Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Rabu, 27 Oktober 2010

Gangguan Pemusatan Perhatian pada Anak

Seringkali kita mendengar ada orangtua yang dipanggil oleh guru diakibatkan prestasi belajar anaknya tidak mengalami peningkatan dan bahkan justru di sekolah perilakunya membuat pusing guru dan teman-temannya. Anak yang demikian seringkali dianggap sebagai pembuat masalah dalam keluarga dan di sekolah. Mereka dianggap nakal, bodoh, dan tidak dapat bergaul dengan baik. Tapi apakah benar dugaan kita tersebut. Jangan-jangan anak tersebut menderita Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP).

Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) adalah suatu gangguan pada otak yang mengakibatkan kesulitan konsentrasi dan pemusatan perhatian. 80% pasien GPP memperlihatkan kesulitan belajar dan kelainan perilaku.

GPP diperkirakan berasal dari berbagai faktor, antara lain:

1. Faktor genetik terutama pada anak laki-laki
2. Gangguan pada masa prenatal dan perinatal
3. Ibu hamil yang kecanduan alkohol
4. Akibat trauma kepala
5. Keracunan timbal, zat pewarna dosis tinggi dalam makanan
6. Psikososial

Biasanya anak yang mengalami GPP akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Gangguan perhatian
Anak tidak mampu memusatkan perhatiannya kepada sesuatu hal atau obyek tertentu untuk jangka waktu yang cukup lama. Beberapa ahli menyebutkan perhatian anak pada kelompok ini kurang dari 10 detik.

2. Distraktibilitas
Akibat kekurangan perhatian, anak GPP mempunyai kecenderungan untuk memperhatikan rangsang yang kurang menonjol, yang dapat berupa distraktiblitas visual (penglihatan), auditoris (pendengaran) dan internal.
Pada distraktiblitas visual, konsentrasi visual dialihkan ke benda-benda yang dilihatnya. Kedua matanya terus menerus menyelidik dan mencari pengalaman visual yang lebih baru serta lebih baik, Akibatnya anak GPP sering memperlihatkan kekeliruan khas sewaktu membaca dan cenderung melompati kata-kata atau bahkan melewati begitu saja kalimatnya.
Pada distraktibilitas auditoris menyebabkan perhatian anak GPP mudah teralih kepada suara-suara latar belakang.
Pada distraktibilitas internal menyebabkan penderita terganggu oleh rangsangan yang berasal dalam dirinya berupa pikiran, ingatan maupun asosiasinya sendiri. Terlihat anak GPP sering melamun sehingga tidak memperhatkan pelajaran di kelas.

3. Hiperaktivitas
Hiperaktivitas merupakan aktivitas motorik yang tingi dengan ciri-ciri aktivitas selalu berganti, tidak mempunyai tujuan tertentu, ritmis dan tidak bermanfaat. Anak hiperaktif lebih banyak mengalam gerakan mata diluar tugasnya, sehingga gerakan menoleh lebih banyak dibandingkan anak normal. Gejala tersebut akan berkurang sesuai dengan bertambahnya umur dan sebagian akan menghilang pada waktu masa remaja.

4. Impulsif
Anak dengan GPP cenderung bertindak tanpa mempertimbangkan akibat tindakan itu. Mereka cenderung memberikan respon pertama yang masuk dalam pikirannya dan lebih senang "cepat selesai" dalam mengerjakan sesuatu dan tidak mengutamakan ketelitian. Akibat impulsivitas: anak GPP tidak tepat dalam membaca, mengeja, dan berhitung meskipun konsep dasarnya telah dikuasai dengan baik.

5. Tidak pernah puas
Biasanya anak GPP akan selalu meminta pada orangtuanya dan bila keinginannya telah terpenuhi anak GPP tidak akan puas begitu saja tetapi akan meminta hal lain. Dan rasa tidak puas tersebut tidak menimbulkan semangat yang positif tetapi justru negatif.

6. Kurang ulet
Anak GPP akan menunjukkan sifat kurang ulet dalam bekerja sehingga pekerjaannya jarang pernah selesai. Anak GPP juga akan mudah lelah sehingga bila berpikir lama akan mudah menguap, menggeliat. Biasanya jam tidur juga tidak berimbang. Siang hari sukar tidur dan pada malam hari sering terbangun.

7. Selalu berubah
Perhatian anak GPP akan sangat tergantung pada motivasinya. Pada motivasi yang tinggi fokus perhatian akan lebih tajam, misalnya: mengikuti acara televisi tertentu.

8. Kegagalan Sosial
Anak GPP sulit untuk bekerjasama dengan anak lainnya, disebabkan antara lain:

  • Anak GPP tidak memperhatikan ekspresi wajah teman-temannya saat berkomunikasi. Hal tersebut disebabkan karena anak GPP tidak mempunyai perhatian secara visual (distraktibilitas visual)
  • Anak GPP tidak memperhatikan kata-kata teman-temannya. Hal tersebut disebabkan karena anak GPP tidak mempunyai perhatian auditoris (distraktibilitas auditoris)
  • Anak GPP tidak memperhatikan terhadap isyarat umpan balik sosial
  • Anak GPP cenderung mengabaikan keseimbangan sosial dalam hal memberi,meminta dan berbagi

9.Superfisialitas
Anak GPP cenderung dangkal dalam hal minat dan semangatnya. Pada tahun-tahun pertama di sekolah dasar prestasinya culup baik karena pelajarannya belum terinci dan kompleks. Tetapi menginjak akhir SD atau awal SLTP, mulai timbul banyak kesulitan. Hal tersebut disebabkan disamping materi akademiknya semakin kompleks juga disebabkan karena anak GPP hanya mau belajar garis besarnya saja.

10. Inkoordinasi
Anak GPP sukar melakukan kegiatan motorik halus,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar