Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Rabu, 27 Oktober 2010

IKATAN BATIN AYAH DAN ANAK

Saat saya menelepon, Ian Watson sedang menggendong anak laki-lakinya yang baru berumur 9 hari, Trent. "Ini, aku sedang menggendongnya. Ia sedang asyik mengisap-isap jariku ... ha ... ha ... aku sungguh menikmati saat-saat seperti ini." Ia terus bercerita tentang bayinya sementara saya terpana mendengar betapa ia begitu menikmati momen berharga itu. Kata-kata saja tak dapat melukiskan betapa nada suaranya mencerminkan kedalaman emosi dari seorang ayah yang mengasihi anaknya.

Watson sedang mengalami apa yang selama ini hanya dinikmati kaum wanita: bahwa berdekatan dengan bayi kita rasanya seperti orang jatuh cinta, bahkan terkadang juga romantis. Memang selama ini hubungan seperti itu hanya umum dimiliki kaum ibu, tapi sesungguhnya para ayah pun bisa menikmatinya bila diberi kesempatan.

Prosesnya bisa dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan, saat pertama kali sang ayah mendengar detak jantung atau merasakan gerakan si bayi. Bagi kebanyakan pria, saat kelahiran merupakan momen yang sangat penting. Seorang ayah bernama Steve Milligan berkata,"Saat perawat mengulurkan benda asing ini ke tanganku, aku merasakan sesuatu yang luar biasa ... wow! Ini anakku!"

Tidak semua ayah bisa langsung merasakan hubungan yang dekat dengan anaknya. Sekalipun itu terjadi, biasanya akan bercampur dengan perasaan-perasaan lain, seperti ketakjuban akan peristiwa kelahiran, kelegaaan karena segala sesuatu berjalan lancar, dan kelelahan yang sangat. Seperti dalam kasus Ian Hobbes yang menanti proses kelahiran selama 30 jam yang kemudian diakhiri dengan operasi Caesar, ia berkata,"Saya tidak jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Perawat mengulurkan bayi itu padaku dan aku terkejut setengah mati,'Wha! Apa ini?"

Bayi Anda memang adalah orang asing kecil. Anda sudah tahu bahwa ia akan datang, bahwa ia akan menjadi bagian dari hidup Anda, tetapi ia tetaplah pribadi yang baru, yang belum Anda kenal betul. Lalu, bagaimana kita bisa memiliki ikatan kasih dengannya? Kita memerlukan proses mengenal pribadi mungil yang punya banyak kemiripan dengan kita itu. Bagaimana caranya?

Setiap orang berpikir bahwa kaum ibu selalu punya ikatan batin dengan anaknya, dan memang kebanyakan demikian. Jadi, coba pikirkan apa yang biasanya dilakukan kaum ibu. Ia merawat bayi Anda, mengganti popoknya, memandikannya, menggendongnya ke mana-mana, membuai atau mengajaknya jalan-jalan, dan terkadang tidur di sisinya. Tahukah Anda hal paling hakiki apa yang ada dalam setiap kegiatan itu? Benar, semua itu melibatkan adanya sentuhan.

Jadi, kontak fisik juga adalah satu kunci bagi para ayah yang ingin memiliki kontak batin dengan anaknya. Yang dibutuhkan bukan hanya pikiran, tapi juga kesediaan untuk merasakan bagaimana buaian yang paling disenangi si kecil, bagaimana si kecil mencium sesuatu, bagaimana ia merespon dunia di sekitarnya. Seorang ayah dapat "menemukan" hal-hal ini dengan cara melakukan apa yang biasanya dilakukan para ibu (kecuali menyusui tentunya!).

Karena bayinya baru berumur 7 hari, Ian Hobbes sedang sibuk-sibuknya ikut membantu merawat si kecil, dan semakin hari ia merasa semakin menikmatinya. "Saya menepuk punggungnya habis minum sampai bersendawa, berjalan keliling ruangan sambil menggendongnya dan menunjukkan barang-barang kepadanya," demikian ujarnya. "Semakin lama saya berada dekat dengan Ben, saya pun semakin mengenalnya sebagai pribadi yang unik. Ia pun sepertinya juga mulai mengenali bahwa aku ini ayahnya."

Pengalaman para ayah di atas, yang semakin merasakan adanya ikatan batin dengan anaknya, juga dapat Anda miliki. Tak banyak persyaratan yang harus dipenuhi agar kita memiliki keintiman dengan bayi kita. Kedekatan seperti itu bisa dibangun melalui melakukan kegiatan sehari-hari. Jadi, mulailah ikut mengganti popok bayi Anda. Rawatlah bayi Anda, habiskan banyak waktu Anda dengannya, niscaya Anda akan memiliki kontak batin dengannya, dan benar-benar mengenalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar