Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Jumat, 10 Juni 2011

PLN Akan Bangun Menara Tertinggi di Dunia Menara ini akan menyalurkan listrik dari Jawa ke Bali.










Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan membangun menara listrik tertinggi di dunia. Menara setinggi sekitar 376 meter ini dirancang bakal mengalahkan menara di China dan Eiffel di Prancis.

Menara listrik ini berfungsi menyalurkan listrik dari Jawa ke Bali yang disebut Bali Crossing, memiliki daya mencapai 3.000 MW. Rencananya, akan dibangun di Banyuwangi, Jawa Timur dan Gilimanuk, Jembrana, Bali.

"Tower ini akan menjadi tertinggi di dunia yaitu 376 meter. Selama ini yang tertinggi di RRC 370 meter," kata Presiden Direktur PT PLN, Dahlan Iskan, di Denpasar, Selasa, 7 Juni 2011.

Menara ini, sambungnya, memiliki kaki-kaki yang kuat yang ditancapkan pada lahan seluas lapangan sepak bola.

"Ini demi kepentingan Bali untuk 25 tahun ke depan. Kalau tower nanti jadi, Bali akan aman dalam 25 tahun," kata Dahlan.

Dahlan menjamin tower ini memiliki konstruksi yang sangat kuat, sehingga tahan dari ancaman hembusan angin paling kencang. PLN telah mempelajari segala ancaman alam dengan cermat. Kecepatan angin paling cepat di sekitar menara mencapai 59 meter per detik--ini yang tercepat dalam 100 tahun terakhir.

"Konstruksi ini kuat menghadapi kecepatan angin sampai 70 meter per detik," katanya.

Untuk mengatasi terpaan angin, tangan menara dibuat di ketinggian dengan bentangan kabel berjarak 70 meter untuk mencegah korsleting. Kabel akan menghubungkan kedua menara dan melewati Selat Jawa.

Pembangunan menara diperkirakan menelan dana Rp500 miliar, yang akan segera dimulai pada awal tahun 2012. Diperkirakan proyek ini akan rampung pada awal 2013, sebelum KTT APEC di mulai.

Saat ini, beban puncak di Bali mencapai daya 600 MW. Pada 10 tahun ke depan, dengan laju pertumbuhan normal 7 persen, maka diprediksi kebutuhan listrik di Bali akan mencapai 1.200 MW.


Mustafa: PLN Jangan Impor Gas
Hal itu termasuk salah satu cara bila PLN tidak berencana menaikkan tarif dasar listrik.


Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menyarankan agar PT Perusahaan Listrik Nasional atau PLN tak mengimpor gas.  "Sebisa mungkin jangan impor. Tapi ada semacam renegosiasi jangka waktu yang habis kontrak jualnya," kata Mustafa saat ditemui di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin malam. Salah satunya, renegosiasi kontrak jual gas alam cair atau LNG dari Blok Tangguh. 

Mustafa menambahkan, PLN harus lebih memprioritaskan produk dalam negeri. "Apalagi, kalau kita ada rencana tidak menaikkan TDL (tarif dasar listrik), itu jawaban satu-satunya menyediakan gas," ujarnya.

Dengan menyediakan gas untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik, kata Mustafa, anggaran operasional dan biaya pokok produksi listrik dari PLN bisa turun drastis. 

Sementara itu, untuk pasokan gas, Mustafa menambahkan, sudah mulai ada seperti di Medan. Kalau pun jauh dari cukup, kata dia, tak menutup kemungkinan didatangkan dari luar seperti dari Qatar dan Kuwait. "Tak tertutup kemungkinan. Tak ada yang melarang. Itu B to B (business to business). Kalau dari luar masih murah dari beli BBM," ujar Mustafa. 

Namun, dia mengatakan, kalau bisa Indonesia sebagai eksportir gas. "Jadi, utamakan dalam negeri," tambah Mustafa.

Sementara itu, terkait usulan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan subsidi listrik Rp18 triliun dalam Rancangan APBN 2012, Mustafa mengatakan masih ada perbedaan angka. "Kalau TDL tidak naik, margin usaha masih segitu, memang ada kekurangan. Salah satu pihak harus melakukan efisiensi," ujarnya.

Efisiensi biaya operasional PLN, kata Mustafa, antara lain dilakukan dengan menekan susut jaringan dan biaya pokok produksi listrik. "Memang PLN berupaya maksimal, tapi itu ada batasnya. Kalau tak ada toleransi batasnya, yang ditempuh adalah menggunakan BBM untuk ke gas. Satu-satunya jawaban adalah gas," tuturnya. 

Alternatif lain, dia melanjutkan, adalah menggunakan batu bara yang sedang tinggi harganya untuk menjalankan pembangkit listrik. "Tapi itu kan ada langkah-langkahnya. Kalau gas kan tidak, bisa langsung digunakan," kata Mustafa.

"Saya Tak Takut Impor Gas, Meski Dikecam"
"Saya tak takut untuk impor, meski banyak yang mengecam."


Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Dahlan Iskan mengancam akan melakukan segala cara untuk menyelamatkan listrik. Terutama untuk mendapatkan pasokan gas.

"Saya akan pertaruhkan jabatan saya untuk gas. Kita akan ambil jalan pintas, apapun resikonya, termasuk impor gas," kata Dahlan Iskan, di Denpasar, Bali, Kamis 9 Juni 2011.

Dikatakan, jika saja Indonesia menggunakan gas untuk pembangkit listrik di seluruh Indonesia, maka Negara akan hemat sebesar Rp15 triliun tiap tahunnya untuk pembangkit listrik sebesar 5.000 megawatt. "PLN sulit mendapat gas, padahal negeri ini kayak akan gas. Akhirnya kita pakai solar. Untuk mengatasi ini, saya tidak peduli akan ambil langkah apapun," tegasnya.

Dikatakan, untuk merealisasikan keinginannya, ia sudah menjajaki dengan Iran. Belum lama ini, ceritanya, ia mengunjungi Iran untuk menjajaki kemungkinan PLN dapat gas dari negeri sosialis tersebut. "Tetapi di Indonesia sudah macam-macam beritanya. Demi Indonesia, saya tidak tidak peduli. Saya tak takut untuk impor, meski banyak yang mengecam," tuturnya.

Katanya, tak hanya persoalan gas, pun halnya dengan batubara. Meski Indonesia kaya akan keduanya, tetapi PLN harus menggunakan Solar untuk mengoperasikan seluruh pembangkit listrik di Indonesia. Tak ayal, Dahlan mempertanyakan nasionalisme Indonesia. "Di mana nilai nasionalisme kita? Kita kaya akan keduanya, tetapi harus beli batubara dengan harga standar internasional. Kita juga ancam PLN akan impor batubara," seru Dahlan.

Jika dalam waktu dekat persoalan ini tak kunjung selesai, Dahlan mengaku tak segan merealisasikan gagasannya tersebut. "Saya cuma ingin menyelamatkan uang negara. Bail out Bank Century yang hanya senilai Rp7,5 triliun dan terjadi hanya sekali, semua sudah ribut. Kita kehilangan Rp15 triliun tiap tahunnya karena PLN pakai Solar, kok tidak ada yang ribut," sindir Dahlan.

Sementara itu, menanggapi keinginan beberapa pihak agar PLN tidak mengimpor gas, Dahlan dengan santai menjawabnya. "Kalau saya dilarang impor gas, ya berikan dong," jawabnya enteng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar