Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Rabu, 27 Oktober 2010

HATI-HATI DENGAN KOTORAN BURUNG

BERBAHAYA - Banyak orang yang suka memelihara burung dara, padahal kotoran burung dara tersebut sangat berbahaya bagi manusia.--> SEORANG pria setengah baya di Jakarta mengalami muntah-muntah, panas tinggi, matanya sakit dan kepalanya serasa mengalami tekanan kuat dari dalam. Selama satu bulan ia mondar-mandir ke dokter dan sempat dirawat di rumah sakit, namun penyakitnya tak juga ditemukan. Ia sempat diperkirakan terkena tifus, namun antibiotik tidak juga mampu mengobatinya. Lalu dokter menduga, ia dihinggapi depresi.

Kemudian ia berobat ke sebuah rumah sakit di Singapura. Selama sebulan di sana, ia juga diberi antibiotika namun gejala yang dialaminya di Jakarta tidak juga menghilang. Oleh dokter ahli penyakit dalam ia pun dinyatakan mengalami depresi. Namun, untunglah seorang dokter ahli ginjal menemukan kadar antibodinya terhadap jamur Cryptococcus neoformans amat tinggi. Akhirnya seorang dokter ahli saraf memastikan bahwa otak pria ini memang terinvestasi spesies jamur tadi, dan setelah diinjeksi dengan obat antijamur dan minum obat Diflucan, gejala sakitnya seperti muntah-muntah dan panas tinggi hilang.

"Dokter di Singapura memperkirakan, saya tertular jamur tadi dari kotoran burung merpati. Saya dahulu memang biasa memelihara burung merpati," tuturnya kepada .

Deritanya ternyata belum berhenti sampai di situ. Kasus meningo-ensefalitis yang dideritanya sudah cukup parah. Ia mengalami kelebihan cairan otak, karena aquaduct yang menyalurkan cairan otak tersumbat. Inilah yang membuat saraf mata dan tengkorak kepalanya tertekan. Jika pada balita tekanan akibat kelebihan cairan otak itu mengakibatkan membesarnya kepala karena tulang tengkorak masih lunak-yang lazim disebut sebagai hidrosefalus-maka pada orang dewasa tulang tengkorak tidak mungkin lagi melar.

Untuk mengatasi kelebihan cairan otak yang terbendung, penderita itu pun harus menjalani pembedahan otak dan dipasangi saluran untuk menyalurkan kelebihan cairan otak ke rongga perut (ventriculo-peritoneal shunt, atau VP shunt ). Celakanya, pemasangan VP shunt pertama melenceng, sehingga ia harus dibedah ulang. Pemasangan VP shunt kedua kembali gagal karena tersumbat, sehingga harus dikoreksi untuk ketiga kalinya.

***

AHLI bedah saraf senior FK-UI/RSCM Prof dr Padmosantjojo menyatakan, pria Jakarta tadi sebenarnya dapat dioperasi di Jakarta, tak perlu mengalami kekonyolan sampai harus dipasangi VP shunt tiga kali. Tentang mikosis (penyakit yang diakibatkan jamur) oleh C. neoformans, ia memperkirakan, pasti cukup banyak kasusnya walaupun setahun ia hanya menangani dua sampai tiga kasus meningo-ensefalitis akibat investasi (padanan kata "infeksi" untuk bakteri dan virus) jamur ini. Kemungkinan besar karena para dokter sulit menegakkan diagnosis penyakit ini.

Hal ini dibenarkan oleh Prof Dr Jan Susilo, ahli penyakit jamur dari Bagian Parasitologi FK-UI/RSCM. Tahun 1968 Prof Jan Susilo pernah meneliti dan menemukan bahwa 11 persen burung merpati di Jakarta kotorannya mengandung jamur C. neoformans. Namun hingga tahun 1980, ia hanya menemukan enam kasus penyakit akibat jamur ini di RSCM. Kemudian disusul enam kasus beberapa tahun berikutnya, dan masih ada beberapa lagi tahun-tahun terakhir ini. Persoalan penyakit jamur pada manusia dan hewan akan dibahas dalam Pertemuan Nasional II Perhimpunan Mikologi Kedokteran Manusia dan Hewan di Jakarta, 26-27 Februari ini.

"Jamur di Indonesia memang jahat sekali. Indonesia adalah surga bagi jamur, bakteri, virus dan parasit. Dengan pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging) bercak yang abnormal akibat investasi jamur ini sebenarnya sudah dapat dibaca, karena berbeda dengan tumor atau radang lainnya," kata Prof Padmosantjojo.

Dikatakan, di Indonesia kebanyakan pembawa jamur mikroskopik C. neoformans adalah burung merpati yang banyak dipelihara masyarakat. Namun, burung-burung peliharaan lain diperkirakan juga dapat menularkan jamur ini.

Kendati kasus penyakit akibat jamur dalam kotoran burung ini belum banyak dilaporkan di Indonesia, tidak ada salahnya Anda yang hobi memelihara burung berhati-hati. (irwan julianto)

3 komentar:

  1. wah informasi bermanfaat

    Artikel Militer di 3TERIA-MILITER

    Tidak hanya artikel tetapi juga hiburan, teknologi, tips dll.

    BalasHapus
  2. terimakasih banyak untuk artikel ini, informasi yang bermanfaat.

    BalasHapus
  3. Burung sy sering sy kasih makan sentrat .... apa jg msh berbahaya ya

    BalasHapus