Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan Hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan

Rabu, 27 Oktober 2010

CALON JEMAAH HAJI PERLU VAKSINASI MENINGITIS

Bulan ini saat-saat menunaikan ibadah haji. Beberapa waktu sebelumnya, melalui siaran televisi, pemerintah menganjurkan agar setiap calon jemaah haji memperoleh vaksinasi untuk mencegah terjangkitnya penyakit meningitis atau radang selaput otak.

Penyakit yang menyerang selaput otak ini memang bisa berakibat fatal atau meninggalkan kecacatan (menyerupai cacat mental), meskipun pada umumnya si penderita bisa disembuhkan secara total.

Selain meningitis, ada lagi penyakit sejenis yang lebih membahayakan yakni meningoensefalitis, berupa radang pada otak dengan penyebab bermacam kuman yang semula menyerang bagian meninges (selaput otak) kemudian ke substansi otak.

Penyakit radang otak meningitis bisa disebabkan oleh kuman nonspesifik seperti strastokok, pneumokok, hemofilus influenza, neisseria meningokok, atau kuman spesifik seperti tuberkulosis (TBC), virus, jamur, dan protozoa.

Jenis meningitis yang dilaporkan menyerang para jemaah haji, dan dianggap sebagai "kasus impor" karena tidak ditemukan di Indonesia (pada pemeriksaan klinis maupun laboratoris), adalah meningitis meningokok (meningococcal meningitis).

Selama ini di Indonesia baru dilaporkan satu kasus biakan positif pada anak (1976). Namun biakan pada cairan likuor pada penderita dewasa sampai saat ini tidak pernah ditemukan kuman. Kemungkinan itu karena sebagian sudah terobati atau terlambat datang ke rumah sakit.

Meningitis meningokok menular melalui kontak langsung dengan bakteri lewat sekret hidung atau tenggorokan penderita melalui droplet infection atau percikan ludah. Umumnya penularan lebih sering terjadi melalui karier (pembawa) daripada langsung dari si penderita. Menurut laporan siaran televisi, kebanyakan karier diduga di antara para jemaah haji asal Afrika.

Dari Afrika

Selaput otak atau meninges terdiri atas 3 selaput jaringan ikat yang membungkus dan melindungi otak serta sumsum tulang belakang yang lunak. Ketiga selaput yang dinamai pia mater, arakhnoid, dan dura mater, itu berupa selaput terpisah tapi berkesinambungan dari dalam ke luar. Lapisan-lapisan tersebut menutup otak, berupa pembuluh darah yang memberi makan jaringan saraf. Selaput itu juga mencegah masuknya bahan-bahan yang merugikan otak.

Apa pun penyebabnya, gejala peradangan otak umumnya mirip: panas tinggi, sakit kepala, mual dan muntah, disusul kaku pada tengkuk, kejang dan acap kali terjadi penurunan kesadaran. Namun pada meningitis meningokok disertai bercak-bercak perdarahan berwarna kemerahan pada kulit (rash). Bila perdarahannya banyak (echymosis), bisa membahayakan jiwa penderita (biasanya 50% meninggal).

Sejak tahun 1993 berdasarkan laporan usap tenggorok para jemaah haji, memang ditemukan karier kontak primer atau sekunder dan terjadi peningkatan karier pada tahun-tahun berikutnya.

Sebenarnya kasus meningitis yang menimpa para jemaah haji sudah mulai dilaporkan sejak 1987 sehingga pada 1988 mulai dilakukan vaksinasi pada para jemaah haji.

Kasus yang dilaporkan sebagai berikut:

Tahun Kasus Meninggal

1987 92 40
1988 2 1
1989 - -
1990 - -
1991 - -
1992 2 -
1993 5 3
1994 4 1

Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi pun mengharuskan semua orang yang mengunjungi negeri itu untuk menunaikan ibadah haji agar sebelumnya mendapatkan vaksinasi (yang bertahan 2 - 3 tahun). Setiap orang yang kembali dari Arab Saudi yang dianggap daerah endemis itu, dianjurkan makan obat Ciprofloxasin 750 mg (dosis tunggal).

Dulu para jemaah haji asal Indonesia hanya dianjurkan makan obat Sulfa atau Rifampicin yang ternyata kurang efektif. Lebih tepat apabila mereka diberi vaksinasi (immunoprofilaksis) pencegah meningitis ditambah obat khemoprofilaksi.

Selain mendapatkan vaksinasi dan obat, para jemaah haji selama mengadakan perjalanan hendaknya selalu memelihara kebersihan diri dan lingkungan. Untuk membatasi penularan dari para karier bisa digunakan masker untuk menghindari percikan ludah dari jemaah lain dan sedapat mungkin menghindari kepadatan manusia.

Pencegahan meningitis dengan vaksinasi juga dilakukan pada anak khusus untuk mencegah meningitis influenza yang merupakan jenis terbanyak yang menyerang anak.

Pada tahun 1976 - 1977 di RS Cipto Mangunkusumo pada sub-bagian anak dilaporkan terdapat 208 penderita meningitis, 80% menyerang anak berusia kurang dari 1 tahun. Biakan likuor yang diperoleh hanya 74 kasus, 1 kasus di antaranya menderita jenis neisseria meningitidis (0,6%) dari seluruh biakan. Penyakit ini menyebar secara kontak langsung melalui aliran darah. Sebagai fokus infeksinya adalah infeksi telinga, paru-paru, dan gigi.

Penyakit meningitis sebenarnya dapat menyerang siapa saja, namun dalam kenyataan kasus terbanyak pada bayi dan anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar