Dalam persalinan yang normal sekalipun pasti terjadi pendarahan meski sedikit. Pendarahan ini bisa terjadi akibat sedikit perobekan pada dinding rahim, atau luka di saluran persalinan terutama di sekitar mulut vagina yang dilebarkan untuk memberi jalan bagi bayi. Jumlah pendarahan yang masih bisa ditolerir dalam proses persalinan adalah sekitar 200-250 cc.
Proses persalinan dalam kondisi normal diakhiri dengan terlepasnya plasenta dari dinding rahim yang diakibatkan oleh kontraksi yang terjadi dengan cepat dan segera setelah bayi lahir. Setelah ini kontraksi akan berlanjut untuk menutup pembuluh darah pada dinding rahim setelah lepasnya plasenta.
Tetapi adakalanya meski plasenta telah keluar, kontraksi lanjutan terlalu lemah sehingga pembuluh darah di dinding rahim tetap terbuka dan pendarahan berkelanjutan. Bahkan bisa terjadi pendarahan yang sangat hebat. Secara umum bila jumlah pendarahan sudah melebihi 500 cc akan segera diambil tindakan transfusi darah. Meski tidak terjadi pendarahan yang hebat, kondisi dimana pendarahan terus berkelanjutan tetap berbahaya karena jumlah total pendarahan bisa jadi cukup banyak.
Penyebab
Banyak hal bisa menjadi penyebab terjadinya pendarahan ini. Bisa karena kelahiran kembar ataupun ukuran bayi yang terlalu besar, yang menyebabkan rahim terlalu meregang dan berkurang kelenturannya yang berakibat kontraksi lemah. Selain itu tentu saja bisa disebabkan oleh kontraksi lemah sejak awal persalinan.
Penanganan
Pada prinsipnya harus segera dilakukan usaha untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Bisa dengan dilakukan pijatan di sekitar dasar rahim, mengkompres dengan es daerah sekitar perut atau diberi obat perangsang kontraksi.
Secara umum, masa 2 jam setelah persalinan merupakan saat paling rawan terjadinya pendarahan. Oleh karena itu sangat disarankan untuk istirahat total, selain juga akan dilakukan pengamatan berkala untuk melihat kekuatan kontraksi pasca persalinan serta besarnya pendarahan yang terjadi.
Sumber : keluarga.Org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar