Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Selasa, 18 Januari 2011

Fuad Baradja, Miris Lihat Pria Korbankan Sekolah Anak demi Rokok

Adi Nugroho – detikNews

Jakarta - Nama Fuad Baradja sempat lama berseliweran di layar kaca saat ambil bagian dalam sinetron Jin dan Jun. Kini dia lebih memilih menjadi aktivis antirokok. Dalam perjuangannya 'menyembuhkan' perokok, dia banyak melihat peristiwa miris.

"Waktu itu ada seorang nelayan, dia perokok aktif, penghasilannya cuma dari nelayan. Setiap hari dia menghabiskan 4,5 bungkus rokok. Tetapi dua dari 4 anaknya putus sekolah. Ketika saya tanya mengapa berhenti sekolah, katanya nggak ada biaya," tutur Fuad di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (5/1/2011).

Fuad memang diundang datang ke MK untuk menjadi saksi dalam uji materi UU Kesehatan yang salah satu pasalnya tentang tembakau.

Fuad menuturkan, ketika bertemu nelayan itu dia bertanya mengapa kesulitan membiayai sekolah anaknya tetapi masih merokok. Jawaban nelayan itu sungguh membuat Fuad miris.

"Mendingan anak saya putus sekolah daripada mulut saya berhenti merokok," ujar Fuad menirukan ucapan nelayan.

Dia berkisah, sebenarnya dirinya juga punya anak yang sejak umur 13 tahun sampai sekarang tidak bisa berhenti merokok. Fuad telah berusaha keras untuk membujuk anaknya agar berhenti merokok, tapi upayanya belum mendatangkan hasil.

Padahal dua tahun ini dia membantu perokok aktif untuk berhenti merokok. Menurut Fuad, seorang perokok membutuhkan keinginan dan niat untuk berhenti ngebul. Sayangnya keinginan itu kadang muncul dan kadang hilang.

"Saya rasa karena memang rokok memiliki zat adiktif dan karena faktor-faktor eksternal," sambungnya.

Faktor eksternal itu di antaranya iklan, harga rokok yang murah dan bisa merokok di sembarang tempat. Fuad mengantongi data, 82 persen perokok sebenarnya ingin berhenti tetapi selalu gagal.

Fuad kini mengurusi Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok. Dia kerap membantu perokok aktif untuk berhenti merokok melalui terapi totok. Sekitar lima menit, Fuad mengetuk-ngetuk ubun-ubun, wajah dan dada seorang pasien dengan telunjuknya secara bergantian.

Prinsipnya, metode ini menggunakan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), yang menggabungkan acupoint dengan aspek kerohanian. Pasien tidak diberi pijatan melainkan diketuk pada titik-titik meridiannya. Aspek kerohanian dilakukan melalui doa yang harus diucapkan pasien sebelum terapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar