Kesalahan Dalam Tilawah Qur'an: Membaca
Tanpa Menggerakkan Bibir
Oleh:
Badrul Tamam
Al-Hamdulillah,
segala puji milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah
kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan
para sahabatnya.
Tidak
diragukan lagi bahwa membaca Al-Qur'an adalah ibadah sangat agung. Banyak nash
yang menerangkan akan besarnya keutamaan dan pahalanya. Di antara yang paling
masyhur, Al-Qur'an akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat.
Disebutkan
dalam Shahih Muslim, dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu 'Anhu, ia
mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,"Bacalah oleh kalian Al-Qur'an,
karena ia akan datang memberi syafaat kepada pembacanya pada hari kiamat."
Keutamaan
membaca Al-Qur'an ini semakin meningkat saat bulan Ramadhan. Di mana setiap
amal kebaikan di dalamnya dilipatgandakan pahalanya. Terlebih Al-Qur'an pertama
kali diturunkan kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam melalui
Malaikat Jibril pada bulan Ramadhan. Juga pada bulan ini, Malaikat Jibril
mendatangi beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk mendengarkan bacaan
Al-Qur'an beliau dan mengecek hafalannya.
Keistimewaan
ibadah membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan ini kita temukan pada perhatian
besar dari ulama salaf terhadapnya. Mereka memperbanyak tilawah Qur'an baik di
dalam shalat maupun di luar shalat.
Pada
bulan Ramadhn, Utsman bin Affan radliyallah 'anhu menghatamkan Al-Qur'an
sehari sekali. Sebagian ulama salaf yang lain menghatamkannya pada shalat
malamnya setiap tiga hari sekali. Sebagian lain menghatamkannya semingu sekali.
Imam
Syafi'i rahimahullah, pada bulan Ramadhan menghatamkan Al-Qur'an sampai
60 kali. Beliau membacanya di luar shalat. Imam Qatadah senantiasa menghatamkan
setiap tujuh hari sekali dan pada bulan Ramadlan setiap tiga hari sekali.
Puncaknya pada sepuluh hari terakhir, beliau menghatamkannya setiap malam.
Imam
Az-Zuhri rahimahullah jika sudah memasuki Ramadhan tidak membaca hadits
dan tidak hadir di majlis ilmu, beliau hanya membaca Al-Qur'an dari mushaf.
Sufyan Al-Tsauri jika sudah masuk Ramadhan meninggalkan segala bentuk ibadah
dan hanya membaca Al-Qur'an.
Ibnu
Rajab rahimahullah berkata: "(Maksud) adanya larangan membaca
Al-Qur'an (menghatamkannya) kurang dari tiga hari yaitu jika dirutinkan tiap
hari. Namun, jika di kesempatan yang utama seperti bulan Ramadlan dan tempat
yang mulia seperti di Makkah bagi penduduk luar makkah, dianjurkan memperbanyak
tilawah Al-Qur'an di sana, untuk menghargai kemuliaan tempat dan waktu
tersebut. Ini adalah pendapat imam Ahmad, Ishaq, dan imam-imam lainya. Hal ini
didukung dengan amalan selain mereka."
Kesalahan
Dalam Membaca Al-Qur'an
Agungnya
ibadah tilawatul Qur'an di bulan mulia ini terkadang tidak dibarengi dengan
pengetahuan cukup dari pembacanya. Karena semangat memperbanyak qira'ah dan
mengejar hatam berulang, banyak dari mereka yang jatuh dalam kesalahan
saat membacanya. Di antaranya, membaca Al-Qur'an tanpa menggerakkan lisan dan
menimbulkan bunyi bacaan. Membacanya dengan hanya melihat mushaf dan
membolak-baliknya. Di antara alasannya, membaca dengan hatinya.
Sesungguhnya
membaca Al-Qur'an yang benar sesuai ketetapan syariat sehingga diberi janji
pahala sapuluh kebaikan pada setiap hurufnya -sebagaimana petunjuk hadits
shahih- adalah membacanya dengan menggerakkan lisan dan kedua bibir walaupun
hanya menghasilkan suara yang sangat lirih yang hanya bisa didengar oleh
dirinya sendiri. Karena hakikat dari membaca secara istilah adalah mengeluarkan
bunyi dengan lisan. Sehingga orang yang diam tidaklah disebut qari' (membaca).
Karenanya disebutkan dalam hadits shahih,"Aku bersama hamba-Ku selama ia mengingatku dan
bergerak kedua bibirnya menyebut (nama)-Ku." (HR. Ibnu Majah ,
dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Membaca
Al-Qur'an yang syar'i haruslah dengan mengucapkannya. Tidak cukup dengan hati
semata. Sementara melihat mushaf sambil membolak-baliknya tanpa mengucapkan
sesuatu, maka ini bukan tilawah. Itu masuk dalam bagian bab tafakkur dan
tadabbur. Memang di dalamnya ada pahala, tapi ia tidak mendapatkan janji dalam
hadits tentang keutamaan membaca Al-Qur'an.
Maka
dalam ibadah membaca Al-Qur'an, seseorang harulah mengucapkan huruf-hurufnya
sehingga ia tidak terlewat dari mendapatkan pahalanya yang besar. Dan inti dari
mengucapkan adalah menggerakkan dua lisan walaupun tidak menimbulkan suara yang
keras. Ini merupakan pendapat mayoritas ulama.
Imam
Malik rahimahullah ditanya tentang orang yang membaca di dalam
shalatnya, bacaannya tidak terdengar oleh orang lain dan tidak pula oleh
dirinya sendiri dan ia tidak menggerakkan lisannya. Beliau menjawab: "Ini
bukan membaca, sesungguhnya membaca adalah dengan menggerakkan lisan."
Ibnu
al-Hajib rahimahullah berkata, "Tidak boleh membaca lirih tanpa
menggerakkan lisan, karena jika ia tidak menggerakkan lisannya berarti ia tidak
membaca, ia hanya hanya bertafakkur (merenungi)."
Al-Kasani
rahimahullah berkata, "Membaca tidak bisa kecuali dengan
menggerakkan lisan dalam mengucapkan huruf. Tidakkah engkau lihat, orang shalat
yang mampu membaca apabila ia tidak menggerakkan lisannya dalam mengucapkan
huruf maka tidak sah shalatnya. Begitu juga, kalau ia bersumpah tidak membaca
satu surat dari Al-Qur'an, lalu ia melihatnya dan memahaminya serta tidak
menggerakkan lisannya maka ia tidak menyalahi (melanggar) sumpahnya."
Penutup
Niat
baik untuk memperbanyak Qira'atul Qur'an dan mengejar hatamnya secara
berulang sering membuat seseorang mengabaikan adab dan tatacara membaca
Al-Qur'an yang benar. Salah satunya, membacanya dengan tidak menggerakkan lisan
dan mengomat-kamitkan kedua bibir sehingga keluar bunyi, minimal bisa didengar
sendiri. Padahal disebut membaca, kalau dibarengai dengan menggerakkan lisan
dan kedua bibir sehingga keluar bunyi, minimal bisa didengar oleh diri sendiri.
Sedangkan sebatas melihat mushaf dan membolak-balikkannya tidaklah disebut
bagian dari ibadah tilawatul Qur'an atau qiratul Qur'an. Wallahu Ta'ala A'lam
PENTING : Jika Anda merasa website
ini bermanfaat, mohon do'akan
supaya Allah mengampuni seluruh dosa-dosa Keluarga kami, dan memanjangkan umur
keluarga kami dalam ketakwaan pada-Nya. Mohon
do'akan
juga supaya Allah selalu memberi Keluarga kami rezeki yang halal,melimpah,mudah
dan berkah, penuh kesehatan dan waktu luang, supaya kami dapat memperbanyak
amal shalih dengannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda :
Tidak ada seorang muslim
pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya [sesama muslim] tanpa sepengetahuan
saudaranya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang
sama.” (Hadits Shahih, Riwayat
Muslim No. 4912)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar