Amerika. Inilah temuan Wikileaks yang menunjukkan daya tarik sepakbola sebagai mainan elite penguasa, diktator, hingga teroris.
Ahmadinejad Mengintervensi Sepakbola untuk Tujuan Politik
Negara yang paling sering disebut dalam bocoran Wikileaks adalah Iran. Dalam dokumen yang dibocorkannya, disebutkan pula intervensi Presiden Ahmadinejad terhadap persepakbolaan Iran.
Ahmadinejad menggunakan sepakbola sebagai alat untuk mendongkrak popularitas. Sang Presiden tanpa ampun memecat pelatih timnas setelah hasil buruk di Piala Dunia 2006. Namun intervensi itu justru membuat FIFA menjatuhkan skors untuk Federasi Sepakbola Iran.
Sebuah telegram diplomatik pada Juni 2009 mengungkap intervensi Ahmadinejad di sepakbola memicu ketidakpuasan rakyat Iran, yang bisa meluas hingga pemilihan umum. Nyatanya, pemilihan presiden berakhir rusuh karena Ahmadinejad diduga melakukan kecurangan masif.
Saudara Pemilik Manchester City Ingin Menghancurkan Iran
Pemilik Manchester City, Syekh Mansour, adalah saudara putra mahkota Abu Dhabi, Muhammad bin Sayed. Wikileaks membocorkan sebuah telegram diplomatik pada Mei 2005 yang berjudul 'MbS (Muhammad bin Sayed) soal Irak, Iran, dan Pakistan'. MbS menanyakan kepada Letjen Dunn tentang kemungkinan untuk menghancurkan lokasi berbahaya di Iran lewat serangan udara.
Jika isi telegram itu bisa dipercaya, artinya pemilik Manchester City yang sekarang ini adalah bagian dari pemerintah yang secara aktif mendorong perang terhadap Iran. Syekh Mansour adalah pejabat pemerintah Uni Emirat Arab (deputi perdana menteri dan menteri urusan presiden).
Junta Myanmar Membuat Liga Baru untuk Menyenangkan Rakyat.
Pemimpin de fakto Myanmar, Jenderal Than Shwe, seempat berencana membeli Manchester United. Tapi rencana itu dibatalkan karena beberapa bulan sebelumnya terjadi bencana badai Nigris yang menewaskan hampir 150ribu penduduk Myanmar.
Uang yang sedianya dipakai untuk membeli MU, dialihkan untuk membuat liga profesional di Myanmar. Telegram diplomatik pada Juli 2009 berjudul 'Kroni Memunculkan Liga Sepakbola Baru' menyebut sang Jenderal telah menghubungi para pebisnis Burma untuk dijadikan pemilik klub. Telegram itu menyimpulkan bahwa liga baru merupakan cara rezim untuk mengalihkan perhatian rakyat dari problematika politik dan ekonomi.
Dalam telegram diplomatik lain berjudul 'Terbaru Soal Aktivitas Kroni Zaw Zaw', terungkap bahwa Zaw Zaw mengontrak cucu Jenderal Than Shwe untuk bermain di timnya. Zaw zaw sendiri adalah pengusaha yang menjadi kroni terdekat sang Jenderal, sekaligus pemilik klub Delta United.
Kerusuhan di Yordania karena Sepakbola
Wikileaks membocorkan telegram diplomatik tertanggal 28 Juli 2009 yang berjudul 'Pertandingan Sepakbola di Yordania Dihentikan Karena Yel-yel Antipemerintah dan Holiganisme Terhadap Orang Palestina'. Pertandingan itu menyingkap semakin runcingnya perseteruan antara penduduk belahan timur dan orang Palestina di Yordania. Dalam telegram itu juga dikatakan, "Diamnya Raja soal kejadian itu penting untuk dicatat, begitu juga keengganan kontak kita untuk mendiskusikan masalah itu".
Tuan Rumah Piala Dunia 2022 adalah Pusat Pendanaan Teroris
Saat Qatar ditunjuk menjadi tuan rumah piala Dunia 2022, kontroversi banyak yang muncul. Bahkan pejabat FIFA diduga ikut menikmati segepok berlian sebagai balas jasa telah memilih Qatar.
Wikileaks punya kontroversi lain lewat telegram diplomatik yang dibocorkannya. Menlu AS, Hillary Clinton, menyebut Qatar sebagai negara yang susah diajak bekerjasama menghambat aliran dana kelompok teroris.
Pada Desember 2009, Hillary menulis, 'Level kerjasama Qatar dan AS adalah yang terburuk di kawasan itu. Al-Qaida, Taliban, LeT (Laskar E Taiba), dan kelompok teroris lainnya memakai Qatar sebagai tempat pengumpulan dana'
Ahmadinejad Mengintervensi Sepakbola untuk Tujuan Politik
Negara yang paling sering disebut dalam bocoran Wikileaks adalah Iran. Dalam dokumen yang dibocorkannya, disebutkan pula intervensi Presiden Ahmadinejad terhadap persepakbolaan Iran.
Ahmadinejad menggunakan sepakbola sebagai alat untuk mendongkrak popularitas. Sang Presiden tanpa ampun memecat pelatih timnas setelah hasil buruk di Piala Dunia 2006. Namun intervensi itu justru membuat FIFA menjatuhkan skors untuk Federasi Sepakbola Iran.
Sebuah telegram diplomatik pada Juni 2009 mengungkap intervensi Ahmadinejad di sepakbola memicu ketidakpuasan rakyat Iran, yang bisa meluas hingga pemilihan umum. Nyatanya, pemilihan presiden berakhir rusuh karena Ahmadinejad diduga melakukan kecurangan masif.
Saudara Pemilik Manchester City Ingin Menghancurkan Iran
Pemilik Manchester City, Syekh Mansour, adalah saudara putra mahkota Abu Dhabi, Muhammad bin Sayed. Wikileaks membocorkan sebuah telegram diplomatik pada Mei 2005 yang berjudul 'MbS (Muhammad bin Sayed) soal Irak, Iran, dan Pakistan'. MbS menanyakan kepada Letjen Dunn tentang kemungkinan untuk menghancurkan lokasi berbahaya di Iran lewat serangan udara.
Jika isi telegram itu bisa dipercaya, artinya pemilik Manchester City yang sekarang ini adalah bagian dari pemerintah yang secara aktif mendorong perang terhadap Iran. Syekh Mansour adalah pejabat pemerintah Uni Emirat Arab (deputi perdana menteri dan menteri urusan presiden).
Junta Myanmar Membuat Liga Baru untuk Menyenangkan Rakyat.
Pemimpin de fakto Myanmar, Jenderal Than Shwe, seempat berencana membeli Manchester United. Tapi rencana itu dibatalkan karena beberapa bulan sebelumnya terjadi bencana badai Nigris yang menewaskan hampir 150ribu penduduk Myanmar.
Uang yang sedianya dipakai untuk membeli MU, dialihkan untuk membuat liga profesional di Myanmar. Telegram diplomatik pada Juli 2009 berjudul 'Kroni Memunculkan Liga Sepakbola Baru' menyebut sang Jenderal telah menghubungi para pebisnis Burma untuk dijadikan pemilik klub. Telegram itu menyimpulkan bahwa liga baru merupakan cara rezim untuk mengalihkan perhatian rakyat dari problematika politik dan ekonomi.
Dalam telegram diplomatik lain berjudul 'Terbaru Soal Aktivitas Kroni Zaw Zaw', terungkap bahwa Zaw Zaw mengontrak cucu Jenderal Than Shwe untuk bermain di timnya. Zaw zaw sendiri adalah pengusaha yang menjadi kroni terdekat sang Jenderal, sekaligus pemilik klub Delta United.
Kerusuhan di Yordania karena Sepakbola
Wikileaks membocorkan telegram diplomatik tertanggal 28 Juli 2009 yang berjudul 'Pertandingan Sepakbola di Yordania Dihentikan Karena Yel-yel Antipemerintah dan Holiganisme Terhadap Orang Palestina'. Pertandingan itu menyingkap semakin runcingnya perseteruan antara penduduk belahan timur dan orang Palestina di Yordania. Dalam telegram itu juga dikatakan, "Diamnya Raja soal kejadian itu penting untuk dicatat, begitu juga keengganan kontak kita untuk mendiskusikan masalah itu".
Tuan Rumah Piala Dunia 2022 adalah Pusat Pendanaan Teroris
Saat Qatar ditunjuk menjadi tuan rumah piala Dunia 2022, kontroversi banyak yang muncul. Bahkan pejabat FIFA diduga ikut menikmati segepok berlian sebagai balas jasa telah memilih Qatar.
Wikileaks punya kontroversi lain lewat telegram diplomatik yang dibocorkannya. Menlu AS, Hillary Clinton, menyebut Qatar sebagai negara yang susah diajak bekerjasama menghambat aliran dana kelompok teroris.
Pada Desember 2009, Hillary menulis, 'Level kerjasama Qatar dan AS adalah yang terburuk di kawasan itu. Al-Qaida, Taliban, LeT (Laskar E Taiba), dan kelompok teroris lainnya memakai Qatar sebagai tempat pengumpulan dana'
Sumber : http://www.sepaxbola.info/2011/03/wikileaks-sepakbola.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar