Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Rabu, 05 Januari 2011

Jangan Sepelekan Penyakit Asam Lambung


PENYAKIT yang diakibatkan asam lambung terkadang dianggap sepele oleh pasien. Padahal, jika asam lambung ini naik ke tenggorokan atau kerongkongan, akan menyebabkan kerusakan saluran tenggorokan yang pada gilirannya akan menyebabkan kanker.

"Ya, yang fatal bisa menyebabkan kematian," sebut Dr Lianda Siregar SpPD, dokter spesialis penyakit dalam dari RSU AW Sjahranie Samarinda yang berbicara dalam Simposium Gastroesophageal Reflux Disease dan Gastropati Oains di Hotel Mesra International Minggu (27/11) kemarin.

Lianda melanjutkan, naiknya asam lambung ke kerongkongan bisa disebabkan banyak hal. Baik itu pola makan maupun pola hidup tidak sehat, hingga kegemukan. Pola makan yang tidak sehat di antaranya mengonsumsi teh, kopi, dan juga mengisap rokok. "Kegemukan bisa menyebabkan asam lambung mudah tertekan ke kerongkongan. Ini yang terkadang membuat perasaan sakit seperti terbakar di ulu hati," bebernya. Jika kondisi itu dibiarkan, makin lama akan membuat kondisi tenggorokan makin kronis

Dia menyampaikan, bagi orang awam, keluhan di sekitar lambung pasti diidentikkan dengan penyakit maag. Padahal, maag bukan satu-satunya penyakit di lambung. Nah, dalam dunia kedokteran, penyakit akibat asam lambung yang naik ke kerongkongan (esofagus) itu disebut GERD (Gastroesophageal Reflux Disease).

"Gejala khas GERD adalah rasa panas di dada, rasa tidak nyaman waktu menelan, dan rasa sakit waktu menelan. Gejala tambahannya meliputi serangan asma yang frekuen, batuk lama rekfakter dengan pengobatan, suara serak, mual dan muntah, nyeri dada nonkardiak, dan sendawa," bebernya.

Disebutkan, untuk medeteksi keberadaan GERD pada tubuh, perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi. Dan kedua, mengambil sampel jaringan untuk evaluasi histologi pada barret esofagus dan gaster untuk mendeteksi sel ganas dan adanya infeksi Helicobacter pylori. Bagaimana mengobati GERD? Untuk terapi medis, pasien menggunakan penghambat pompa proton (PPI) standar selama delapan minggu, kemudian diturunkan setengah dosis, selanjutnya diteruskan dengan H2 antagonis. Terapi ini berguna untuk menyembuhkan lesi esofagus, menghilangkan gejala/keluhan, mencegah kekambuhan, memperbaiki kualitas hidup, dan mencegah timbulnya komplikasi.

"Sebagai pencegahan, kita perlu mengetahui cara mengatur kebiasaan makan, pengertian mengenai peranan posisi tubuh terhadap kejadian refluks. Kebiasaan yang dianjurkan, antara lain, meninggikan kepala (15 cm) saat tidur, menghindari makanan berlemak, asam, kopi, cokelat, mint, produk makanan dari tomat, dan minumat berkarbonasi, obat-obatan tertentu seperti golongan anticholinergik, theophyllin. Ada juga kebiasaan yang harus ditinggalkan," beber ketua panitia simposium.

Misalnya, makan sambil tiduran atau tiduran kurang dari 2-3 jam sesudah makan, makan terlalu banyak sekaligus, merokok, menurunkan berat badan secara drastis bagi yang obesitas. Malangnya, banyak orang di kota besar terpaksa mempunyai gaya hidup tak sehat. Karena kemacetan, mereka baru bisa sampai di rumah malam hari. Akibatnya, makan malam di rumah baru bisa dilakukan pukul delapan atau sembilan malam dan tidur kurang lebih pukul 11 malam. Untuk kasus seperti itu, disarankan agar makan malam dilakukan sebelum pulang ke rumah, pukul 18.00 atau 18.30. Dengan demikian, ketika sampai di rumah bisa langsung tidur.

"Karena kalau tidak demikian atau sehabis makan langsung tidur, tubuh akan memproduksi asam lambung secara besar dan akan membahayakan kesehatan," katanya.

Karena penyakit lambung ini juga cukup berbahaya, kata Lianda, tentu perlu juga diketahui secara detil, seperti apa sebenarnya penyakit GERD ini.

Dalam Simposium gratis bagi kalangan medis yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Kaltim bekerjasama dengan PT Eisai Indonesia kemarin juga menghadirkan Dr Chudaman Manan SpPD-KGEH dari Jakarta yang membahas Sitoproteksi dan Lesi Mukosa Akut Gaster Akibat OAINS. Selain itu Bambang Setyawan dari PT Eisai Indoensia Jakarta. Pada kesempatan itu, PT Eisai Indonesia memperkenalkan obat untuk mencegah dan mengatasi penyakit GERD yakni Pariet 10 mg dan Pariet 20 Mg.(eff)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar