Satu lagi warga Inggris menganut Islam. Dia adalah Stuart Mee, seorang pegawai negeri sipil. "Saya merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidup yang tidak bisa tergantikan dengan harta benda apapun," katanya.
Pria berusia 46 tahun asal West Reading ini mulai melakukan pencarian agama tiga tahun lalu. Beragam agama yang ada di sekitarnya dipelajari. Namun, hatinya kemudian tertambat pada Islam. "Jauh di lubuk hati saya, saya selalu percaya pada makhluk yang lebih besar, dan Islam mengenalkan konsep Allah," ujarnya.
Ia rajin mendatangi perpustakaan umum untuk membaca buku-buku keislaman, dan mengenal Islam dari beragam sumber. Sesekali, ia datang ke Masjid di London Tengah untuk sekadar mendengarkan ceramah agama. "Sampai di titik itu, saya makin yakin Islamlah yang saya cari," kata Mee.
Namun, untuk satu dan lain alasan, ia menyembunyikan keinginannya untuk berislam. Sampai kemudian, ia tak bisa menahannya lagi. "Saya menemukan 'sesuatu yang hilang dari hidup saya' -- saya tahu ini kalimat yang klise dan usang, tapi itu benar -- dan saya memutuskan untuk segera bersyahadat," katanya.
Salah satu yang menjadi pertimbangan sebelum berislam adalah: ia perlu mempersiapkan diri keluar dari "zone nyaman" yang selama ini memeluknya, dan masuk dalam "wilayah yang belum teruji". "Ya, saya memiliki kegamangan: Muslim seperti apa? Apakah mereka seperti yang digambarkan dalam berita? Bagaimana dengan wanita dalam Islam? Bagaimana orang di sekitar saya akan membincangkan saya setelah berpindah agama?"
Namun, ia mengaku, "Ada hal yang saya temukan tidak biasa tetapi ini sebanding dengan aspek indah kehidupan Islam."
Ia pun kemudian mengirimkan email pada seorang imam, menyatakan keinginannya masuk Islam. Tak disangka, emailnya berbalas di hari itu juga. bahkan, mereka sempat melakukan chatting 15 menit terlebih dulu untuk menanyakan kemantapan hatinya.
Ia menyebut, berislam membuat sebuah "perbaikan jangka pendek" dalam hidupnya. "Saya berhenti menjadi seorang pecandu, tidak konsumtif, dan hidup lebih tertata," ujarnya.
Pria berusia 46 tahun asal West Reading ini mulai melakukan pencarian agama tiga tahun lalu. Beragam agama yang ada di sekitarnya dipelajari. Namun, hatinya kemudian tertambat pada Islam. "Jauh di lubuk hati saya, saya selalu percaya pada makhluk yang lebih besar, dan Islam mengenalkan konsep Allah," ujarnya.
Ia rajin mendatangi perpustakaan umum untuk membaca buku-buku keislaman, dan mengenal Islam dari beragam sumber. Sesekali, ia datang ke Masjid di London Tengah untuk sekadar mendengarkan ceramah agama. "Sampai di titik itu, saya makin yakin Islamlah yang saya cari," kata Mee.
Namun, untuk satu dan lain alasan, ia menyembunyikan keinginannya untuk berislam. Sampai kemudian, ia tak bisa menahannya lagi. "Saya menemukan 'sesuatu yang hilang dari hidup saya' -- saya tahu ini kalimat yang klise dan usang, tapi itu benar -- dan saya memutuskan untuk segera bersyahadat," katanya.
Salah satu yang menjadi pertimbangan sebelum berislam adalah: ia perlu mempersiapkan diri keluar dari "zone nyaman" yang selama ini memeluknya, dan masuk dalam "wilayah yang belum teruji". "Ya, saya memiliki kegamangan: Muslim seperti apa? Apakah mereka seperti yang digambarkan dalam berita? Bagaimana dengan wanita dalam Islam? Bagaimana orang di sekitar saya akan membincangkan saya setelah berpindah agama?"
Namun, ia mengaku, "Ada hal yang saya temukan tidak biasa tetapi ini sebanding dengan aspek indah kehidupan Islam."
Ia pun kemudian mengirimkan email pada seorang imam, menyatakan keinginannya masuk Islam. Tak disangka, emailnya berbalas di hari itu juga. bahkan, mereka sempat melakukan chatting 15 menit terlebih dulu untuk menanyakan kemantapan hatinya.
Ia menyebut, berislam membuat sebuah "perbaikan jangka pendek" dalam hidupnya. "Saya berhenti menjadi seorang pecandu, tidak konsumtif, dan hidup lebih tertata," ujarnya.
Zumber: http://bit.ly/fHSmAp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar