Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Rabu, 10 November 2010

Buah Arbei Perangi Kanker




Jika penelitian pada hewan benar, buah berry yang terdiri dari buah prambus hitam dan arbei mungkin menjadi senjata ampuh untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.

Hal itu dilaporkan dalam pertemuan tahunan American Chemical Society seperti yang diberitakan Reuters, baru-baru ini. Buah berry bermanfaat menjaga kulit Anda agar tetap terang dan membantu memerangi kanker.

Menurut Dr Gary D Stoner dari Universitas Ohio, orang seharusnya menjadikan buah berry sebagai buah sehari-hari atau setidaknya mencoba memakan buah berry seminggu dua kali atau tiga kali.

Penelitian pada hewan pengerat (tikus) yang dilakukan Dr Stoner dan teman-temannya menemukan bahwa buah berry berpotensi menghambat perkembangan sel kanker pada tikus yang diberi bahan kimia untuk merangsang pertumbuhan sel kanker. Tim itu saat ini berencana menguji khasiat buah berry pada manusia untuk mengetahui dampak berry pada kanker usus besar dan kerongkongan.

Saat ini, tim itu mempelajari serpihan sel kanker pada kerongkongan sebagai faktor penyebab meningkatnya kanker pada kerongkongan sebesar 95 persen secara global. Laki-laki cenderung mengidap penyakit tersebut daripada wanita. Merokok, alkohol, garam, serta makanan yang pedas dan panas diketahui mendorong penyakit itu karena bersifat racun dan mengandung bahan kimia yang disebut nitrosamin.

Nitrosamin ditemukan pada makanan Cina. Selain itu, penyakit kanker juga terjadi pada orang yang kekurangan vitamin dan mineral. Para peneliti memberi makan tikus dengan dua jenis bahan makanan, yaitu makanan yang mengandung nitrosamin dan makanan yang mengandung isothiosianat yang mampu menghentikan pembentukan tumor di lokasi awal. Arbei dan prambus hitam, yang berasal dari pertanian Ohio, bekerja dengan baik dalam mencegah pertumbuhan tumor.

Isothiosianat ditemukan pada makanan seperti brokoli dan wasabi. Tikus yang diberi makan buah prambus hitam dan arbei menunjukkan pengurangan pertumbuhan pra sel kanker dan perkembangan tumor yang drastis. Sejak berry menjadi tanaman yang berbuah tergantung musim dan mungkin menjadi mahal untuk beberapa orang, menurut Stoner, ekstrak buah yang diperoleh dari berry yang dikeringkan bisa digunakan.

Stoner dan teman-temannya telah menyelesaikan tahap pertama uji toksisitas berry dan uji komponen buah berry apakah mencapai aliran darah atau tidak. Menurutnya, orang yang mengonsumsi dua mangkuk besar berry dalam sehari menunjukkan tidak ada efek racun, dan banyak komponen buah-buahan yang diserap oleh darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar