Apa itu PMS? Yang dibahas disini tentu bukan Penyakit Menular Seksual tetapi Premenstrual syndrome atau sindroma pra-haid. Sindrom ini sering terjadi pada perempuan ketika akan haid setiap bulannya. PMS mencakup gejala emosi dan fisik yang dialami oleh hampir setiap perempuan menjelang datang bulan. Bagaimana perempuan mengetahui jika ia mempunyai PMS? Mudah saja, jika perempuan mengalami gejala-gejala ini menjelang haidnya :
- jerawat
- bengkak-bengkak
- merasa lelah
- sakit kepala dan sakit punggung
- konstipasi (sembelit)
- diare
- ngidam akan makanan tertentu
- depresi, merasa sedih
- cepat marah
- susah berkonsentrasi
- susah mengendalikan stress
PMS puncaknya terjadi 7 hari sebelum menstruasi mulai dan langsung menghilang ketika menstruasi telah datang.
Apa penyebab PMS sampai sekarang belum diketahui dengan pasti tapi diperkirakan ada hubungannya dengan perubahan hormon. Selama pertengahan kedua dari putaran periode haid jumlah progesterone (hormon perempuan) di dalam tubuh akan meningkat. Lalu sekitar 7 hari sebelum haid mulai - sewaktu PMS mulai menggejala - jumlah progesterone dan estrogen (homon lain) akan turun secara dramatis.
Untuk mengurangi gejala PMS ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Makan makanan yang seimbang dengan banyak makan buah-buahan dan sayuran. Hindari makanan goreng-gorengan. Kurangi juga makan garam karena dapat meningkatkan jumlah air dalam tubuh dan menyebabkan pembengkakkan. Sedapat mungkin hindari kafein karena dapat menyebabkan tegang dan gelisah.
Gerak badan setiap hari dan teknik melepas ketegangan seperti meditasi juga baik dilakukan. Bahkan dalam penelitian terakhir, para ahli membuktikan bahwa menambah kalsium dalam makanan dapat mengurangi PMS. Jadi perbanyaklah minum susu! Pada penderita PMS yang hebat, biasanya dokter memberikan obat yang kuat untuk mengurangi sakit kepala, malah pil hamil yang dikatakan dapat menolong untuk mengurangi masalah PMS.
PMS PADA REMAJA
SAYA seorang mahasiswi berumur 21 tahun. Sewaktu SMA dulu saya pernah ikut pergaulan bebas karena pengaruh teman-teman. Sekitar enam bulan saya melakukan hubungan seks yang tidak aman dan berganti-ganti pasangan. Sekarang saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan berisiko penularan penyakit. Sejak menjadi mahasiswa tiga tahun ini saya tidak lagi melakukan perbuatan berisiko tersebut. Sekarang ini saya merasa sehat saja, tetapi saya khawatir mengenai masa depan saya. Apakah saya sudah tertular penyakit menular seksual? Bila seorang wanita tertular penyakit menular seksual (PMS) apakah masih mungkin mempunyai anak? Bagaimana mengetahui apakah saya tertular HIV? Saya khawatir sekali mengenai masalah ini. Saya tidak dapat menanyakannya pada dokter keluarga saya karena setiap berobat saya selalu ditemani oleh ibu saya. Mudah-mudahan dokter dapat memberikan penjelasan yang cukup rinci. Linda, Jakarta
***
PMS adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual. Risiko terkena PMS memang lebih besar apabila pasangan seksual berganti-ganti. Sebenarnya penggunaan kondom pada pasangan laki-laki dapat mengurangi risiko penularan PMS. Jenis PMS cukup banyak yaitu Gonorrea, Non-Gonokok Uretritis (NGU), Sifilis, Klamidia, dan lain-lain. Penyakit menular seksual yang sering ditemukan adalah Gonorrea dan NGU.
Gonorrea disebabkan oleh kuman gonokokus. Gejala penyakit timbul biasanya 2-8 hari setelah terjadinya infeksi. Pada penderita laki-laki gejalanya adalah nyeri pada waktu berkemih serta keluarnya nanah dari ujung kemaluan. Pada penderita perempuan dapat terjadi keputihan, dan rasa nyeri di bagian bawah perut. Acapkali penderita perempuan meskipun sudah terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa-apa. Bila Gonorrea tidak diobati pada perempuan maka kuman dapat menyerang selaput lendir rahim atau saluran telur (tuba falopii). Akibatnya saluran tersebut mengalami parut dan salurannya tertutup. Ini dapat mengganggu kesuburan, telur yang dihasilkan oleh indung telur tidak dapat melalui saluran ini untuk bertemu spermatozoa.
Namun demikian pengobatan Gonorrea tidaklah susah, dapat disembuhkan dengan antibiotika yang sesuai. Penyakit menular seksual lain tidak saya bahas karena terbatasnya ruangan. Saya anjurkan Anda membaca sendiri di buku kesehatan. Untuk menentukan apakah Anda tertular PMS atau tidak diperlukan pemeriksaan dokter dan pemeriksaan laboratorium.
Saya juga sering mengalami orangtua menemani remaja bila berkonsultasi dengan dokter. Ini ada baiknya karena bila orangtua mengetahui masalah kesehatan anaknya, ia dapat memberikan dukungan. Acapkali saya juga meminta kesempatan untuk bicara empat mata dengan remaja karena pada kesempatan itu remaja dapat mengungkapkan berbagai keluhannya secara pribadi. Mudah-mudahan orangtua dapat memahami bahwa anaknya juga berhak untuk bicara secara pribadi dengan dokter.
Untuk mengetahui apakah seseorang tertular HIV perlu dilakukan tes darah. Sebelumnya dilakukan konseling untuk menilai risiko penularan dan mempersiapkan penderita agar dapat menerima hasil laboratorium baik positif maupun negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar