Tubuh terdiri atas miliaran sel. Setiap sel hidup ibarat suatu "pabrik" yang sangat dinamis, efisien, dan efektif. Jadi, dalam tubuh seakan-akan terdapat miliaran pabrik dengan beraneka macam produk. Misalnya, sel hati memproduksi bahan yang berbeda dengan sel ginjal.
Saking banyaknya pabrik, koordinasi pengelolaannya pun menjadi sangat rumit dan njelimet dengan susunan saraf pusat sebagai koordinator semua aktivitasnya. Untuk mengelola begitu banyak pabrik yang kompleks itu, diperlukan keseimbangan atau keadaan homeostatis.
Seluruh pabrik tersebut tidak pernah berhenti bekerja, baik ketika kita terjaga maupun tertidur, kenyang atau lapar, sehat atau sakit, sedang aktif atau beristirahat. Hanya ada yang aktif berproduksi, dan yang lain kurang aktif.
Kenapa tubuh bisa sakit? Itu karena terdapat ketidakseimbangan aktivitas sel-sel tubuh, yang dalam bahasa ilmu kedokteran disebut homeostatis disequilibrium. Sementara sinse mengatakan, karena keseimbangan yin-yang terganggu; unsur yin lebih dominan daripada yang atau sebaliknya. Kini, orang kebanyakan sependapat bahwa sakit disebabkan oleh ketidakseimbangan rohani dan jasmani. Juga irama dinamika tubuh yang tidak seimbang bisa menyebabkan sakit.
Andalkan penangkal alami
Berbagai macam cara pengobatan penyakit telah dikembangkan. Di antaranya, pengobatan preventif dan kuratif, pengobatan modern dan tradisional, konvensional dan inkonvensional, atau pengobatan alternatif. Semuanya bertujuan untuk menyeimbangkan atau menjaga homeostatis.
Karena tubuh itu dinamis, cara pengobatan yang benar harus mempertimbangkan kedinamisan tersebut agar keseimbangannya terjaga. Cara pengobatan "ala koki" (kurang asin ditambah garam, kurang manis ditambah gula, kurang asam ditambah cuka, kurang pedas ditambah cabai, dst.) sudah mulai ditinggalkan kebanyakan dokter. Jadi, bukan lantas kalau suhu tubuh meningkat buru-buru diberi obat antipanas, pusing diberi antipusing, sulit tidur minum obat tidur, kena infeksi diberi antibiotik, atau kalau mencret dimampatkan dengan antidiare.
Sebagai "pabrik" yang dinamis, tubuh mampu mensintesis atau memproduksi serta mengubah berbagai bahan baku, terutama yang berguna bagi kelangsungan hidup tubuh. Dalam keadaan sakit, tubuh sering kali mensintesis bahan-bahan yang tidak berguna atau bahkan yang beracun. Walau demikian sesungguhnya dalam tubuh dilengkapi dengan mekanisme pengoreksi atau pembetul (repair mechanism) dan mekanisme penetral racun (detoxification mechanism).
Tubuh bisa sakit apabila mekanisme itu mogok atau kecapekan karena harus kerja "lembur" atau beban kerjanya terlampau banyak. Contoh, orang yang terus-menerus di bawah terik matahari akan mengalami dehidrasi (terjadi ketidakseimbangan cairan tubuh) dan temperatur tubuh meningkat. Kalau menurunkan panasnya dengan minum obat antipanas tidak tepat, karena untuk menyeimbangkan cairan tubuh harus banyak minum.
Dalam menangkal penyakit, tubuh juga mengandalkan daya tahan alamiah (sistem kekebalan tubuh). Ada dua macam sistem kekebalan tubuh, yakni sistem kekebalan bawaan yang sudah ada sejak lahir dan sistem kekebalan dapatan atau spesifik.
Sistem kekebalan bawaan ini bersifat umum, tak hanya untuk antigen (Ag) tertentu serta tidak mempunyai kemampuan mengingat terhadap Ag yang pernah terpapar sebelumnya. Di antaranya, sel fagostosis (pemakan) - seperti monosit-makrofag dan netrofil-sel berinti banyak (polymorphonucleus); sebagai komplemen - seperti panas badan, asam lemak kulit, asam HCl lambung, lactoferrin dalam ASI, air mata, dan air liur.
Sedangkan sistem kekebalan dapatan atau spesifik akan cepat berkembang setelah terpapar Ag spesifik dan mempunyai memori. Bila tubuh pernah terpapar Ag tertentu, selama jangka waktu tertentu sel-T atau sel-B terus mengingat. Sehingga suatu saat kalau tubuh terpapar lagi oleh Ag sejenis, sel-sel itu akan menghasilkan sel efektor spesifik dan Ab (antibodi) spesifik lebih cepat dan lebih banyak.
Sistem kekebalan bawaan tak kalah penting dibandingkan dengan sistem kekebalan dapatan. Jauh sebelum diketahui adanya sel limfosit T sitotoksik (peracun sel), para ahli telah menemukan sel-sel pemakan (fagosit) seperti sel monosit, makrofag, netrofil, sel-NK, dll. Para ahli juga mempelajari sifat sel pemakan dan menganalisis berbagai reaksi kimia yang terjadi pada setiap gerakan dan bagaimana sel itu memakan dan membunuh mangsanya.
Pertumbuhan badan terhambat
Suhu tubuh anak yang meninggi sering kali menjadi momok bagi para ibu. Sepintas, anak yang panas diobati dengan obat penurun panas adalah rasional. Tapi sebaiknya tak perlu gegabah memberikan obat. Dicari dulu penyebab panas itu. Barangkali anak tidak perlu obat turun panas, atau badan anak cukup diseka dengan air hangat atau mungkin cuma perlu lebih banyak minum atau makan makanan berkuah.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan suhu tubuh naik. Pertama, karena metabolisme (proses pertukaran zat dalam sel tubuh) meningkat. Kedua, adanya peningkatan proses pembentukan kekebalan sehubungan dengan masuknya Ag asing. Ketiga, suhu tubuh juga sebagai mekanisme pertahanan tubuh.
Pada kondisi normal suhu tubuh anak (kurang dari 38oC) lebih tinggi daripada orang dewasa (kurang dari 37oC). Sebab, anak yang sedang bertumbuh tingkat metabolismenya lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa. Setiap proses pertumbuhan membutuhkan kalori dan menghasilkan panas. Seperti halnya jamur ragi tempe yang sedang tumbuh membutuhkan kalori yang berasal dari biji kedelai dan menghasilkan panas (terasa hangat kalau dipegang). Juga taoge dan kecambah yang sedang tumbuh memperoleh kalori dari biji kacang hijau dan menghasilkan panas.
Panas tubuh yang meningkat pada anak juga merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh bawaan. Perkembangan sistem imun dapatan pada anak belum sempurna sehingga untuk mempertahankan tubuh terhadap Ag asing masih mengandalkan sistem imun bawaan. Pada proses penyempurnaan sistem imun dapatan atau spesifik pada anak banyak dibentuk sel efektor kekebalan dan disintesis berbagai jenis antibodi. Proses itu juga meningkatkan suhu tubuh. Ingat, anak pada pasca-imunisasi umumnya suhu tubuhnya naik.
Suhu tubuh anak meningkat abnormal (lebih dari 38oC) karena jumlah Ag asing yang masuk ke tubuhnya lebih banyak dan ganas daripada ketangguhan sistem imun tubuh anak saat itu. Atau, karena terdapat banyak jaringan rusak atau mati yang berperan sebagai Ag asing. Bisa jadi akibat keadaan dehidrasi karena kurang minum atau terlalu banyak muntah dan diare.
Suhu tubuh anak lebih dari 38oC menjadi indikasi perlunya diberi obat penurun panas atau antipanas atau anti-pyretica. Biasanya setelah minum obat jenis itu panas akan turun, tetapi ada kemungkinan akan meninggi lagi.
Panas tubuh yang tinggi antara lain juga bermanfaat sebagai mekanisme kekebalan mempertahankan tubuh dari serangan bakteri patogen (penyebab penyakit). Kalau jumlah bakteri patogen yang masuk sangat banyak, tubuh tidak mampu mengatasi hanya dengan panas tubuh yang meninggi, tapi perlu dibantu dengan antibiotik untuk membunuh bakteri.
Kebiasaan memberikan obat penurun panas pada anak yang suhu tubuhnya di atas 38oC bisa menghambat pertumbuhan badan karena aktivitas pembelahan sel. Sel-sel tulang dan otot, misalnya, lebih cepat membelah dan bertambah jumlahnya pada suhu optimal tertentu. Bila suhu tubuh di bawah normal, aktivitas itu akan terhambat.
Suhu tubuh tinggi merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh non-spesifik. Dalam keadaan tubuh panas sehubungan dengan adanya Ag asing, pemberian obat penurun panas dini (suhu tubuh kurang dari 38oC) seakan-akan menghambat perkembangan mekanisme pertahanan tubuh yang optimal. Juga perkembangan kekebalan spesifik tidak optimal karena aktivitas sel efektor spesifik membentuk antibodi dan sel memori terhambat.
Diare tanda tak beres
Bagaimana kalau muntah dan diare? Dalam keadaan normal, saluran pencernaan mulai dari rongga mulut hingga anus berfungsi mencerna bahan makanan, menyerap sari makanan dan membuang ampasnya. Tapi kalau sampai menelan makanan yang terkontaminasi Ag asing maka timbul mekanisme tubuh untuk mengamankan saluran cerna berupa refleks menghasilkan lebih banyak asam HCl dalam lambung. HCl merangsang muntah dan meningkatkan aktivitas sel kekebalan bawaan dalam usus serta meningkatkan permeabilitas (kemudahan ditembus) sel mukosa usus. Akibatnya, lebih banyak cairan masuk ke saluran usus dan merangsang diare.
Muntah dan diare seyogianya dipandang sebagai peringatan adanya ketidakberesan di dalam saluran pencernaan. Sungguh naif apabila keadaan tersebut segera diatasi dengan obat antimuntah dan antidiare supaya muntahnya stop dan diarenya mampat.
Kebanyakan orang tua segera membawa anaknya yang diare ke dokter dengan harapan mencretnya cepat sembuh. Biasanya dokter "penghibur" langsung memberikan obat penghenti diare golongan Loperamide HCl (misal, Imodium, Imolex, Imomed, Imore, Imosa, dll.) dan atau obat pengental kotoran yang mengandung kaolin (misal, Kaolimec, Kaopectate).
Mencretnya berhenti dan faeses mengental. Orang tua merasa lega dan berkomentar, "Hebat, obatnya cespleng!" Tapi keesokan harinya, anak panas dan perutnya kembung lalu dibawa lagi ke dokter. Dokter memberi resep obat antipanas dan antikembung serta ditambah antibiotik untuk membunuh kuman karena panasnya diduga akibat infeksi bakteri yang menyebar ke organ lain. Tanpa disadari masalahnya makin kompleks gara-gara pengobatan "ala koki".
Bila diare, sebaiknya dibiarkan dulu untuk menguras kuman atau bangkai kuman dalam saluran cerna. Setelah kumannya habis, pasti diarenya berhenti. Kekurangan dan ketidakseimbangan cairan segera diatasi dengan sering-sering minum oralit. Demikian juga muntah, biarkan saja sampai ludes. Muntah pada bayi atau anak biasanya akan berhenti setelah tidur nyenyak.
Diare yang disertai muntah akan menguras banyak cairan tubuh. Kekurangan cairan yang demikian memang sulit diatasi melalui mulut (dengan minum). Sehingga terpaksa diatasi dengan cara infus agar tidak terjadi dehidrasi. Tanda-tandanya, ubun-ubun cekung, mata sayu dan dalam, tonus kulit berkurang, dan tidak ada air kencing bila dehidrasinya lebih berat.
Perbaiki sistem kekebalan
Infeksi sering diobati dengan antibiotik. Tapi perlu waspada menghadapi infeksi sejenis yang berulang kali. Ada kemungkinan orang itu menderita defisiensi imun. Orang normal bila terpapar pertama kali dengan Ag tertentu, sistem imunnya akan berespons (primary response) membentuk sel efektor kekebalan dan sel memori serta antibodi spesifik anti-Ag tersebut. Respons imun pertama kali itu agak lambat dan antibodi yang dihasilkan sedikit.
Pada primary response bila terpapar Ag sekaligus banyak, orang akan sakit karena saat itu sistem imunnya belum optimal. Setelah dua minggu atau setelah terpapar Ag yang sama untuk yang kedua kalinya (secondary response), respons imun lebih cepat, lebih banyak, dan kualitas juga lebih baik, sehingga mampu melindungi tubuh dari infeksi berikutnya. Kalau terpapar Ag sedikit demi sedikit, tubuh akan menjadi kebal terhadap Ag itu tanpa menjadi sakit.
Pada penderita defisiensi imun, respons imun seperti di atas tidak terjadi. Tidak terbentuk sistem imun yang mampu melindungi dirinya sehingga bisa menderita infeksi berulang. Penyelesaian mendasar ialah dengan memperbaiki sistem kekebalan dan tak cukup hanya mengandalkan antibiotik. Agar tidak selamanya tergantung pada antibiotik. Kedinamisan dan keseimbangan tubuh perlu segera dipulihkan.
Mengenai penggunaan antibiotik silakan dibuka lagi artikel berjudul "Jangan Hanya Mengandalkan Antibiotik" (Intisari Agustus 1996). Sudah beberapa dasawarsa yang lalu, para pakar cemas ketika menyadari bahwa laju resistensi kuman patogen terhadap antibiotik yang tersedia saat ini ternyata jauh lebih cepat daripada kecepatan penemuan antibiotik jenis baru.
Akhir-akhir ini dikembangkan beberapa jenis pengobatan baru antiinfeksi yang tidak tergantung pada antibiotik. Di antaranya, anti-endotoksin (endotoksin adalah sejenis racun yang dihasilkan kuman penyakit dan menyebabkan sakit), anti-tumor necroting factor (TNF - dihasilkan oleh monosit-makrofag dapat menimbulkan gejala sepsis), faktor serum, dll.
Terlalu sering mengkonsumsi antibiotik spektrum luas (broad spectrum) dalam jangka lama bisa mengganggu keseimbangan flora normal dalam tubuh (saluran cerna, saluran napas, saluran kencing, dan genital). Antibiotik spektrum luas memang bisa membunuh kuman patogen dan kuman apatogen seperti bakteri pengasam dalam rongga mulut. Tapi akibatnya, suasana pH berubah dan memudahkan jamur (banyak terdapat di daerah tropis) tumbuh. Sebagai organ dinamis, secara otomatis ada mekanisme alam yang mengontrol keseimbangan asam-basa (pH) dalam tubuh.
Kulit keriput karena AC
Demikian halnya dengan soal kulit. Kebersihan kulit memang penting. Dengan cara menggosok kulit menggunakan sabun, misalnya, kulit bisa menjadi bersih. Namun hal ini bisa mempengaruhi daya kekebalan.
Kebiasaan mencuci kulit dengan sabun yang pH-nya tidak ideal (terlalu basa atau asam; pH 5,5 adalah ideal untuk keseimbangan asam lemak kulit) justru sering merusak struktur asam lemak. Dalam keadaan normal asam lemak kulit berfungsi melindungi dan mencegah infeksi pada kulit.
Menggosok kulit untuk membersihkan daki juga bisa merugikan, karena barrier asam lemak kulit ikut rontok. Demikian pula dengan pemakaian body lotion yang tidak diketahui pH-nya ataupun bahan pembersih kulit yang mengandung desinfektan dan alkohol.
Sering berlama-lama dalam ruang ber-AC bisa menjadikan kulit kering dan keriput (terjadi dehidrasi karena kelembapan ruangan sangat rendah). Kontaminasi polusi udara (biasanya pH terlalu asam) merusak pH asam lemak kulit. Terlalu berdiet lemak (karena fobia kolesterol, takut gemuk) bisa mengakibatkan ketiadaan bahan baku pembentuk asam lemak kulit.
Sementara akhir-akhir ini ada kecenderungan masyarakat mengkonsumsi makanan suplemen yang mengandung vitamin atau mineral tertentu dengan dosis tinggi. Soalnya, ada perusahaan farmasi yang sengaja memproduksi vitamin dan mineral dosis tinggi.
Mestinya hati-hati mengkonsumsi makanan suplemen atau obat demikian. Sebab dalam mempertahankan kedinamisan tubuh dibutuhkan makanan yang berimbang, bukan makanan dengan dosis tinggi pada salah satu unsur nutriennya. Makanan berimbang terdiri atas unsur nutrien yang seimbang. Artinya, mengandung semua unsur yang dibutuhkan tubuh untuk melangsungkan proses metabolisme secara normal. Seperti halnya pabrik, tubuh akan mengolah bahan yang sederhana dan kurang bermanfaat menjadi sesuatu yang bermutu dan bermanfaat bagi tubuh kita.
Sementara kedinamisan tubuh terganggu keseimbangannya kalau arus emosi kacau. Arus emosi bisa dipengaruhi oleh umur seseorang. Makin tua usia (> 80 tahun), arus emosi tidak lagi meledak-ledak, sebaliknya memiliki kepribadian tidak ekstremis, melainkan penuh toleransi, bersahabat, dan lebih realistis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar