Daniyel Saka, seorang wartawan, merasa seperti "hilang ingatan" akhir-akhir ini. Beberapa kali, saat sedang berbicara, ia tiba-tiba tidak ingat apa yang baru saja diucapkannya. Ini ditambah dengan beberapa kejadian "hilang kesadaran". Saat sedang mengemudi pulang dan memasuki kompleks perumahan tempat tinggalnya, beberapa detik dia terlelap dan tiba-tiba sadar mobil yang dikendarainya sudah melenceng ke tengah jalan.
Yang membuatnya makin was was adalah ketika suatu pagi, saat berangkat ke kantor, dia menghentikan mobilnya di sebuah lampu merah. Yang diingatnya kemudian adalah seseorang mengetuk-ngetuk kaca jendelanya, "Pak jalan Pak, sudah hijau!"
Minggu-minggu itu Hermawan memang tidur sangat sedikit. Kesibukan peliputan Sidang Umum MPR membuat dia pulang menjelang dini hari. Praktis wartawan itu hanya tidur dua-tiga jam setiap malamnya, karena dia harus bangun pada saat kedua anaknya terbangun pagi. Mungkin juga dia terpengaruh teori seorang rekan, "Badan jangan dimanjakan. Kalau tidur terlambat, bangun pada saat seperti biasa, nanti 'kan badan akan menyesuaikan diri."
Namun rupanya tubuh tidak bisa ditelantarkan atau "ditipu". Kalau kekurangan tidur tubuh akan bereaksi. Utang tidur harus dibayar dengan tidur pula.
Dr Neil B Kavey, Direktur Pusat Penyakit Tidur pada Pusat Medis Columbia-Presbyterian di Kota New York, mengatakan sleep deprivation atau kurang tidur berpengaruh secara fisik. Kemampuan koordinasi menurun.
Kurang tidur akan mempengaruhi kepribadian dan rasa humor orang. Kurang tidur jelas mempengaruhi proses kognitif, proses berpikir orang. "Otak yang kekurangan tidur itu seperti mesin yang bekerja dengan empat silinder sedang biasanya delapan silinder. Kita memang bisa menghitung, tetapi tidak secepat biasa. Kita lebih mungkin membuat kesalahan. Ini karena mesin otak belum diisi lagi."
Mengendarai mobil dalam keadaan mengantuk atau lelah diduga menjadi salah satu sebab kecelakaan. Badan Keselamatan Lalulintas Jalan Raya Nasional AS memperkirakan di negara itu sekitar 100.000 tabrakan yang dilaporkan polisi tiap tahunnya berhubungan dengan rasa kantuk/lelah sebagai faktor penyebab utama, sekitar 1,5 persen dari jumlah kecelakaan lalulintas.
Proses anabolik
Rahasia pentingnya tidur belum seluruhnya dapat dibuka oleh para ahli. Yang jelas, kata Dr Kavey, tidur itu proses anabolik, atau pembuatan jaringan tubuh, dan diperkirakan tidur itu mengembalikan pasokan energi tubuh yang terkuras oleh aktivitas sepanjang hari.
Tidur adalah juga saat tubuh melakukan sebagian besar dari pekerjaannya memperbaiki jaringan otot. Juga diketahui bahwa hormon pertumbuhan dikeluarkan pada saat tidur. Hormon ini penting bagi pertumbuhan pada anak-anak, tetapi juga penting pada masa dewasa untuk membangun kembali jaringan.
Tidur juga adalah saat untuk memulihkan energi mental. Sepanjang hari manusia berpikir dan menciptakan, dan itu menghabiskan cadangan energi, yang harus dipulihkan dengan tidur.
Apa sebenarnya yang terjadi ketika kita tidur? Begitu kita tertidur, kita mengalami siklus-siklus 90 menit tidur non-REM dan tidur REM (Rapid Eye Movement). Tidur non-REM atau tidur Delta itu mendominasi bagian pertama tidur malam kita, sedang tidur REM di mana kita bermimpi mendominasi bagian kedua tidur. Jumlah tidur Delta cenderung berkurang menurut usia.
Dengan menggunakan EEG (electroencephalogram) yang mengukur gelombang otak, para peneliti menemukan bahwa kebanyakan orang ingat mimpi mereka terutama kalau mereka terbangun dari REM.
Masih misteri apakah mimpi itu dan mengapa hampir tiap mamalia bermimpi. Kavey menyebutkan bahwa beberapa ahli yakin bahwa mimpi itu sebenarnya adalah semacam proses pembersihan. Ahli-ahli lain berpendapat bahwa mimpi dimaksud untuk berfungsi membantu mengatur kembali dan menyimpan informasi psikologis yang diterima sepanjang hari.
Pada saat tidur REM itu, menurut National Sleep Foundation di AS, otak secara aktif melumpuhkan tubuh, mengirim sinyal-sinyal pada otot-otot di anggota tubuh, wajah dan mulut yang mencegah kita memerankan mimpi kita, tak peduli betapa nyata mimpi itu terasa bagi kita. Kalau kita berbicara atau berjalan dalam tidur, kerap kali itu karena otak, untuk alasan-alasan yang belum diketahui pasti, gagal dalam upayanya mengirim sinyal-sinyal melumpuhkan itu. Kadang-kadang, Anda mungkin terbangun sebelum kelumpuhan sementara itu berakhir. Jangan khawatir, itu akan berlalu dalam sekejap.
Mirip penuaan
Walau tampaknya bukan masalah berat, kurang tidur tidak bisa disepelekan. Pekan lalu Reuters melaporkan bahwa para peneliti menemukan bahwa kurang tidur bisa mengacaukan metabolisme tubuh dan mungkin mempercepat terjadinya penyakit yang ada hubungannya dengan usia seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan berkurangnya ingatan.
"Kami duga bahwa kurang tidur yang kronis tidak hanya mempercepat terjadinya tetapi dapat juga meningkatkan keparahan penyakit yang ada hubungannya dengan usia seperti diabetes, hipertensi, obesitas dan berkurangnya ingatan," katanya.
Kurang tidur bisa disebabkan oleh tuntutan atau stres pekerjaan seperti yang dialami Hermawan yang wartawan itu. Namun ada sejumlah penyakit gangguan tidur yang bisa menyebabkan keadaan utang tidur itu. Insomnia atau kesulitan untuk tertidur yang diderita dalam waktu yang lama adalah salah satunya. Penyebabnya bisa beberapa faktor seperti masalah kejiwaan, stres yang terus-menerus, kurang olahraga atau penyakit fisik tertentu. Gangguan tidur lainnya adalah yang disebut narkolepsi, suatu penyakit tidur yang jarang terjadi. Salah satu indikasinya adalah rasa kantuk yang berlebihan, rasa lelah yang tak berkesudahan yang bisa menyebabkan orang tiba-tiba jatuh tidur, tak peduli tempat atau sedang melakukan apa. Gangguan lain ada yang berupa sindroma anggota tubuh bergerak-gerak tanpa sengaja pada saat tidur.
Kalau kurang tidur seperti yang dialami Hermawan bisa diatasi dengan membayar utang tidur, penyakit gangguan tidur memerlukan bantuan dokter untuk mengatasinya. Untuk mendapat gambaran apakah Anda cukup tidur, jawablah pernyataan berikut yang berlaku sepanjang setahun lalu. Apakah saya sulit jatuh tertidur, saya terlalu banyak pikiran untuk bisa tertidur, kalau terbangun malam hari saya tidak bisa kembali tidur, saya tidak bisa santai karena banyak kekhawatiran, bahkan setelah tidur semalaman saya merasa lelah pada pagi hari, perlu waktu lebih dari setengah jam bagi saya untuk jatuh tertidur, badan saya kaku-kaku pada pagi hari, saya merasa bahwa saya bermimpi sepanjang malam?
Kalau satu atau lebih pernyataan berlaku bagi Anda, saatnya membicarakan masalah tidur Anda dengan dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar